Friday, November 21, 2014

Tugas Sofskil pertemuan 2

1. sebutkan jenis -jenis flowchar dan perbedaannya?

Jenis-jenis Flowchart

Ada beberapa jenis flowchart diantaranya:
1.  Bagan alir sistem (systems flowchart).
2.  Bagan alir dokumen (document flowchart).
3.  Bagan alir skematik (schematic flowchart).
4.  Bagan alir program (program flowchart).
5.  Bagan alir proses (process flowchart).

SYSTEM FLOWCHART

System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.

DOCUMENT FLOWCHART

Bagan alir dokumen  (document flowchart)  atau disebut juga bagan alir formulir  (form  flowchart)  atau  paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

SCHEMATIC FLOWCHART

Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan simbol-simbol bagan alir. Penggunaan gambar-gambar  ini  memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit dan lama menggambarnya.

PROGRAM FLOWCHART

Bagan alir program  (program flowchart)  merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem.
Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program  (program logic flowchart)  dan bagan alir program komputer terinci  (detailed computer program flowchart).  Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alat- logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar berikut menunjukkan bagan alir logika program. Bagan alir program komputer terinci  (detailed computer program flow-chart) digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh pemrogram.

PROCESS FLOWCHART

Bagan alir proses  (process flowchart)  merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur.
2.Teori DFD , Jenis dan Perbedaan nya ?
TEORI :
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan system sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. 

DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. 

JENIS DAN PERBEDAAN :
1. Diagram Alur Data Fisik (DADF) 
DADF lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang ada (sistem yang lama). Penekanan dari DADF adalah bagaimana prosesproses dari sistem diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa dan dimana), termasuk proses-proses manual. 

2. Diagram Alur Data Logika (DADL) 
DADL lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan diusulkan (sistem yang baru). Untuk sistem komputerisasi, penggambaran DADL hanya menunjukkan kebutuhan proses dari system yang diusulkan secara logika, biasanya proses-proses yang digambarkan hanya merupakan proses-proses secara komputer saja. 

3. Cari siklus - siklus dalam SIA!
Siklus Dalam Sistem Informasi Akuntansi 

1.      Siklus pendapatan (Revenue)
Siklus pendapatan (revenue cycle) adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut (Romney & Steinbert, 2005).

Pada siklus pendapatan, terdapat 4 aktifitas dasar bisnis yaitu :
·         Memasukkan pesanan penjualan (sales order entry)
Siklus pendapatan dimulai dari penerimaan pesanan dari para pelanggan.
·         Mengirim pesanan (shipping)
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang dinginkan tersebut.
·         Penagihan dan piutang usaha (billing and accounts receivable)
Aktivitas dasar kketiga dalam siklus akuntansi pendapatan melibatkan penagihan ke para pelanggan dan memelihar data piutang usaha.
·         Menerima pembayaran  / kas (cash collection)
Langkah terakhir dari siklus pendapatan adalah menerima pembayaran. Yang melakukan aktivitas ini adalah kasir.


Batasan Aplikasi siklus pendapatan
Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu)
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:
·         Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan yang  jelas.
·         Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
·         Pelanggan Suatu proses bisnis harus mempunyai penerimaan hasil proses
·         Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada penerima.
·         Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
·         Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.

SubSistem / Komponen
siklus pendapatan sebenarnya terdiri atas dua subsistem utama, yaitu :
·         subsistem prosesnya pesanan penjualan.
·         subsistem penerimaan kas

DFD Aplikasi Siklus Pendapatan


2.      Siklus pengeluaran (Expediture)
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa (Romney & Steinbert, 2005).

Pada siklus pengeluaran, terdapat 3 aktivitas dasar bisnis yaitu :
·         memesan barang , persediaan, dan jasa
aktivitas pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau perlengkapan.
·         Menerima dan menyimpan barang, persediaan, dan jasa.
Aktivitas kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang dipesan.
·         Membayar untuk barang, persediaan, dan jasa.
Aktivitas ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk pembayran.

Batasan Aplikasi Siklus Pengeluaran
Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan.
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:
·         Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, keluaran yang jelas.
·         Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
·         Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
·         Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada penerima.
·         Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
·         Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.

SubSistem Siklus Pengeluaran
Subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai :
·         Setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.
·         Bagi setiap barang yang diterima, laporan ini menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran, dan jumlah barang yang diterima.
·         Membayar barang, Perlengkapa

DFD Aplikasi Siklus Pengeluaran

3.      Siklus produksi
Siklus ini mencakup kegiatan mengubah bahan mentah dan buruh menjadi produk jadi. Siklus produksi ini tidak termasuk harga pokok penjualan.
Pada siklus produksi, terdapat 4 aktivitas dasar bisnis yaitu :
·         Perancangan Produk
·         Perencanaan dan Penjadwalan
·         Operasi Produksi
·         Akuntansi Biaya

Batasan Aplikasi Siklus Produksi
Pengendalian persediaan dapat dicapai melalui catatan-catatan dan laporan-laporan persediaan yang menyajikan informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan,tingkat minimal dan maksimal persediaan. Titik order ulang dan prosedur-prosedurnya harus ditetapkan. Titik order ulang adalah tingkat persediaan dimana harus dilakukan order tambahan untuk menghindari kurangnya persediaan. Penentuan titik order ulangmensyaratkan dilakukan analisis permintaan produk, biaya setup pengorderan atau produksi,lead time pasokan atau produksi, biaya penanganan persediaan, dan biaya-biaya yang berkaitan dengan kondisi tidak adanya persediaan seperti kerugian penjualan atau penggunaan fasilitas-fasilitas produksi secara tidak efisien. Karena tujuan pengendalian persediaan adalah meminimalkan total biaya persediaan, keputusan penting yang harus di buat adalah besarnya kuantitas ekonomis setiap order pembelian yang disebut economicorder quantity (EOQ). Kuantitas order ulang harus sama dengan carrying cost dan totalordering cost.

SubSistem Aplikasi Siklus Produksi
Perancangan produk merupakan tahap awal dari sistem produksi yang bertujuan untuk merancang sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama pengerjaan, dan biaya produksi yang rendah.
Sistem Akuntansi Biaya
Tahap akhir dalam sistem produksi adalah sistem akuntansi biaya yang bertujuan yaitu :
·         Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dala produksi.
·         Menghasilkan informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dsar penentuan   harga (pricing) dan kepututusan tentang komposisi produk (product mix).
·         Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga pokok penjualan.
Jenis sistem akuntansi biaya yang umum  digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem peneentuan harga pokok proses (process costing) dan laporan yang dihasilkan sistem akuntansi biaya umumnya berupa :
·         Laporan kontrol (control report).
·         Laporan harga pokok produksi (production cost report)
Catatan akuntansi yang diselenggarakan dalam sistem akuntansi biaya adalah :
·         Jika perusahaan mengolah data biaya secara manual (noncomputerized record) :
a.      Perusahaan jasa dan manufaktur menggunakan sebuah kartu harga pokok produksi (production cost ledger) yang berfungsi sebagai kartu pembantu untuk rekening persediaan produk dalam proses.
b.       Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok pesanan, catatan ini dibuat satu halaman untuk setiap pesanan.
c.        Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok proses, catatan ini dibuat dalam satu halaman untuk setiap pusat biaya. Untuk mencatat informasi dalam catatan ini, digunakan arsip order produksi.
·         Jika perusahaan mengolah data biaya dengan menggunakan komputer :
a.      File induk (master file) dan file transaksi (transaction file).

DFD Aplikasi Siklus Produksi

4.      Siklus keuangan
Siklus ini mencakup kegiatan untuk mendapatkan laba dari investor dan kreditor dan membayar mereka kembali. Siklus ini merupakan pelaporan keuangan berupa prosedur pencatatan dan perekaman ke jurnal dan buku besar dan pencetakan laporan-laporan keuangan yang datanya diambil dari buku besar.
Sistem aplikasi dalam siklus keuangan yaitu :
·         Sistem pemilikan. 
·         Sistem catatan jurnal. 
·         Sistem pelaporan keuangan

Batasan Aplikasi Siklus Keuangan
 Siklus laporan keuangan ini menunjukkan pada kesatuan eksternal dengan meringkas data akuntansi dan menunjukkannya dalam rekening keuangan.
Organisasi mengikut sertakan tiga bentuk transaksi capital:pinjaman bank,pengeluaran obligasi, dan pengeluaran saham kapital.
Catatan akuntansi secara manual untuk capital eguiti adalah:buku besar wesel bayar, buku besar pemilik surat obliigasi(pemegang obligasi), dan buku besar pemilik saham.
Subsistem Aplikasi Siklus Keuangan
Memproses dua kejadian ekonomi, perolehan kapital dan penggunaan kapital untuk memperoleh pemilikan.

Subsistem aplikasi siklus keuangan yaitu :
·         sistem pemilikan.
·         sistem catatan jurnal.
·         Sistem pelaporan keuangan.

DFD Aplikasi Siklus Keuangan




Tugas Softskill ANALISIS SISTEM UKM “Bengkel Mas Pay”

ANALISIS SISTEM UKM
“Bengkel Mas Pay”
Tentang UKM :
Bengkel mas pay merupakan UKM tempat untuk menservice kendaraan sepeda motor yang berdiri pada tahun 2005, bengkel mas pay bergerak pada bidang jasa maupun penjualan sparepart.
Pertama diterbentuk nya UKM ini hanya memiliki 4 Anggota , yaitu pemilik bengkel, 1 kasir dan 2 montir, di mana masing-masing memiliki tugas masing-masing, kasir bertugas mencatat laporan, dan montir melakukan service motor costumer.



Sistem Transaksi :
1.Costumer Datang ke Bengkel
2.Costumer melakukan service atau pembelian sparepart.
3.Costumer menanyakan sparepart yang di buthkan kepada montir.
4.Setelah pelayan memberitahukan ketersediaan barang.
5.Pelayan memberitahukan total yang di bayarkan.
6.Pelayan Membuatkan Bon dan memberi sparepart .
7.costumer mengaasih sparepart kepada montir.



Alur Transaksi :

Costumer – Montir – Kasir– Pemilik Bengkel

Tugas Montir :
Ø Memberitahukan sparepart yang di butuhkan.
Ø Melakukan service.
Tugas Kasir :
Ø Mencatat Semua  Transaksi.
Ø Mencatat Jumlah Sparepart yang keluar.
Ø Melakukan laporan.
Ø Menyetor Uang Hasil Transaksi ke Pemilik Bengkel..
Tugas Pemilik Bengkel :
Ø Mengawasi Pelayan / Pegawai.
Ø Memantau Alur Transaksi.
Ø Memantau Keuangan serta Keuntungan.
Ø Menggaji karyawan.

Informasi Masuk :
·       Data Service dan Sparepart yang di Jual
·       Data Transaksi yang terjadi
·       Data Pemasukan dan Pengeluaran
Informasi Keluar :     
·       Data Barang yang Terjual
·       Data Pembelian Sparepart.
Kelemahan Sistem :
Terjadi pemborosan terhadap arsip laporan karena tidak menggunakan komputerisasi.




Wednesday, October 15, 2014

TUGAS 2 : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

1. Perbedaan Sistem Informasi Akumtansi dan Sistem Informasi Manajemen 

Sistem Informasi Akuntansi Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Sistem informasi manajemen, adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras(hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base”.

Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal
Perbedaan SIA dan SIM :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi

2 komponen SIA
– Spesialis Informasi
– Akuntan
2. Perbedaan Akuntansi Keuangan Dan Akuntansi Manajemen
Akuntansi keuangan tentu berbeda dengan akuntansi manajemen dan juga akuntansi biaya, selain perbedaan tentu ada juga kesamaannya. Ingin tahun beda dan samanya, berikut satu ulasannya. 
                                             
                                               Akuntansi                                                Akutansi
NoKriteria
KeuanganManajemen
1.PemakaiPara manajer puncak dan pihak luar preusanPara manajer dan berbagai jenjang organisasi di dalam perusahaan
2.Lingkup informasiPerusahaan secara keseluruhanBagian dari perushaaan
3.Fokus informasiBerorientasi ke masa laluBerorientasi ke masa yang akan datang
4.Rentang waktuKurang fleksibel. Biasanya mencakup jangka waktu kuartalan, semesteran, dan tahunanFleksibel, bervariasi, dari harian, mingguan, bulanan bahkan sampai ada yang 10 tahun sekali
5.Kriteria bagi informasi akuntansiDibatasi oleh prinsip yang umum dan diakui / lazimTidak ada batasan, kecuali manfaat yang dapat diperoleh oleh manajemen dari informasi dibandingkan dengan pengorbanan untuk memperoleh informasi
6.Disiplin ilmuIlmu ekonomiIlmu ekonomi dan psikologi sosial
7.Isi laporanLaporan berupa ringkasan mengenai perusahaan sebagai satu kesatuan / keseluruhanLaporan bersifat rinci mengenai bagian dari perusahaan
8.Sifat informasiKetepatan informasi merupakan hal yang pentingUnsur taksiran informasi adalah besar.


    Dari tabel diatas secara garis besar akuntasi dibagi menjadi dua yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, masing-masing memiliki karakteristik tersendiri dari berbagai dimensi.
Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi pihak ekstern perusahaan, informasi yang disajikan berupa laporan neraca, rugi laba, perubahan modal, arus kas, dan catatan keuangan lainnya. Transaksi yang menjadi objek dalam akuntansi keuangan sifatnya umum menyangkut harta, utang dan modal perusahaan.
    Akuntansi manajemen adalah akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan untuk pihak manajemen. Jenis informasi yang diperlukan pasti berbeda dengan informasi yang diperlukan pihak luar. Manajemen dalam hal ini terdiri dari top manajemen, middle manajemen dan lower manajemen. Umumnya informasi yang dihasilkan bersifat mendalam dan tidak dipublikasikan kepada pihak luar.
Selain perbedaan yang ada seperti yang disajikan pada tabel sebelumnya, antara akuntasi keuangan dan akuntansi menajemen memiliki persamaan, yaitu :
  1. Baik akuntansi keuangan maupun akuntansi manejemen merupakan pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan.
  2. Akuntansi keuangan dan akuntansi menajemen juga berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan akuntasi biaya mempunyai tujuan untuk menghitung biaya produksi dalam rangka menetapkan harga pokok produk baik yang dibuat secara pesanan ataupun massal dan menyusun laporan biaya guna memenuhi kepentingan manajemen.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa akuntasi biaya merupakan bagian dari akuntasi keuangan dan akuntansi manajemen karena akuntansi biaya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar dan pihak dalam perusahaan, bukan berdiri sendiri diantara akuntansi biaya dan akuntansi manajemen.
Referensi

TUGAS 1: SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT. ASURANSI BUMI ASIH JAYA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA
PT. ASURANSI  BUMI ASIH JAYA

ABSTRAK

Dari hasil pengamatan sementara terlihat bahwa sistem akuntansi pada pengelolaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya cenderung kurang baik, yang terlihat dari lambatnya proses penyusunan laporan keuangan yang disebabkan karena perhitungan aktiva lancar khususnya pada kas. Selain itu seringpula terjadi ketidaksesuaian jumlah kas dari hasil perhitungan secara manual dan bukti transaksi/dokumen dengan perhitungan yang terkomputerisasi. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara pengelolaan kas (khususnya dalam hal penerimaan kas) dengan sistem akuntansi yang ada. Selain itu terlihat pula adanya dokumen yang kurang berfungsi pada salah satu fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi penerimaan kas. Oleh karenanya diperlukan suatu analisis dan evaluasi sistem informasi pada sistem penerimaan kas PT. Asuransi Bumi Asih Jaya. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sistem informasi akuntansi penerimaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya. Hasil penelitian di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya, yaitu : Prosedur akuntansi pada sistem akuntansi penerimaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya yang meliputi fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi, dokumen yang digunakan, unsur pengendalian intern, serta prosedur penerimaan kas dapat dikatakan baik dan prosedur akuntansi pada sistem akuntansi penerimaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya telah sesuai dengan standar sistem akuntansi penerimaan kas pada umumnya karena telah memenuhi unsur-unsur fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi, dokumen yang digunakan, unsur pengendalian intern, serta prosedur penerimaan kas yang terstandardisasi. 

I.     PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 

Perkembangan industri asuransi di Indonesia dewasa ini sangat pesat. Bukan hanya pemain-pemain lama yang turut meramaikan bisnis beresiko ini, melainkan pemain-pemain baru pun mulai banyak bermunculan mendampingi perkembangan industri perbankan dan multifinance yang saat ini kerapkali memacu adrenalin pergerakan ekonomi di Indonesia. Namun meskipun demikian, hanya perusahaan asuransi yang berkinerja baik yang dapat bertahan dan tetap eksis dalam industri perasuransian di Indonesia.
Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu melancarkan tugas manajemen sangat menonjol, khususnya dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan. Itulah sebabnya akuntansi semakin banyak dipelajari oleh para usahawan dan diajarkan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Memang tidak dapat disangkal bahwa sebagian besar informasi yang diperlukan para manajer perusahaan adalah berasal dari data akuntansi. Oleh karena itu manajer moderen dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisa dan menggunakan data akuntansi.
Setiap perusahaan memerlukan dua macam informasi tentang perusahaannya, antara lain ia perlu mengetahui berapa nilai perusahaannya, dan berapa laba atau ruginya. Kedua informasi itu berguna untuk mengetahui besar modal yang tertanam dalam perusahaan, mengetahui maju mundurnya perusahaan, dasar perhitungan pajak, menjelaskan keadaan perusahaan sewaktu-waktu memerlukan kredit dari bank atau pihak lain, dasar untuk menentukan kebijakan yang akan ditempuh, dan menarik para peminat saham jika perusahaannya berbentuk perseroan terbatas.
Sistem informasi akuntansi menyajikan informasi mengenai teknik, metode dan prosedur untuk mencatat dan mengolah data akuntansi dalam rangka memperoleh pengendalian intern yang baik, pengendalian intern ini merupakan suatu sistem pengendalian yang diperoleh dengan adanya struktur organisasi yang memungkinkan adanya pembagian tugas dan sumber daya manusia yang cakap dan praktek-praktek yang sehat.
Kas merupakan uang tunai atau aktiva yang paling likuid dalam sistem akuntansi, sehingga pos kas ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari seluruh aktiva yang ada. Yang termasuk dalam kas ialah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening di bank.
Dalam sistem akuntansi pengelolaan kas memegang peranan penting bagi perusahaan yang diawali dari penerimaan kas, pengeluaran kas, hingga penyusunan laporan keuangan. Pengelolaan kas dianggap penting karena kesalahan yang terjadi pada pengelolaan kas dapat berdampak pada tingkat likuiditas perusahaan, di mana kas tersebut merupakan aktiva perusahaan yang paling likuid.
Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan pada umumnya, pada perusahaan asuransi pengelolaan kas akan banyak mempengaruhi kinerja perusahaan, terutama apabila pengelolaannya kurang tepat maka akan menimbulkan gejolak likuiditas yang mampu merobohkan perusahaan. Demikian pula dengan PT. Asuransi Bumi Asih Jaya, meskipun keberadaannya hanya bersifat kantor pemasaran, namun dalam banyak hal efisiensi perusahaan banyak tergantung pada pengelolaan kasnya. Agar dapat beratribut baik, maka PT. Asuransi Bumi Asih Jaya juga harus mengedepankan faktor likuiditas dengan memperhatikan pengelolaan kas secara baik pula.
Dari hasil pengamatan sementara terlihat bahwa sistem akuntansi pada pengelolaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya cenderung kurang baik, yang terlihat dari lambatnya proses penyusunan laporan keuangan yang disebabkan karena perhitungan aktiva lancar khususnya pada kas. Selain itu seringpula terjadi ketidaksesuaian jumlah kas dari hasil perhitungan secara manual dan bukti transaksi/dokumen dengan perhitungan yang terkomputerisasi. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara pengelolaan kas (khususnya dalam hal penerimaan kas) dengan sistem akuntansi yang ada. Selain itu terlihat pula adanya dokumen yang kurang berfungsi pada salah satu fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi penerimaan kas. Oleh karenanya diperlukan suatu analisis dan evaluasi sistem informasi pada sistem penerimaan kas PT. Asuransi Bumi Asih Jaya.

1.2 Perumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di muka, maka dapat dirumuskan pokok masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini, yaitu : “Bagaimanakah sistem informasi akuntansi penerimaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya ?”.

1.3 Tujuan Penulisan 
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sistem informasi akuntansi penerimaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya.

II. LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1 Sistem 

Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 2001:2).
Menurut Krismiaji (2002:1) sistem adalah serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan-tujuan tertentu.
Dari serangkaian uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang dikoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.2 Sistem dan Prosedur Akuntansi 
Pengertian akuntansi menurut Glos dalam Swastha (1997:314) adalah pencatatan, penggolongan, dan peringkasan bisnis, serta penginterpretasian informasi yang telah disusun.
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001:3).
Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan.

2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi 
Tugas pengolahan data perusahaan dilaksanakan oleh sistem informasi akuntansi (SIA) yang mengumpulkan data kegiatan perusahaan lalu memprosesnya menjadi informasi yang berguna bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan, kecuali pesaing. Dengan jenis kegiatan yang demikian, akhirnya dapat diketahui beberapa karakteristik sistem informasi akuntansi yaitu melaksanakan tugas yang diperlukan, berpegang pada prosedur standar, menangani data yang rinci, berfokus pada data masa lampau, dan menyediakan informasi pemecah masalah yang minimal (Umar, 1998:9).
Kedudukan kas di dalam sistem akuntansi yaitu sebagai uang tunai yang paling likuid, sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aktiva. Yang termasuk dalam kas ialah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank. Oleh karena kas ini merupakan aktiva yang paling likuid, maka kas bersama-sama aktiva lancar lainnya dijadikan sebagai indikator tingkat likuiditas perusahaan.

2.2 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang 
Dalam perusahaan asuransi penerimaan kas yang bersumber dari premi diperlakukan sama halnya dengan penerimaan kas yang bersumber dari piutang pada perbankan. Hal ini disebabkan karena proses pembayaran premi dilakukan secara kontinyu dalam suatu periode waktu sama dengan proses pembayaran kredit pada perbankan. Oleh karena itu perlakuannya dalam sistem akuntansi penerimaan kas dipersamakan dengan penerimaan kas dari piutang.
Berdasarkan sistem akuntansi yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang tidak berhak menerimanya. Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara :  melalui penagih perusahaan dan melalui pos

2.2.1 Fungsi yang Terkait 
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang menurut Mulyadi (2001:487) antara lain:
1. Fungsi sekretariat
Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan (remittance ad-vice) melalui pos dari para debitur perusahaan.
2. Fungsi penagihan
Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur melalui penagih perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
3. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan). Fungsi kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
4. Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.
5. Fungsi pemeriksa intern
Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi pemeriksa intern bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik. Di samping itu, fungsi pemeriksa intern bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.

2.2.2 Dokumen yang Digunakan 
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang menurut Mulyadi (2001:488) adalah :
1.    Surat pemberitahuan
2.    Daftar surat pemberitahuan
3.    Bukti setor bank
4.    Kuitansi

2.2.3 Unsur Pengendalian Intern 
Yang termasuk dalam unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang menurut Mulyadi (2001:490) antara lain :
1. Organisasi
a. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.
b. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
b. Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (bagian piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.
3. Praktik yang Sehat
a.       Hasil penghitungan kas harus direkam dalam berita cara penghitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera.
b.      Para penagih dan kasir harus diasuransikan (fidelity bond insurance).
c.       Kas dalam perjalanan (baik yang ada di tangan Bagian Kasa maupun di tangan penagih perusahaan) harus diasuransikan (cash-in-safe dan cash-in-transit insurance).

2.2.4 Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang 
1. Sistem penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan
Penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan prosedur berikut :
a.       Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan.
b.      Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
c.       Bagian penagihan menerima kas dan surat pemberitahuan (remmit-tance advice) dari debitur.
d.      Bagian penagihan menyerahkan kas kepada bagian kasa.
e.       Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
f.       Bagian kasa mengirim kuitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur.
g.      Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang.
h.      Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.
2. Sistem penerimaan kas dari piutang melalui pos
Sistem penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini :
a.       Bagian penagihan mengirimkan faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi kredit terjadi.
b.      Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuan melalui pos.
c.       Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan (remmittance advice) dari debitur.
d.      Bagian sekretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa.
e.       Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
f.       Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima pembayaran dari debitur.
g.      Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek tersebut dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang.
h.      Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.

III. METODOLOGI 
Metode penelitian yang digunakan adalah riset lapangan dengan melakukan wawancara langsung dengan direktur dan karyawan-karyawan, khususnya bagian keuangan da akuntansi. Selain itu melakukan pengamatan pada kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, khususnya pada alur penerimaan kas.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang peroleh secara langsung dari perusahaan yang berupa copy bukti-bukti transaksi perusahaan.
Untuk menganalisis data-data yang terkumpul, digunakan metode analisa deskriptif yang bertujuan agar dapat menggambarkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sistem informasi penerimaan kas.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
Pada perusahaan asuransi penerimaan kas yang bersumber dari premi diperlakukan sama halnya dengan penerimaan kas yang bersumber dari piutang pada perbankan. Hal ini disebabkan karena proses pembayaran premi dilakukan secara kontinyu dalam suatu periode waktu sama dengan proses pembayaran kredit pada perbankan. Oleh karena itu perlakuannya dalam sistem akuntansi penerimaan kas dipersamakan dengan penerimaan kas dari piutang.

4.1 Fungsi yang Terkait Pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya 
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari antara lain fungsi sekretariat, fungsi penagihan, fungsi kas, fungsi akuntansi, dan fungsi pemeriksa intern. Berikut ini adalah penjelasannya :

1. Fungsi Sekretariat (Divisi Keuangan/Investasi dan Sekretariat)
Fungsi sekretariat di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya dilaksanakan oleh Divisi Keuangan/Investasi
2. Fungsi Penagihan (Divisi TI dan Penagihan)
PT. Asuransi Bumi Asih Jaya di samping melakukan penerimaan premi secara langsung juga melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur melalui penagih perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih.
3. Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan kas dari fungsi Divisi Keuangan/Investasi dan Sekretariat atau fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan). Fungsi kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.
5. Fungsi Pemeriksa Intern
Dalam struktur organisasi PT. Asuransi Bumi Asih Jaya fungsi pemeriksa intern berada di tangan Divisi Internal Audit/Akuntansi

4.2 Dokumen yang Digunakan dan Catatan Akuntansi Pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya
 Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya antara lain :
1. Daftar Persetujuan Penerbitan Polis
2. Dokumen Penagihan/Debit Penagihan
3. Kuitansi/Bukti Penerimaan
4.    Bukti Setor Bank
5. Daftar Cetakan Kuitansi Premi
Adapun catatan-catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi penerimaan kas yang terjadi pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya antara lain yaitu : Jurnal Penerimaan Kas, Lembar Kas Harian, dan Neraca Lajur.

4.3 Prosedur Akuntansi Pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya
Secara umum ada dua prosedur akuntansi pada sistem akuntansi penerimaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya yaitu secara langsung (melalui kasir/bank) dan sistem penerimaan kas dari piutang melalui penagihan. Berikut ini adalah penjelasannya :

1. Sistem penerimaan kas secara langsung (melalui kasir/bank)
Sistem penerimaan kas secara langsung (melalui kasir/bank) dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Berdasarkan Daftar Persetujuan Penerbitan Polis, maka nasabah dapat langsung melakukan pembayaran premi atas kepesertaan asuransi baik Askol maupun Asper pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya melalui :
1) Kasir/Kassa PT. Asuransi Bumi Asih Jaya
Atas pembayaran pada Kasir/Kassa PT. Asuransi Bumi Asih Jaya maka nasabah memperoleh bukti transaksi berupa Kuitansi/Bukti Penerimaan kas. Dokumen ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para nasabah yang telah melakukan pembayaran premi atas kepesertaan asuransi baik Askol maupun Asper pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya. Bukti penerimaan kas diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas dan lembar kas harian. Bersamaan dengan itu diterbitkan pula Daftar Pengiriman Surat Permintaan.
2) Setor Bank Mitra PT. Asuransi Bumi Asih Jaya
Atas pembayaran melalui setor bank maka nasabah memperoleh bukti transaksi berupa bukti setor bank. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetor kas yang diterima ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas dan lembar kas harian. Setelah itu diterbitkan pula Daftar Pengiriman Surat Permintaan.
b. Berdasarkan bukti transaksi tersebut (kuitansi bukti penerimaan/bukti setor bank) dan Daftar Pengiriman Surat Permintaan, kemudian dibuatlah Daftar Cetakan Kuitansi Premi. Dalam Daftar Cetakan Kuitansi Premi terdapat sejumlah data cetak yang berisi identitas kuitansi premi yang tercatat dalam setiap hari transaksi di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya. Detailnya isi dari Daftar Cetakan Kuitansi Premi antara lain kantor, nomor polis, bulan kuitansi, tanggal cetak kuitansi, tanggal BK, besar premi, status kuitansi, nomor BK, dan kode Cs, identitas penerima dan yang menyerahkan.
c. Setiap akhir bulan setiap transaksi penerimaan kas dicatat dalam neraca lajur oleh Divisi Internal Audit/Akuntansi khususnya pada Bagian Akuntansi PT. Asuransi Bumi Asih Jaya.

2. Sistem penerimaan kas dari piutang melalui penagihan
Sistem penerimaan kas dari piutang premi melalui penagihan dijelaskan sebagai berikut :
a.       Bagian piutang (Bagian Akuntansi pada Divisi Internal Audit/Akuntansi) PT. Asuransi Bumi Asih Jaya memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan. Di samping melakukan penerimaan premi secara langsung juga melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur melalui penagih perusahaan atau melalui pos, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih
b.      Bagian penagihan mengirimkan dokumen penagihan melalui karyawan penagih atau melalui pos, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
c. Berdasarkan Dokumen Penagihan/Debit Penagihan, maka nasabah dapat langsung melakukan pembayaran utang premi atas kepesertaan asuransi baik Askol maupun Asper pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya melalui :
1) Langsung Melalui Kasir/Kassa PT. Asuransi Bumi Asih Jaya
Atas pembayaran pada Kasir/Kassa PT. Asuransi Bumi Asih Jaya maka nasabah memperoleh bukti transaksi berupa Kuitansi/Bukti Penerimaan kas dari piutang melalui penagihan. Dokumen ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan merupakan bukti penerimaan kas dari piutang melalui penagihan yang dibuat oleh perusahaan bagi para nasabah yang telah melakukan pembayaran utang premi atas kepesertaan asuransi baik Askol maupun Asper pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya. Bukti penerimaan kas dari piutang melalui penagihan diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang melalui penagihan ke dalam jurnal penerimaan kas dan lembar kas harian. Bersamaan dengan itu diterbitkan pula Daftar Pengiriman Surat Permintaan.
2) Setor Bank Mitra PT. Asuransi Bumi Asih Jaya
Atas pembayaran melalui setor bank maka nasabah memperoleh bukti transaksi berupa bukti setor bank. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetor kas dari piutang melalui penagihan yang diterima ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas dari piutang melalui penagihan ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang melalui penagihan ke dalam jurnal penerimaan kas dan lembar kas harian. Setelah itu diterbitkan pula Daftar Pengiriman Surat Permintaan.
d. Berdasarkan bukti transaksi tersebut (kuitansi bukti penerimaan/bukti setor bank) dan Daftar Pengiriman Surat Permintaan, kemudian dibuatlah Daftar Cetakan Kuitansi Premi. Dalam Daftar Cetakan Kuitansi Premi terdapat sejumlah data cetak yang berisi identitas kuitansi premi yang tercatat dalam setiap hari transaksi di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya. Detailnya isi dari Daftar Cetakan Kuitansi Premi antara lain kantor, nomor polis, bulan kuitansi, tanggal cetak kuitansi, tanggal BK, besar premi, status kuitansi, nomor BK, dan kode Cs, identitas penerima dan yang menyerahkan. Setiap akhir bulan setiap transaksi penerimaan kas dari piutang melalui penagihan dicatat dalam neraca lajur oleh Divisi Internal Audit/Akuntansi khususnya pada Bagian Akuntansi PT. Asuransi Bumi Asih Jaya.
Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur akuntansi pada sistem akuntansi penerimaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya berikut ini flowchartnya :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6lV7syLAzLYoxQcfKqLb1mKKpi903_WnW5Fq2jBTm2BhOkaQbc0pGAqGJCfMDUIyz87PPbHu_-64JqILQ7p9aRwK6huGVrPtiSNYWZx-n9mrd_GpD7FTW1J8soFztWdTrpExqZy-37RuF/s320/1.JPG
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0p0fxXBDK34EOwE8LDe4ruayZ0qLOK4dc62uTYZ3SVRjh3I5CPVzLYHJyZVwfqPCbOEcMhyMEz3wxF0jwoF__kAaaBPzjPTyPHd-PtVi1xIVFOsGj_pOBuhNvUAOpNnsOuLLvK0VZLd2I/s320/2.JPG
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFEpnewBCMUkNbQqG55Bvvxrbl9Dxs4U7Z-b4CnSWdamT2DRvmlY7IK2AWnwDKyxCTIN8SXKansYO1k2IPcNOR1RphZQiifcK1FfYE7eSgaPz8l_Ve88WA2eqtIAgsKAsKflBicRi36-9L/s320/fisik.JPG
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm8b7EFh98BwHTynNe2fFAKHLMOaq4yXolona0GFYgW4PaRThNSHSvqMKDIKgcLeFMdF5ZZflIAnBn-QfQOP-nF8q9MlMnXgj_kn2NyySRUMio4YxPV5Umx0X3AHaUBcr-kQiMrwBATjAm/s320/pos.JPG

4.4 Unsur Pengendalian Intern Pada Sistem Akuntansi Penerimaan Kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya
 Adapun yang termasuk dalam unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi penerimaan kas pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya antara lain yaitu :
1. Pengorganisasian
Sebagai unsur pengendalian intern perusahaan, secara umum fungsi akuntansi pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya terpisah secara struktural maupun organisasional dengan fungsi kas dan fungsi penagihan perusahaan.
PT. Asuransi Bumi Asih Jaya melakukan penerimaan premi secara langsung juga melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur melalui penagih perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dalam hal ini di bawah kendali Divisi TI dan Penagihan. Sedangkan fungsi Kas bertanggung jawab atas penerimaan cek/kas dari fungsi Divisi Keuangan/Investasi dan Sekretariat atau fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan). Fungsi kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. Dalam struktur organisasi PT. Asuransi Bumi Asih Jaya fungsi akuntansi berada di tangan Bagian Akuntansi di bawah kendali Divisi Internal Audit/Akuntansi.
Dengan terpisahnya organisasi fungsi akuntansi secara struktural maupun organisasional dengan fungsi kas dan fungsi penagihan perusahaan akan mempersulit ruang gerak karyawan untuk memanipulasi data karena akan melibatkan banyak pihak. Dengan demikian maka pengendalian intern secara organisasional dapat dikatakan efektif untuk mencegah penyimpangan dan manipulasi data keuangan. Namun demikian terpisahnya organisasi fungsi tersebut justru akan mengurangi efisiensi, meskipun hal ini jauh akan lebih efisien daripada terjadi penyimpangan dan manipulasi data keuangan yang dapat merugikan perusahaan

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Dalam hal unsur pengendalian intern perusahaan berupa sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pada PT. Asuransi Bumi Asih Jaya, fungsi penagihan melakukan penagihan premi hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Dengan kondisi yang demikian maka otorisasi penagihan dari fungsi penagihan akan ada karena adanya otorisasi fungsi akuntansi. Fungsi penagihan tidak dapat menyelewengkan sejumlah dana dari hasil penagihan karena harus mempertanggungjawabkannya pada fungsi akuntansi. Demikian pula sebaliknya fungsi akuntansi tidak dapat melakukan penagihan tanpa fungsi penagihan.Penyelewengan mungkin akan muncul apabila ada kerjasama antara fungsi akuntansi dan fungsi penagihan. Kondisi ini harus segera dicermati secara lebih seksama dengan melibatkan pihak lain dalam pemeriksaan dan pengawasan yang memiliki otorisasi yang kuat.

3. Praktik yang Sehat
Dari hasil observasi mengenai praktik akuntansi penerimaan kas terlihat bahwa hasil penghitungan kas dicatat pada Jurnal Penerimaan Kas, Lembar Kas Harian, dan Neraca Lajur dan disetor penuh ke bank dengan segera. Jika perusahaan menerapkan kebijakan bahwa semua kas yang diterima disetor penuh ke bank dengan segera, maka kas yang ada di tangan Bagian Kasir pada suatu saat terdiri setoran dalam perjalanan (deposit in transit). Secara periodik fungsi pemeriksa intern melakukan penghitungan kas dan hasil perhitungan tersebut direkam dalam suatu dokumen yang disebut berita acara penghitungan kas. Selesai dihitung, kas tersebut segera disetor ke bank dalam jumlah penuh.
Para penagih dan kasir juga diasuransikan. Manusia seringkali tergoda oleh situasi yang melingkupinya pada suatu saat tertentu. Untuk menghadapi kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan Bagian Kasir dan penagih, karyawan yang langsung berhubungan dengan uang perusahaan ini perlu diasuransikan, sehingga jika karyawan yang diserahi tanggung jawab menjaga uang tersebut melakukan kecurangan, asuransi akan menanggung risiko kerugian yang timbul.
Kas dalam perjalanan juga diasuransikan keberadaannya. Untuk melindungi kekayaan perusahaan berupa uang yang dibawa oleh penagih, perusahaan dapat menutup asuransi cash in transit. Untuk melindungi kekayaan kas yang ada di tangan Bagian Kasir, perusahaan dapat menutup asuransi cash in safe. Dengan dilaksanakannya praktik akuntansi yang sehat tersebut, maka akan mendukung efektivitas dan efisiensi perusahaan, di mana pada intinya perusahaan tidak akan dirugikan karena adanya penyelewengan yang dilakukan karyawan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5 Kesimpulan 

Beberapa simpulan yang dapat dikemukakan dari serangkaian hasil penelitian di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya, yaitu :
-  Prosedur akuntansi pada sistem akuntansi penerimaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya yang meliputi fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi, dokumen yang digunakan, unsur pengendalian intern, serta prosedur penerimaan kas dapat dikatakan baik. Pembenahan perlu dilakukan pada dokumen yang digunakan yang terlalu sederhana dan mudah untuk dipalsukan oleh karyawan.
-  Prosedur akuntansi pada sistem akuntansi penerimaan kas di PT. Asuransi Bumi Asih Jaya telah sesuai dengan standar sistem akuntansi penerimaan kas pada umumnya karena telah memenuhi unsur-unsur fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi, dokumen yang digunakan, unsur pengendalian intern, serta prosedur penerimaan kas yang terstandardisasi.

DAFTAR PUSTAKA 
Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian. Jakarta : Wedatama Widya Sastra.
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Lumbantoruan, Sophar. 1999. Akuntansi Pajak. Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit PT. Grasindo.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : BPFE.
Swastha, Basu, dkk. 1997. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta : Liberty.
Umar, Husein. 1998. Riset Akuntansi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Widjaja Tunggal, Amin. 2002. Akuntansi Perusahaan Kecil & Menengah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Wirartha, I Made 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta : Andi