Pendahuluan
Berbagai permasalahan besar dan kompleks yang dihadapi
pemerintah atau masyarakat baik yang menyangkut masalah Agama, Politik,
Ekonomi, Social, Budaya, Pertahanan, Keamanan, dan sebagainya, bila
diperhatikan secara seksama masalahnya memang selalu saling terkait satu sama
lain atau tidak ada yang berdiri sendiri. Demikian pula berbagai masalah yang
terjadi di luar negeri, ternyata langsung ataupun tidak langsung juga mempunyai
pengaruh dengan masalah dalam negeri, apalagi dalam era globalisasi ini.
Contoh-contoh yang menunjukkan bahwa berbagai masalah yang dihadapi dalam
kehidupan itu saling terkait atau berhubungan satu sama lain, memang banyak
sekali. Salah satu contoh misalnya dalam masalah bidang pendidikan, ternyata
sangat terkait dengan masalah kesejahteraan, lapangan kerja, kependudukan,
industry, ekonomi, Teknologi, transfortasi dan lain-lain.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi
manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun
karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan
bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis,
dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Dalam menghadapi lingkungan
yang semakin komplek terutama pada era globalisasi yang berdampak terhadap meningkatnya
tuntutan kemampuan bersaing bagi setiap bangsa atau Negara agar dapat tetap
bertahan atau lebih maju, maka kemampuan pendidkan dalam pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah serta kemampuan manajerial yang efektif bagi setiap
pimpinan atau manajer dari suatu organisasi yang besar, menjadi suatu tuntutan
yang harus dikuasai dengan baik.
Dengan menyadari bahwa setiap masalah itu tidak berdiri
sendiri dan selalu terkait dengan atau berhubungan dengan masalah lain, maka
berarti jika kita memecahkan masalah yang satu pasti akan berdampak terhadap
masalah yang lain. Sebagai contoh misalnya kita lihat bahwa upaya untuk menekan
harga kendaraan agar agar dapat terjangkau oleh banyak orang, pada gilirannya
akan meningkatkan jumlah kendaraan di jalan raya dan jika hal ini tidak diikuti
dengan penambahan ruas jalan maka kemacetan lalu lintas akan semakin parah.
Mengingat hampir tidak ada suatu masalah yang berdiri
sendiri, maka semua pimpinan atau manajer yang bertanggung jawab dalam suatu
organisasi diharapkan perlu menggunakan pendekatan yang menyeluruh dalam proses
pengambilan keputusan terutama dalam menentukan tujuan, mengalokasikan sumber
daya, dan membuat perencanaan. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan
harus memperhatikan semua faktor yang terkait dan keputusan yang diambil harus
ditekankan kepada upaya untuk mencapai kinerja dari keseluruhan (sistem)
organisasi bukan hanya kinerja dari salah satu bagiannya. Peter Senge (1990) berkaitan dengan masalah ini
pernah mengingatkan bahwa kita harus melihat hutannya jangan hanya pohon ke
pohon. Artinya dalam menghadapi suatu persoalan kita jangan hanya memperhatikan
detailnya tetapi juga kedudukan persoalannya dalam persepektif yang lebih luas.
Dalam hal ini pendekatan sistem merupakan suatu metodologi yang akan dapat
menjawab kebutuhan tersebut.
Pada perkembangannya Maning perdana menteri Kanada menulis
tentang ‘’Pendekatan Sistem’’ dan dalam platform politiknya menyatakan : Sebuah
hubungan timbal balik ada di antara semua elemen dan para pemilih dari
masyarakat. Faktor-faktor yang utama dalam masalah-masalah umum,
kebijakan-kebijakan, keputusan-keputusan, dan program-program haruslah selalu
dipertimbangkan dan dievaluasi sebagai ketergantungan antar komponen dari
seluruh sistem.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, pada makalah ini kami
hanya akan membahas masalah perkembangan filosofi, dan teori sistem dalam
perspektif keilmuan.
Sejarah Perkembangan Teori Sistem
Kata Sistem dalam maknanya di sini, memiliki sejarah panjang
yang dapat ditelusuri kembali ke Plato (Philebus), Aristoteles (Politik) dan
Euclid (Unsur). Sistem pada saat itu berarti “total”, “orang banyak” atau
“serikat” pada zaman kuno, karena berasal dari kata kerja sunìstemi,
menyatukan, menempatkan bersama-sama. “Sistem” berarti “sesuatu untuk melihat”.
Dalam filsafat, sebelum Descartes, tidak ada kata “sistem”. Plato tidak
memiliki “sistem”. Aristoteles tidak memiliki “sistem”.[1] Pada abad ke-19 yang pertama kali mengembangkan
konsep “sistem” dalam ilmu alam adalah fisikawan Perancis Nicolas Leonard Sadi
Carnot yang belajar termodinamika. Pada tahun 1824 ia mempelajari sistem yang
ia sebut substansi kerja, yaitu struktur uap air, di mesin uap, dalam hal
kemampuan sistem untuk melakukan pekerjaan ketika panas diterapkan untuk itu.
Substansi kerja dapat dimasukkan ke dalam kontak dengan baik boiler, reservoir
dingin (aliran air dingin), atau piston (yang diterima oleh tubuh pekerja dapat
melakukan pekerjaan dengan mendorong di atasnya). Pada tahun 1850, fisikawan
Jerman Rudolf Clausius umum gambar
ini untuk memasukkan konsep lingkungan dan mulai menggunakan “Struktur yang
bekerja” istilah tersebut mengacu ke sistem.
Salah satu pelopor dari teori sistem umum adalah ahli
biologi Ludwig von Bertalanffy. Pada
1945 ia memperkenalkan model, prinsip, dan hukum yang berlaku bagi sistem umum
atau subclass mereka, terlepas dari jenis khusus mereka, sifat dari unsur-unsur
komponen mereka, dan hubungan atau ‘kekuatan’ di antara mereka. Perkembangan
yang signifikan dengan konsep sistem dilakukan olehNorbert Wiener dan Ross Ashby yang memelopori
penggunaan matematika untuk mempelajari sistem. Pada 1980-an sistem adaptif
kompleks jangka diciptakan di Santa Fe Institute interdisipliner
oleh John H. Holland, Murray Gell-Mann dan lainnya.[2]
Teori Sistem umum hadir pertama kali di dahului dengan
adanya teori cibernatika, sistem keteknikan dan bidang pengetahuan yang saling
berhubungan. Pengertian sistem mempunyai sejarah panjang, walaupun kondisi
sistem tidak mengutamakan sejarah dari pengertian yang meliputi banyak nama dan
ilustrasi. Nicolas dari cusa’s Deludo globy, Bertalanffy dan Hermann
Hasse’s Glasperlenspiel yang mengamati bahwa pengerjaan dunia di
refleksikan dalam sebuah desain yang cakap dan permainan yang abstrak. Menurut Kohler sebuah
teori sistem dimaksudkan untuk lebih mengerjakan sifat yang paling umum
seperti properti organik daripada sistem organik untuk satu derajat, permintaan
ini dipenuhi dengan teori sistem terbuka.
Kemampuan mengerjakan disebabkan oleh berbagai perkembangan
teoritis baru, epistemologis, matematis dan lain–lain. Dalam hubungannya dengan
pekerjaan eksperimen pada metabolisme dan pertumbuhan pada satu sisi dan sebuah
usaha untuk mengkongkretkan sebuah program organismik pada sisi yang lain,
teori sistem terbuka adalah sebuah lanjutan berdasar pada fakta yang biasa
bahwa organisme adalah suatu sistem terbuka. Seiring dengan perkembangan waktu
keberadaan teori sistem mulai di perhitungkan, kemudian ada usaha untuk
menginterpretasikan ilmu pengetahuan dan teori yang sebelumnya belum pernah
dilakukan, dan generalisasi yang lebih tinggi daripada yang terdapat pada ilmu
pengetahuan khusus. Teori Sistem umum ditanggapi sebagai sebuah trend
rahasia dalam berbagai disiplin. Teori sistem sering diidentikkan dengan teori cybernatika dan
control, hal ini tentu saja tidak benar. Sebab Cybernatika adalah
berpikir kesisteman yang beranggapan bahwa manusia dan masyarakat dapat
dipahami melalui kajian terhadap pesan fasilitas komunikasinya. Pemahaman akan
peran umpan balik dan dampaknya merupakan titik sentral dari pembahasan teori
sistem, Konsep kotak hitam (black box) dan negative fedd
back yang dapat digunakan untuk memahami dan memperbaiki suatu
sistem yang kompleks seperti organisasi, banyak dibahas dalam ilmu ini.Cybernatika merupakan
sebuah bagian dari sebuah teori sistem umum dan sistem merupakan
kasus spesial yang penting dari teori sistim.
Tinjauan Umum Teori Sistem
Upaya mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi perilaku organisasi umumnya berasal dari teori sistem. Seorang biolog Ludwig von Bertalanffy menyatakan bahwa teori sistem dapat dianalogikan dengan sistem yang ada pada organisme. Organisme sel itu terdiri atas sel-sel, dan sel-sel membentuk suatu molekul. Tiap bagian yang ada membentuk sistem yang terintegrasi dan terdiri dari struktur yang saling bergantungan dan bekerja secara harmonis. Tiap molekul tahu tugas masing-masing dan harus dapat bekerjasama serta memenuhi aturan yang ada. Hukum keteraturan merupakan konsep yang bersifat menyeluruh. Ide tentang keteraturan merupakan ide dasar dalam memahami dan menganalisis situasi yang kompleks.
Upaya mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi perilaku organisasi umumnya berasal dari teori sistem. Seorang biolog Ludwig von Bertalanffy menyatakan bahwa teori sistem dapat dianalogikan dengan sistem yang ada pada organisme. Organisme sel itu terdiri atas sel-sel, dan sel-sel membentuk suatu molekul. Tiap bagian yang ada membentuk sistem yang terintegrasi dan terdiri dari struktur yang saling bergantungan dan bekerja secara harmonis. Tiap molekul tahu tugas masing-masing dan harus dapat bekerjasama serta memenuhi aturan yang ada. Hukum keteraturan merupakan konsep yang bersifat menyeluruh. Ide tentang keteraturan merupakan ide dasar dalam memahami dan menganalisis situasi yang kompleks.
Teori sistem memiliki dua konsep dasar yaitu pertama, konsep
subsistem yang melihat hubungan antar bagian sebagai hubungan sebab akibat.
Konsep kedua memandang sebab jamak (multiple causation) sebagai hubungan yang
saling berkaitan yakni tiap bagian merupakan kompleks (kumpulan) yang tiap
faktornya saling berkaitan.[3]
Teori Sistem Sosial; Teori Peran, Konsep Peranan dan
hubungannya dengan Teori Sistem Sosial. Ada dua pola sistem yakni open system
(sistem terbuka) dan closed system (sistem tertutup) dalam konteks hubungan
organisasi dengan lingkungan eksternal. Suatu sistem adalah “terbuka”, jika
mempunyai transaksi dengan lingkungan mana ia berada. Transaksi antara suatu
organisasi dengan lingkungannya mencakup “input” dan “output”. Input biasanya
dalam bentuk informasi, energi, uang, pegawai, material dan perlengkapan yang
diterima organisasi dari lingkungannya. Output organisasi pada lingkungannya
dapat berbentuk macam-macam tergantung pada sifat organisasi[4] Hubungan pada tiap aspek input dan output yang ada di
sekolah dengan lingkungan yang lebih luas merupakan suatu interaksi yang
membentuk siklus yang tiada akhir.
Konsep input-output sering disebut sebagai model linear,
yaitu teori yang menjelaskan bagaimana sistem dapat dijelaskan dalam konteks
dunia nyata. Suatu teori yang beranjak dari konsep umum ke khusus yang tampak
logis, rasional dan teratur berupaya untuk mencari jawaban terhadap upaya
menghubungkan nilai input dan nilai output sehingga menghasilkan efisiensi
biaya. Dalam konteks sekolah, siswa dan guru berupaya mencapai tujuan formal
sekolah dengan keyakinan, tujuan dan harapan. Mereka akan mematuhi hukum,
aturan dan disiplin agar dapat mempertahankan diri daripada memikirkan komitmen
yang tidak jelas. Pendekatan lain dalam memahami organisasi sekolah dan
perilaku anggotanya adalah dengan berfokus pada apa yang sebenarnya terjadi.
Hal ini berpusat pada proses yang terjadi di dalam yaitu sistem organisasi yang
dipandang sebagai sistem total dari konteks yang menggambarkan seluruh pola
yang ada. Organisasi sebagai sistem yang menciptakan dan menjaga
lingkungan didalamnya memuat interaksi manusia yang kompleks (baik antar
individu maupun dalam kelompok). Organisasi sekolah, misalnya, harus dipandang
sebagai hubungan antara perilaku manusia dan konteksnya. Dengan demikian,
perilaku organisasi difokuskan pada sekolah sebagai suatu sistem.
Andrew Halpin dan Don Croft meneliti tentang iklim sekolah
yang berfokus pada karakteristik internal organisasi sekolah yang seakan
terpisah dari pengaruh lingkungan. Hal ini akan memudahkan peneliti karena
memisahkan unsur lingkungan sekolah dengan konteks yang lebih luas.
Organisasi dengan sistem terbuka dapat digambarkan seperti
fenomena nyala api lilin, sinar yang dipancarkannya akan memengaruhi kondisi
lingkungan di sekelilingnya. Daniel Griffiths mengatakan bahwa organisasi
(sistem) berada dalam lingkungan (suprasistem) yang didalamnya memuat pula sub
sistem (perangkat administrasi dalam organisasi). Batasan antar sub sistem
dibuat dengan garis putus-putus yang berarti antar bagian dapat saling menembus
(permeable). Antara subsistem yang terlibat dapat saling mempengaruhi lewat
hubungan yang interaktif dan adaptif antar komponen. Masalah yang terjadi pada
satu bagian dapat menjadi ancaman terhadap fungsi keseluruhan. Adapun
karakteristik dari sistem tertutup adalah adanya kecenderungan yang kuat untuk
bergerak mencapai suatu keseimbangan dan entropi yang statis. Sifat ini
menunjukkan adanya kebekuan atau tepatnya keseimbangan yang beku. Istilah
entropi aslinya dipergunakan dalam ilmu-ilmu fisika. Ia mempunyai pengertian
dipergunakan pada setiap sistem yang tertutup dengan tidak adanya potensi
berikutnya untuk membangkitkan daya kerja atau usaha transformasi[5]
Teori Peran
Erving Goffman menganalogikan situasi kehidupan sehari-hari dengan peran di panggung ketika menganalisis perilaku interpersonal manusia dalam organisasi. Tiap organisasi harus mengartikan peran individu yang terlibat yang dipengaruhi oleh interaksi dinamis dengan orang lain. Seperti aktor dan penonton, peran yang dijalani oleh pimpinan, misalnya dibentuk oleh harapan atasannya dan juga oleh kehadiran orang lain. Kehadiran orang lain (direktur dan orang lain) bertujuan untuk mengontrol situasi dan organisasi agar orang-orang yang terlibat berperilaku seragam (conform).
Adapun beberapa istilah mengenai peran ini sebagai berikut;
Erving Goffman menganalogikan situasi kehidupan sehari-hari dengan peran di panggung ketika menganalisis perilaku interpersonal manusia dalam organisasi. Tiap organisasi harus mengartikan peran individu yang terlibat yang dipengaruhi oleh interaksi dinamis dengan orang lain. Seperti aktor dan penonton, peran yang dijalani oleh pimpinan, misalnya dibentuk oleh harapan atasannya dan juga oleh kehadiran orang lain. Kehadiran orang lain (direktur dan orang lain) bertujuan untuk mengontrol situasi dan organisasi agar orang-orang yang terlibat berperilaku seragam (conform).
Adapun beberapa istilah mengenai peran ini sebagai berikut;
- Peran adalah konsep psikologis tentang perilaku yang timbul dalam interaksi dengan manusia lain. Tiap posisi membawa harapan tertentu bagi pelaku dan organisasi lain.
- Deskripsi peran, yaitu perilaku aktual yang ditunjukkan. Lebih tepat lagi berkaitan dengan lagi persepsi seseorang tentang perilaku yang harus dijalankan.
- Peran preskriptif merupakan ide abstrak tentang norma umum yang terdapat dalam budaya tentang peran yang diharapkan.
- Harapan peran, yaitu harapan orang lain terhadap peran yang harus dijalankan orang lain, misalnya guru terhadap kepala sekolah, kepala sekolah terhadap guru. Jika mereka berinteraksi artinya mereka memiliki harapan peran yang saling melengkapi (bersifat komplementer).
- Persepsi peran, merupakan persepsi yang dimiliki seseorang terhadap peran yang seharusnya dilakukan orang lain.
- Peran manifes (nyata) dan peran laten, hal ini berasal dari kenyataan bahwa seseorang mempunyai lebih dari satu peran. Peran manifes merupakan peran yang ditunjukkan, lainnya akan menjadi peran laten.
- Konflik peran. Hal ini dapat terjadi dan merupakan sumber dari kinerja yang tidak baik. Contoh nyata dari konflik peran yaitu dua orang tidak mampu untuk membangun hubungan yang memuaskan secara timbal balik. Hal ini bisa berasal dari banyak sebab, yang menimbulkan kebingungan antara harapan peran dan persepsi peran. Konflik peran juga dapat terjadi pada individu yang sama: harapan peran berkonflik dengan kebutuhan pribadi misalnya konflik peran pada kepala sekolah .
- Ambiguitas peran. Hal ini dapat terjadi ketika preskripsi peran mengandung elemen yang kontradiktif atau kabur.
Sebagai contoh hal ini dapat dilihat pada perbedaan kerja
antara bidang administrasi dan supervisi. Supervisor sering merasa memiliki
otoritas hirarki di atas guru. Mereka terkadang harus melawan perannya saat
harus melatih dan menghilangkan otoritasnya terhadap guru. Konflik peran dapat
menimbulkan tekanan dan ketidakpastian, yaitu suatu ketidakkonsistenan dalam
perilaku. Hal ini berdampak pada perilaku yang tidak bisa diprediksi dan tidak
bisa diantisipasi terutama bila terjadi tekanan atau konflik interpersonal.
Orang yang berada pada situasi ini akan menjadi tidak mampu menghadapi situasi
tersebut. Menghadapi situasi yang demikian kadang dilakukan dengan
penghindaran, misalnya menghindari diskusi dengan obrolan-obrolan biasa yang
tidak penting.
Trend dalam Teori Sistem
Ketika
hal baru di serukan sebagai sesuatu yang revolusioner banyak orang memakai
istilah ini untuk menandai perkembangan ilmu pengetahuan.Revolusi adalah proses
menjebol tatanan lama sampai ke akar-akarnya, kemudian menggantinya dengan
tatanan yang baru. Begitu juga yang di maksud dengan revolusi ilmu
pengetahuan atau revolusi sains muncul jika paradigma yang lama mengalami
krisis dan akhirnya orang mencampakkannya serta mencita-gunakan paradigma yang
baru yang sekiranya lebih rasional dan logis.
Menurut pendapat Kuhn revolusi ilmu
pengetahuan ditentukan oleh adanya paradigma yang mengakibatkan perubahan
konsep, sehingga ilmu pun terus berubah. Peran paradigma dalam perkembangan
ilmu penetahuan sangat penting, karena paradigma itulah yang menjiwai
sebuah konsep. Dalam hal ini masalah sistem merupakan hal yang penting dalam
pembatasan masalah pada prosedur analisis ilmu pengetahuan. Aplikasi prosedur
analisis tergantung pada dua kondisi yang pertama interaksi antara bagian yang
tidak ada atau cukup lemah untuk dibiarkan dalam tujuan penelitian tertentu.
Yang kedua dalam hubungannya dengan menerangkan perilaku bagian haruslah
linier.
Teori Sistem Klasik
Teori Sistem Klasik menambahkan matematika klasik
seperti kalkulus dengan tujuan untuk menyatakan prinsip yang digunakan pada
sistem umum atau sub kelas yang ditentukan (misalnya, sistem tertutup dan
sistem terbuka), untuk menyediakan teknik dalam penelitian dan deskripsi, serta
untuk menerapkan kasus-kasus konkret Karena sifat umum dari deskripsi tersebut.
sehingga dapat dinyatakan bahwa sifat formal tertentu akan berlaku untuk setiap
entitas sistem ( sistem terbuka, atau sistem hirarkis, dll).
Berbagai teori pendukungpun bermunculan untuk melengkapi pengaplikasian teori
sistem umum antara lain : Teori Bagian, Teori Set, Teori Grafik, Teori
Jaringan, Cibernetika, Teori Informasi, Teori Automata, Teori Permainan, Teori
Keputusan, dan Teori Pengantrian.
Arti Teori Sistem Umum
Ilmu modern dikarakterkan oleh spesialisasinya yang pernah
meningkat, diharuskan dengan banyaknya jumlah data, kompleksitas tehnik dan
struktur teoritis di semua bidang. Pada acara ini, kita merumuskan disiplin
ilmu baru yang disebut “Teori Sistem Umum”. Pemikiran teori ini mengenai
pembangunan model teoritis model kesisteman yang dasarnya terletak
diantara teori umum matematika murni dan teori disiplin ilmu tertentu. Pada
teori sistem umum, subjek masalahnya adalah pada perumusan dan derivasi
prinsip-prinsip yang valid untuk “sistem” secara umum. Arti disiplin ini dapat
dikondisikan sebagai berikut : Fisika dihubungkan dengan sistem level-level
generalitas yang berbeda. Ini diperluas dari sistem yang agak khusus, seperti
yang diaplikasikan oleh insinyur pada konstruksi jembatan atau mesin, pada
hukum khusus disiplin ilmu fisika seperti mekanik atau optik; pada hukum
generalitas besar seperti prinsip termodinamika yang diaplikasikan pada sistem
yang berbeda sifatnya secara intrisik, mekanik, kalorik, kimia atau yang lain.
Dengan mendefinisikan konsep sistem, kita akan tahu bahwa model, prinsip dan
hukum yang ada itu diaplikasikan pada sistem yang digeneralkan yang mengabaikan
jenis, elemen dan “kekuatan” khusus yang terlibat.
Tujuan Teori Sistem Umum
Teori sistem umum merupakan keseluruhan yang sampai sekarang
masih dianggap sebagai konsep yang semimetafisik dan tidak jelas. Dalam bentuk
yang berelaborasi ini akan menjadi disiplin logis matematika secara formal
tetapi dapat di aplikasikan pada berbagai ilmu empiris karena berhubungan
dengan ‘’keseluruhan yang teroganisir’’ ini akan menjadi signifikasi yang
hampir sama dengan yang dimiliki teori probabilitas untuk ilmu yang berhubungan
dengan ‘’peristiwa kesempatan’’ yang berikutnya juga adalah disiplin matematika
formal yang dapat diaplikasikan pada bidang yang paling berbeda, seperti termodinamika,
percobaan biologi dan medis, genetik, statistik asuransi hidup dan sebagainya.
Indikasi tujuan teori sistem umum, adalah sebagai berikut :
1. Ada tendensi umum melalui integrasi dalam berbagai ilmu
alam dan sosial.
2. Beberapa integrasi nampaknya menjadi pusat dalam teori
sistem umum.
3. Menjadi sarana penting untuk membidik pada teori yang
tepat dalam bidang ilmu pengetahuan nonfisik
4. Mengembangkan prinsip kesatuan yang dijalankan secara
vertikal melalui universalnya ilmu individu, teori ini membawa kita lebih dekat
pada tujuan kesatuan ilmu.
5. Lebih mengarah pada dibutuhkannya integrasi dalam
pendidikan ilmiah.
Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
Fisika konvensional hanya berkenaan dengan sistem
tertutup, yang terisolasi terhadap lingkungan. Dalam teori kimia fisis
dijelaskan reaksi-reaksi, rata-rata dan kesetimbangan kimia yang ditetapkan
dalam bejana tertutup dimana sejumlah reaktan dijadikan satu. Hukum
termodinamika menyatakan bahwa hukum tersebut hanya diterapkan pada sistem
tertutup saja. Sedangkan setiap organisme yang hidup pada dasarnya merupakan
sistem yang terbuka. Mereka mempertahankan diri dalam sebuah pemasukan dan
pengeluaran yang berkesinambungan, pembangunan dan kerusakan komponen-komponen,
tidak pernah selama hidupnya berada dalam kesetimbangan kimiawi dan
termodinamis, tapi tetap berada dalam sebuah keadaan tetap yang berbeda jauh
dengan keadaan sebelumnya. Perumusan fisika yang terjadi tidak dapat dipakai
oleh organisme hidup dengan sistem terbuka dan keadaan tetap, dan kita juga
bisa menduga bahwa karakteristik sistem kehidupan yang beraneka ragam
berlawanan asas dalam pandangan hukum-hukum fisika yang merupakan sebuah
konsekuensi dari fakta ini.
Hubungan Sebab Akibat dan Teleologi
Tujuan ilmu pengetahuan sepertinya menjadi analitis yaitu
pemecahan realitas menjadi unit-unit yang lebih kecil dan isolasi deretan
hubungan sebab akibat yang inidvidualis. Karakteristik ilmu pengetahuan modern
yang dipolakan menjadi unit-unit yang dapat dijauhkan dari hubungan sebab
akibat telah terbukti tidak mencukupi, oleh sebab itu realitas dalam semua
bidang ilmu pengetahuan, gagasan seperti keseluruhan, holistik, organisme,
gestalt dan sebagainya, semuanya menandakan bahwa kita harus berfikir dalam
terminologi sistem-sistem elemen dalam interaksi satu sama lain.
Sama halnya, gagasan teologi , terlihat seperti di luar
jangkauan ilmu pengetahuan dan menjadi tempat bermain bagi hal-hal yang
misterius, supranatural, asing bagi pengalihan ilmu pengetahuan , pemusatan
pikiran bagi para peneliti yang percuma pada alam yang diatur oleh hukum-hukum
yang tidak jelas tujuannya
Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang
memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan,
sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses
perkembangan. Dalam arti umum, teleologi merupakan sebuah studi filosofis
mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah.
Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran filosofis-religius tentang
eksistensi tujuan dan “kebijaksanaan” objektif di luarmanusia.
Beberapa Konsep Sistem.
Konsep sistem menyatakan bahwa sebuah sistem dapat
ditetapkan sebagai sekumpulan elemen atau unsur yang berdiri di dalam
interrelasi. Sistem dapat ditetapkan secara matematis dengan berbagai cara.
Sebagai ilustrasi, dapat dipilih sistem dari persamaan-persamaan diferensial
simultan. Tak ada pembicaraan masalah finalitas yang mendetail, tetapi dapat
disampaikan tipe finalitas, antara lain :
1. Teleologi statis, berarti bahwa persesuaian berguna bagi
tujuan tertentu.
2. Teleologi dinamis, berarti kelangsungan proses-proses.
Ada tiga prasyarat untuk keberadaan isomorfik dalam bidang
dan ilmu pengetahuan yang berbeda, yaitu adanya analogis-analogis, homologis,
dan penjelasan. Analogis secara ilmiah mungkin kurang bermanfaat, namun
homologis sebaliknya seringkali menghadirkan model-model bernilai, sehingga
secara luas dapat diterapkan dalam fisika. Sementara secara filsafat, bentuk
teori sistem umum dalam perkembangannya akan menggantikan apa yang
dikenal dengan teori kategori.
Kesatuan dalam Ilmu Pengetahuan
Selanjutnya seluruh hasil utama penyajian sebagai Kesatuan
Ilmu Pengetahuan dapat kita rangkum sebagai berikut :
1. Analisis prinsip sistem umum memperlihatkan banyak konsep
yang merupakan hasil dari definisi sistem atau hasil
kondisi sistem tertentu.
2. Investigasi ini merupakan prasyarat bermanfaat yang
berkaitan dengan masalah nyata dalam ilmu pengetahuan.
3. Investigasi sama pentingnya dengan filsafat ilmu
pengetahuan.
4. Fakta bahwa prinsip-prinsip diterapkan dalam sistem
secara umum.
Dari sudut pandang kita, Kesatuan dalam Ilmu
Pengetahuan memang terbukti nyata pada saat yang sama juga merupakan
aspek yang lebih kentara. Realita dalam gagasan modern merupakan suatu urutan
hirarkhis yang besar dari entitas terorganisir, mencakup seluruh tingkat dari
sistem fisika, kimia hingga biologi. Penjelasan teori sistem umum pada masa
yang akan datang, akan menjadi langkah utama terhadap penyatuan ilmu
pengetahuan, dan akan memainkan peranan sama dengan logikaAristoteles dalam
ilmu pengetahuan antiquiti. Dalam ilmu pengetahuan modern, interaksi dinamis menjadi
suatu masalah besar dalam seluruh bidang realita dan prinsip-prinsip umumnya
harus ditetapkan dengan teori sistem.
Metode-metode dalam Penelitian Sistem Umum
Metode-metode Penelitian Sistem Umum, sebagaimana
digarisbawahi oleh Ashby (1958) terdapat dua metode dalam
studi sistem :
1. Metode pertama bersifat empiriko-intuitif, metode ini
dikembangkan oleh Von Bartalanffy dan rekan-rekannya, dengan obyek amatannya
yaitu zoologi dan psikologi. Metode ini dengan mengamati berbagai sistim yang
terjadi dalam dunia yang diamati kemudian membuat pernyataan mengenai
keteraturan yang telah diamati. Metode ini memiliki keunggulan yaitu mendekati
dengan realita dan dapat dengan mudah diilustrasikan atau dijelaskan dengan
contoh-contoh yang diambil dari bidang ilmu pengetahuan individual.
2. Metode kedua mempelajari serangkaian dengan metode
deduktif, metode ini mempelajari serangkaian sistim yang dapat mungkin dan
kemudian mengurangi rangkaian tersebut menjadi ukuran yang dikehendaki. Metode
ini diikuti oleh Ashby (1958). yang meneliti tentang konsep fundamental mesin
dan menjawab pertanyaan dengan menyatakan kondisi internal dan kondisi
lingkungannya akan menentukan kondisi selanjutnya yang akan ada. Jika variabel
bersifat berkelanjutan, definisi ini berkoresponden dengan deskripsi suatu
system dinamis oleh serangkaian persamaan diferensial dengan waktu sebagai
veriabel bebas.
Teori Sistem Terbuka
Teori sistem terbuka merupakan generalisasi yang penting
dari teori fisik kinetik dan thermodinamik. Teori ini telah menghasilkan suatu
prinsip dan wawasan baru seperti misalnya prinsip equifinalitas, generalisasi
prinsip thermodinamik kedua, peningkatan keteraturan yang mungkin dalam sistem
terbuka terjadinya fenomena periodis, overshoot dan kesalahan permulaan dan
lain-lain. Konsep sistem terbuka menemukan aplikasinya dalam ilmu pengetahuan
tentang bumi, geomorphologi dan meteorologi dengan memberikan suatu
perbandingan terperinci dari suatu konsep meteorologis dan konsep organismik Bertalanffy dalam
bidang biologi.
Organisme yang dianggap sebagai Sitem Fisik
Organisme sebagai sistem terbuka. Dengan memperhatikan
organisme sebagai keseluruhan, ia menampakkan ciri-ciri sama dengan ciri sistem
pada keseimbangan menurut Zwaardemaker. Menururt pendapat Hopkins ,
“Hidup adalah satu keseimbangan dinamis di dalam sistem polyfasik”. Oleh karena
itu dibutuhkan definisi dari apa yang disebut keseimbangan tidak berubah.
Jelas, prinsip-prinsip umum seperti yang sedang dikembangkan tak dapat
memberikan penjelasan rinci tentang permasalahan tersebut, namun dapat
menunjukkan dasar-dasar fisik umum dari ciri kehidupan yang hakiki, termasuk
pengaturan diri metabolisme dan penetapan dalam perubahan komponen-komponen.
Ciri-ciri umum sistem-sistem kimia terbuka, menunjukkan bahwa, ekuilibria nyata
pada sistem tertutup dan ekuilibria tidak bergerak pada sistem-sistem terbuka
memperlihatkan kesamaan tertentu. Sistem tertutup harus mempertahankan keadaan
seimbang bebas waktu yang ditetapkan oleh maksimum entropy dan minimum bebas
energi, dimana rasio antara dua fase tetap konstan.
Model Sistem Terbuka.
Ada suatu perbedaan yang fundamental antara organisme yang
hidup dan organisme yang mati. Biasanya kita tidak memiliki kesulitan dalam
membedakan antara organisme hidup dan obyek yang mati. Dalam makluk hidup,
proses kimia dan fisik yang tidak terbatas jumlahnya sangat “teratur/terarah”,
sehingga memungkinkan suatu sistem yang hidup untuk bertahan, tumbuh,
berkembang, dan bereproduksi.
Pada bagian ini akan kita bahas mengenai mesin hidup dan
keterbatasannya. Pada abad tujuh belas, ketika Descartes mengenalkan
konsep hewan sebagai mesin, diperkenalkan pula mesin uap dan thermodinamik yang
menghasilkan adanya pandangan bahwa organisme dianggap sebagai mesin pemanas,
sehingga menghasilkan gagasan perhitungan kalori dan hal-hal lainnya. Namun
demikian organisme bukanlah suatu mesin pemanas yang mengubah energi bahan
bakar menjadi panas dan kemudian menjadi energi mekanik. Organisme adalah suatu
mesin chemodinamik yang secara langsung mengubah energi bahan bakar menjadi
kerja yang efektif, yang merupakan suatu fakta bahwa teori tindakan otot ini
didasarkan. Selanjutnya, mesin yang dapat mengatur sendiri kemudian dikenalkan,
seperti thermostat. Sehingga organisme menjadi suatu mesin cibernetik, yang
merupakan penjelasan dari homeostatis dan fenomena yang berkaitan.
Terlepas dari keberhasilannya model mesin organisme memiliki
kesulitan dan keterbatasan sebagai berikut :
1. Ada keraguan mengenai asal mula mesin khususnya dalam
pemikiran fisik. Descartes lama tidak masalah karena mesin hewannya merupakan
ciptaan Tuhan, namun bagaimanakah mesin-mesin tersebut terjadi dialam semesta
yang merupakan kejadian psiko-kimia yang tidak langsung?
2. Ada suatu masalah mengenai keteraturan setelah terjadi
gangguan arbitrer. Masalah akan timbul mengenai pengaturan dan perbaikan
setelah terjadi gangguan arbiter, mesin yang memperbaiki sendiri mungkin dapat
dibenarkan dari sudut teori automata modern tapi dapatkah suatu mesin hidup,
katakan suatu embrio atau otak dapat diprogram untuk melakukan perbaikan
sendiri setelah mengalami ganguan?
3. Struktur organisme organisme hidup melakukan pertukaran
komponen secara terus menerus melalui metabolisme, hal ini tidak bisa dilakukan
oleh mesin dengan bahan bakarnya.
Beberapa Aspek Teori Sistem dalam Biologi.
Menurut pendapat umum, terdapat perbedaan mendasar antara
“fakta-fakta yang diamati” di satu pihak yang merupakan landasan kuat ilmu
pengetahuan yang tak dapat dipertanyakan yang dikumpulkan dalam sejumlah jurnal
ilmiah yang tercetak dan “hanya teori” di pihak lain yang merupakan produk
spekulasi. Ada empat model yang mendasari di bidang metabolisme kuantitatif
yakni model-model organisme sebagai sistem terbuka, keadaan tetap homeostatis,
alometri, dan yang disebut sebagai model pertumbuhan Bertalanffy.
Model-model tersebut digunakan agak lebih luas dan dapat menggambarkan kerangka
konseptual dan juga kerangka yang lain. Adapun aspek-aspek teori sistem dalam
biologi meliputi :
1. Teori-teori tentang sistem-sistem terbuka, feedback,
allometry dan pertumbuhan dikupas dalam
hubungannya dengan aplikasi-aplikasi eksperimentalnya.
2. Sistem terbuka dan feedback berlaku luas untuk fenomena
di dalam fisiologi dan memberikan
perluasan-perluasan hakiki teori fisika.
3. Persamaan allometriks memberikan hubungan memungkinkan
paling sederhana antara ukuran tubuh dengan
proses-proses metabolik.
4. Hubungan antara ukuran tubuh dengan tingkat metabolis
mungkin terjadi : a. pada jaringan atau species yang
berbeda, b. pada perubahan kondisi fisiologis, c. pada
desain eksperimental yang berbeda.
5. Dependensi ukuran total metabolisme pada mamalia berada
di bawah kondisi-kondisi basal berbeda.
6. Dengan mempergunakan model Bertalanffy persamaan
pertumbuhan menjadi sangat sederhana.
7. Variasi-variasi musiman tingkat-tingkat metabolis dan
tingkat-tingkat pertumbuhan nampaknya menunjukkan
saling kecocokan.
Konsep Sistem pada Ilmu Pengetahuan Manusia
Adanya pandangan dasar dunia sebagai organisasi dengan
ditandai timbulnya paket disiplin ilmu baru seperti ciberkinetik, teori
informasi, teori sistem general, teori permainan, keputusan, antrian, pada
penerapan praktek, sistem analisis, sistem keteknikan, operasi penelitian dan
lain-lain. Oleh karena itu munculnya sejumlah trend konsepsi baru mendatang
perlu dipertimbangkan dan didorong oleh pandangan bahwa model robot adalah
pandangan kenyataan empiris yang berbahaya terhadap ‘’keteknikan tingkah
laku’’. Dalam penerapannya konsep robot sering di aplikasikan secara tertutup
dan terbuka dan untuk lebih memahami tentang konsep robot ada beberapa prinsip
tentang konsep yang dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Satu tuntunan konsep yaitu skema respon-stimulus /
rangsangan (skema S-R) perilaku hewan dan manusia,
dianggap sebagai respon terhadap rangsangan yang datang dari
luar.
2. Environmentalism menyatakan (menurut
skema S-R) perilaku dan kepribadian dibentuk oleh
pengaruh dari luar.
3. Prinsip keseimbangan menurut formula Freud merupakan
‘’prinsip stabilitas‘’ tentang pemeliharaan
keseimbangan homeostatis.
4.Prinsip ekonomi, menurut faedahnya dan harus dilalui
secara ekonomis yaitu pengeluaran minimum energi mental atau
vita.
Konsep dan teori ditunjukkan oleh pendekatan sistem modern
terus dikenalkan di sosiologi, seperti konsep sistem umum, umpan balik,
informasi, komunikasi, dan lain-lain. Ahli teori fungsional telah menemukan
bermacam-macam ekspresi seperti yang dipresentasikan oleh Parsons, Merton, dan
teorisi lainnya. Sementara para sejarawan berkeyakinan bahwa ilmu adalah sebuah
nomothetik penting yang mengagumkan.
Teori Sistem Umum dalam Psikologi dan Psikiatri
Beberapa tahun terakhir ini, konsep “sistem” telah mencapai
peningkatan pengaruh dalam psikologi dan psikiatri. G.W. Allport mengakhiri
re-edisi klasiknya dengan “kepribadian sebagai sistem”, Karl Menninger mendasarkan
sistem psikiatrinya pada teori sistem umum dan biologi organismik, bahkanRapaport mengatakan
”popularitas itu seperti epidemik dalam psikologi sistem terbuka”.
Konsep “molar” pada orgnisme psikofisika sebagai sistem yang
kontras dengan konsepsinya yang hanya sebagai unit “molekular”, seperti
refleks, sensasi, pusat otak, dorongan, respon penguat, ancaman, faktor, dan
lain-lain. Psikopatologi jelas menunjukkan bahwa disfungsi mental lebih
merupakan gangguan sistem daripada sebagai hilangnya fungsi tunggal. Tanpa
stimuli eksternal, organisme bukanlah sistem yang pasif tetapi merupakan sistem
aktif secara intrinsik. Sementara pada evolusi dan perkembangan, mekanisme
reaktif nampak menjadi sangat mengganggu aktivitas ritmitik lokomotor yang
primitif. Teori sistem dalam psikologi dan psikiatri bukanlah penemuan baru,
dan jika memiliki perasaan de javu seharusnya tidak
mengkontradiksikannya dan bermaksud hanya menunjukkan bahwa konsep sistem dalam
bidang ini bukan spekulasi. Pandangan dunia ilmiah hanya dapat disinggung pada
uraian sebagai brikut :
1. Konsep sistem menyediakan kerangka teoritis yang
netral secara psikofisik. Istilah fisik dan psikofisik, seperti potensi,
transmisi kimia pada sinapsis, jaringan neural, dan sebagainya tidak dapat
diaplikasikan pada fenomena mental, dan nosi psikologis juga kurang
diaplikasikan pada fenomena fisik.
2. Dualisme Cartesian antara masalah dan
pikiran tidak benar di antara cahaya
pengalaman fenomenologis langsung dan riset
modern di berbagai bidang.
3. Masalah keinginan bebas atau penentuan juga menerima arti
baru dan pasti. Ini merupakan masalah pseudo yang
dihasilkan dari kebingungan level pengalaman yang
berbeda pada epistemologi dan metafisika.
4. Tanggung jawab selalu dinilai dalam kerangka nilai
simbolik seperti yang diterima dalam masyarakat
di bawah kondisi yang diberikan.
Relativitas Katagori.
Hipotesis yang ditawarkan oleh Whofr tentang
proses kognitif seluruh manusia memiliki struktur logika biasa yang bekerja
sebelumnya dan struktur komunikasi secara bebas melalui bahasa adalah merupakan
sebuah kesalahan. Sementara menurut tesis aliran Kant, ada bentuk intuisi,
ruang dan waktu, dan katagori intelek, seperti substansi, kauslitas dan lainya
yang melibatkan universal untuk menjadi bersifat rasional. Karena itu sains,
yang berdasarkan katagori-katagori ini sama universal.Menurut Von
Uexkull, setiap makhluk hidup memisahkan diri dari keanekaragaman
obyek-obyek di sekelilingnya, sejumlah kecil karakteristik yang menyebabkan
reaksi dan ansembelnya membentuk ”sekeliling”-nya (umwelt).
Ada alasan yang sangat mendasar mengapa representasi mental
alam selalu mencerminkan aspek-aspek atau perspektif realitas. Pemikiran Bertalanffy,
paling tidak dalam oksidental dalam bahasa manusia, pada prinsipnya merupakan
makna lawan. Seperti yang dimiliki Heraclidtus, Bertalanffysedang
berfikir panas dan dingin, hitam dan putih, siang dan malam, hidup dan mati,
dijadikan dan menjadikan. Jadi kategori pengalaman dan pemikiran Bertalanffy
nampak ditentukan oleh pertamafaktor biologi dan kultural, kedua ikatan
manusia yang diikuti oleh proses antropomopisasi gambaran dunia, ketiga walaupun
deantropomopis pengetahuan hanya mencerminkan aspek-aspek tertentu atau masalah
realitas, keempat setiap aspek itu relatif kebenarannya, hal
ini menunjukkan batasan dan kemuliaan pengetahuan manusia.
Berdasarkan uraian di atas Teori Sistem Umum sebagai sebuah
trend rahasia dalam berbagai disiplin ilmu tidak muncul begitu saja tetapi
melalui perjalanan yang panjang dengan bantahan-bantahan yang muncul dan
bersifat menentang karena pada waktu itu ilmu fisika dan kimia dianggap
memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan ilmu sosial. Masalah
sistem itu penting dalam pembatasan masalah pada prosedur analisis ilmu
pengetahuan. Hal ini seharusnya diungkapkan pertama kali berawal dari ilmu-ilmu
metafisik dan pertama kali diperkenalkan oleh Von Bertalanffy melalui bukunya
General System Theory pada tahun 1928 dan merupakan awal konsep untuk memandang
dan memecahkan masalah secara integral dan holistik. Memecahkan masalah hanya
dengan satu ilmu pada waktu itu sudah tidak memadai, sehingga General System
Theory sangat populer dan diakui oleh dunia Teori sistem umum juga sering
diidentifikasi dengan teori cibernetika, sebagai sebuah teori pengendalian
mekanis dalam tehnologi dan alam, didirikan pada pengertian informasi dan
feedback. Isomorfisme dalam Ilmu Pengetahuan, bermaksud menunjukkan tujuan umum
dan beberapa konsep umum dari teori sistem umum. Pada kasus yang sederhana,
tujuan isomorfisme telah dapat dilihat seperti pada hukum eksponensial maupun
hukum logistik. Ada tiga prasyarat untuk keberadaan isomorfik dalam bidang dan
ilmu pengetahuan yang berbeda, yaitu adanya analogis-analogis, homologis, dan
penjelasan. Sementara model organisme sebagai sistem terbuka telah terbukti
bermanfaat dalam penjelmaan dan perumusan matematika berbagai fenomena hidup.
Model ini juga menghasilkan masalah-masalah alam yang fundamental. Di sisi
lain, teori sistem dalam psikologi dan psikiatri bukanlah penemuan baru yang
harus dikontradiksikan. Konsep sistem adalah pembalikan teori robotik secara
radikal. Dalam kondisi tertentu sistem terbuka mendekati suatu kondisi yang
bebas waktu yang disebut sebagai kondisi tetap/mantap.
- Perspektif Klasik[6]
Teori-teori organisasi klasik adalah teori yang berkembang
di khir abad ke- 18, yang pada peroide yang sering disebut Revolusi Industri.
Berdasarkan pengamaan yang ada, perkembangan teori organisasi tidak lepas dari
faktor lingkungan., yang meliputi aspek teknologi, sistem politik, sistem
sosial, sistem budaya,dn demografi (persebaran penduduk). Terutama yang paling
mendasar di sini adalah teknologi. Ini dapat dibuktikan dari proses lahirnya
perspektif klasik. Perspektif ini berkembang pada periode perubahan teknologi
di masa Revolusi Industri, yaitu di mulai di Inggris pada abad ke- 18.pda masa
ini lah apa yang disebut ”organisasi” dalam pengertian modern muali berkembang.
Revolusi Industri sendiri dapat diartikan sebagai titik pertama dalam sejarah
dimana manusia mulai mengenal mesin, dlam pengertian mesin produksi yang
melakukan yang mampu melakukan pekerjaan repetitif secara otomtis.
Menurut Hatch, pada periode klasik terdapat dua kelompok
besar ahli pemikir organisai. Pertama, pemikir-pemikir aliran sosiologis yang
mencoba mndeskripsikan dan menganalisis struktur organisasi dan peran-peran
didalamnya. Dan yang kedua, pemikir-pemikir aliran administrasi dan manajemen
yang lebih menitikberatkan pada masalah-masalah praktis yang dihadapidalam
mengelola organisasi.
Berikut ini adalah kontribusi dari masing-masing tokoh
tersebut.
Max Weber, Ahli Sosiologi, Jerman, untuk pertama
klainya ia mengkaji organisai pemerintahan secara mendalam. Weber mendasarkan
pemikiran birokrasinya pada konspe otoritas formal yang impersonal, objektif,
dan rasional. Birokrasi semacam ini dijalankan dengan aturan-aturan dan
prosedur bki, melalui bentuk-bentuk kontrol legalistik. Pengaruhnya terhadap
teori terutama adalah pada aspek organisai publik, yang oleh tokoh-tokoh
sebelumnya tidak dikemas dalam pemikiran tersendiri.
Frederick W. Taylor, Ahli Mnajemen, AS, gagasan
terpenting dari taylor adalah penerapan prinsip-prinsip ”ilmiah” dlam melakukan
pekerjaan dan mengontrol pekerja. Taylor menggunakan metode induktif, yaitu
menciptakan suatu prinsip umum dari pengamatan terhadap kasus-kasus khusus.
Pemikiran ini terutama dituangkannya dalam principe of scientific
management.
- Perspektif Modern
Perspektif Klasik, sebagaimana dpat kita cermati dari
tokoh-tokohnya, terbagi menjadi dua pemikiran besar, yaitu pemikiran yang
menekankan pencapaian efisiensi dan efektivitas organisasi dan liran yang
menekankan kebutuhan sosial dan psikologis manusia. Teori organisasi disini
berhadapan dengan suatu masalaha klasik, bahwa organisasi modern dapat menolong
manusia utnuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan secar efisien dan efektif,
tetapi pada suatu ketika dapat ”memperbudak” manusia yang menciptakannya.
Melalu pesrpektif modern, fokus perdebatan berpindah dari
aspek internal (efisiensi versus humanisme) pada aspek eksternal (hubungan
organisasi dan lingkungan). Organisasi tidak lagi dilihat sebagai unti yang
berdiri sendiri, melainkan terkait dengan apa yang disebut lngkungan. Jadi, di
satu sisi, teori-teori organisasi perspektif modern adalah kelanjutan dari
pemikiran-pemikiran era klasik. Namun dilihat dari sisi yang lain, mereka
berbeda. Inspirasi utama mereka adalah keteraturan dan cara kerja alam
(nature), khususnya aspek biologis. Sementara itu, pemikir-pemikir klasik umum
terinspirasi oleh aspek fisika.
Dari sisi ilmu fisika, pemikiran Newton melihat bahwa alam
semesta dapat diasumsikan sebuah mesin, seperti jam raksasa, yang bekerja
melalui prinsip-prinsip keteraturan tertentu sehingga tidak terjadi kekacauan
atau tabrakan satu sama lain. Gagasan keteraturan ini dikembangkan oleh
pemikir-pemikir klsik dengan metafora organisasi sebagai ”mesin” yang harus
bekerja secara efektif dan efisien.
Sebaliknya, para pemikir di era modern mengamati keteraturan
lain yang dianggap lebih dinamis, yaitu keteraturan makhluk hidup atau dunia
hayati. Mereka menamakannya teori keteraturan organik. Ludwig von
Bertalanffy, seorang ahli biofisologi Jerman, mengambil konsep ”organisme”
yang dikembangkan ahli-ahli biologi untuk diterapkan pada semua jenis ”sistem”
secara umum. Inilah petak dasar dari pemikirn perspektif modern.
Di sisi lain, hingg pasa taraf tertentu, basis pemikiran
modernis ternyata cenderung menghasilkan pa yang disebut ”rekayasa sosial”
(social engineering). Terutama di negara-negara berkembang, dimana para ahli
atau negarawan acap kali merombak ”sistem” yang sudah ada, dengan asumsi
unsur-unsur pembentuknya tidak terkait dalam suatu interrelasi yang ideal, dan
menciptakan ”sistem” baru yang lebih unggul.
- Perspektif Post-Modern
Kecenderungan pemikir-pemikir post-modern adalah membalikkan
asumsi-asumsi dasar dari pemikir-pemikir sebelumnya. Hal yang paling mendasar
dalah ”keteraturan”. Baik pendekatan klasik maupun modern mendasarkan
gagasan-gagasannya pada konsep keteraturan. Bedanya pemikir klasik mengambl
gagasan keteraturan dari mekanisme alam semesta (fisika), sementara pemikir
modern dari keteraturan organik makhluk hidup (biologi). Namun, inilah yng
berbeda, perspektif post-modern mereka sengaja mengabaikn konsep keteraturan
itu, termasuk dalam teori organisasi. Tujuannya adalah memperlihatkan realitas
yang lebih kompleks, dimana kebenaran yang satu bersanding dengan kebenran yang
lain meskipun keduanya tidak sama.
Pokok-pokok pemikiran dibawah ini adalah ”asumsi-asumi” yang
mendasari pemikiran para ahli organisasi dan administrasi sejak jaman klasik
sampai modern. Asumsi-asumsi inilah yang akan dibongkar oeh pemikir dri
post-modern.
- Kemajuan atau pertumbuhan adalah sesuatu yang tanpa batas. Baik pendekatan klasik maupun modern pada dasarnya tidak mengasumsikan adanya batas-batas tertentu bagi perkembangan organisasi.
- Kebenaran adalah universal, sehingga rancangan yang berlaku pada satu kasus dapat diterapkan pada kasus lain.
- Kebutuhan dan hasrat manusia pada dasarnya sama dan dapat di objektivitasi.
- Hierarki dan ketidakseimbangan kekuasaan dalam organisasi adalah alamiah. Dalam banyak hal apalagi bagi kita yang negara berkembang belum bisa diduga seperti apa kondisi dan penyesuaian-penyesuaian yng dilakukan organisasi terhadap kondisi pasca industri tersebut. Hanya saja beberapa ciri yang dapat diidentifikasi muli sekarang adalah:
- Penciptaan pengetahuan dan pengguna informasi maki penting. Pekerja sektor manufaktur berkurang, sementara sektor jasa meningkat.
- Batas-batas organisasi dan lingkungan cenderung makin susah untuk dipertahankan.
- Batas-batas antara unit-unit atau departemen dalam suatu organisasi juga cenderung makin kabur.
- Kehidupan organsisasi ditandai oleh ketidakpastian yang makin besar.
Jika dibatasi pada organisasi bisnis, perubhan yang terjadi
dalam masyarakat pasca industri ada alam tiga hal penting berikut.
- Sistem produksi, harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan selera pasar yang berlangsung cepat.
- Pasar domestik tidak memadai, harus ada internsionalisasi memasuki pasar-pasar baru diluar negeri.
- Inovasi menjadi sagat penting, dimana riset dan pengembangan tidak jarang akan sangat menentukan kelangsungan dan perkembangan perusahaan.
Dengan latar belakang perubahan-perubahan pasca-industri
tersebut, dapat dipahami bahwa proyek pemikiran post-moernisme itu sendiri
merupakan antisipasi terhadap pola pikir masyarakat yang secara radikaltelah
berubah. Empat asumsi yang dikemukakan tersebutmenjelaskan beberapa haldari
sustu pandang post modernis.
Kesimpulan
Sistem Teori merupakan suatu konsep dasar yang menjelaskan
hubungan sistematis suatu fenomena dengan cara merinci suatu hubungan sebab –
akibat yang terjadi. Di kehidupan sehari-hari istilah sistem teori sering
dihubungkan dengan praktik, sistem teori kadang-kadang tidak mudah dipahami
karena sifatnya cenderung abstrak. Memahami pemikiran secara abstrak barangkali
bukan tugas yang mudah. Namun, sesuatu yang sulit bukan berarti tidak berguna.
Seorang ahli mengatakan, tidak ada yang lebih praktis daripada teori yang
bermanfaat, artinya, dengan menguasai suatu teori secara baik seseorang akan
lebih mudah menangani hal-hal praktis yang berkaitan dengan ilmu dilapangan.
Dibelakang setiap sistem teori terdapat asumsi-asumsi yang
membentuk sudut pandang suatu teori biasanya asumsi tersebut berpola objektif
dan subjektif. Maksudnya, realita secara objektif dapat diukur, dinilai, dan
diperbandingkan, dengan satu sama lain. Sedangkan pola subjektif mengasumsikan
lebih kepada perorangan yang dapat berfikir berbeda-beda pada suatu objek yang
sama.
Dari pemikiran Bertalanffy tentang hal tersebut di atas
jelas Bertalanffy mengemukakan pemikirannya tentang General System Theory yang
telah berjasa dalam menghilangkan jurang pemisah antara ilmu-ilmu eksak dengan
ilmu sosial. Masyarakat dunia semakin sadar bahwa dibutuhkan kesatuan dalam
ilmu pengetahuan untuk mengatasi permasalahan yang muncul di belahan dunia
manapun.
Refrensi
Ludwig Von Bertalanffy (1968) “General System theory :
Foundations, Development, Applications”, Resvised Edition, Goerge Braziller New
York
Marshall McLuhan dalam: McLuhan:…. Ed Hot & Cool oleh
Gerald Emanuel Stearn Sebuah Buku meterai diterbitkan oleh The New
American Library, New York, 1967
Owens, Robert G., Organizational Behavior in Education,
Third Edition (New Jersey: Prentice-Hall Inc, 1987)
Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan
Aplikasinya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008).
Wexley, Kenneth N., dan Yukl Gary A, Perilaku Organisasi dan
Psikologi Personalia, Cet. II, Penerj. Muh. Shobaruddin, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003)
[1] Marshall McLuhan dalam: McLuhan:…. Ed Hot & Cool oleh
Gerald Emanuel Stearn Sebuah Buku meterai diterbitkan oleh The New
American Library, New York, 1967, hal 288.
[2] http://id.shvoong.com/humanities/history/2288480-sejarah-penemuan sistem/#ixzz2NIvbCY5B
[3] Owens, Robert G., Organizational Behavior in Education,
Third Edition (New Jersey: Prentice-Hall Inc, 1987), h. 76
[4] Wexley, Kenneth N., dan Yukl Gary A, Perilaku Organisasi
dan Psikologi Personalia, Cet. II, Penerj. Muh. Shobaruddin, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003),h. 54
[5] Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan
Aplikasinya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008). h. 34
No comments:
Post a Comment