Diterjemahkan dari
The Organisational Sructure of the Communist Parties,
the Methods and Content of Their Work
Dokumen Kongres III KOMINTERN di Moscow, Juli-Agustus 1921
I. PRINSIP
1. Bentuk-bentuk organisasi partai harus selalu disesuaikan
dengan kondisi‑kondisi dan tujuan dari aktivitasnya. Pada setiap tahap perjuangan
kelas revolusioner dan dalam periode peralihan menuju sosialisme yang
merupakan tahap pertama dalam perkembangan masyarakat komunis‑ partai Komunis harus menjadi pelopor (vanguard) dan bagian yang
termaju dari kaum proletar.
2. Tidak ada satupun bentuk organisasi yang secara mutlak
tepat untuk diterapkan bagi seluruh partai Komunis di sepanjang jaman. Karena
kondisi‑kondisi perjuangan kelas proletar terus menerus berubah maka pelopor
proletariat pun harus selalu mencari bentuk-bentuk organisasi yang efektif,
sehingga ia selalu bisa menjawab setiap perubahan yang terjadi. Kondisi‑kondisi khas yang terdapat di setiap negeri mengharuskan adanya
penyesuaian dari partai‑partai Komunis setempat.
Walaupun demikian, perbedaan‑perbedaan
itu ada batasnya. Memang perjuangan kelas proletar itu beragam dari satu
negeri ke negeri lainnya, sesuai dengan tahapan revolusinya, namun gerakan
Komunis Internasional memandang tetap adanya kesamaan kondisi, sebagai sesuatu
yang sangat penting untuk diperhitungkan. Justru kesamaan inilah yang menjadi
basis bagi organisasi‑organisasi partai Komunis di semua
negeri.
Berdasar hal ini,
adalah sangat penting untuk mengembangkan dan memperbaiki organisasi‑organisasi partai Komunis yang selama ini ada. Namun ia sama sekali
tidak dimaksudkan untuk menerapkan model yang baru atau untuk menerapkan
bentuk‑bentuk organisasi yang ideal bagi partai‑partai
tersebut.
3. Kaum borjuasi masih menguasai dunia, oleh karena itu
partai‑partai Komunis dan Komunis Internasional sebagai satu kesatuan partai
dari proletariat revolusioner seluruh dunia, memiliki satu kondisi yang
sama, yaitu mereka harus sama‑sama memeranginya. Dalam periode‑periode mendatang, tugas terpokok dari seluruh partai Komunis adalah
menaklukan borjuasi dan merebut kekuasaan darinya.
Oleh karena itu, seluruh kerja organisasional dari
partai-partai Komunis di negeri‑negeri kapitalis harus diarahkan untuk
membentuk organisasi‑organisasi sedemikian rupa, sehingga
mereka mampu menjamin dan mengawal kemenangan revolusi proletar dalam melawan
kelas‑kelas pemilik alat produksi.
4. Kepemimpinan adalah syarat yang diperlukan bagi setiap
tindakan politik dan ia merupakan faktor vital di tengah perkembangan yang
sedemikian pentingnyanya dalam sejarah dunia. Pengorganisasian sebuah partai
komunis pada hakekatnya adalah
pengorganisasian kepemimpinan Komunis dalam kancah revolusi proletar.
Agar partai menjadi pimpinan yang baik maka ia pun harus
memiliki kepemimpinan yang baik pula. Oleh karena itu, tugas organisasional
kita yang paling prinsipil adalah pembentukan organisasi dan pendidikan
terhadap Partai Komunis. Hal ini dijalankan oleh organ‑organ yang
berpengalaman, agar partai menjadi pimpinan yang efektif bagi gerakan
proletariat revolusioner.
5. Untuk bisa menjalankan kepemimpinan dalam perjuangan
kelas revolusioner, Partai Komunis dan organ‑organ
pimpinannya harus memiliki daya juang besar, yang digabungkan dengan
kemampuannya untuk terus menerus menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi
perjuangan. Lebih jauh lagi, untuk bisa menjalankan kepemimpinannya,
Partai Komunis harus menjalin hubungan yang sedekat mungkin dengan massa
proletar. Jika hubungan yang demikian itu tidak terjalin maka para pimpinan
tidak akan bisa memimpin massa, paling jauh mereka hanya akan membuntut di
belakang massa.
Hubungan sedekat mungkin dengan massa hanya akan bisa
dicapai jika Partai Komunis mempraktekan sentralisme demokrasi.
II. TENTANG SENTRALISME DEMOKRASI
6. Sentralisme demokrasi dalam Partai Komunis haruslah
merupakan sintesis yang riil, yakni sebuah penggabungan antara sentralisme
dengan demokrasi proletar. Penggabungan ini hanya akan bisa dicapai jika
organisasi partai terus menerus bekerja dan berjuang bersama‑sama sebagai satu kesatuan yang utuh. Sentralisasi dalam Partai
Komunis bukanlah sentralisasi yang formal dan mekanik, melainkan
sentralisasi aktivitas kaum komunis, untuk membangun kepemimpinan yang kuat,
siap tempur, efektif dan sekaliqus fleksibel.
Sentralisas1 formal dan mekanik hanya akan mengakibatkan
sentralisasi "kekuasaan" di tangan birokrasi partai, yang
memungkinkan mereka mendominasi seluruh anggota partai atau massa proletariat
revolusioner yang berada di luar partai. Hanya musuh-musuh Komunisme lah yang
menganggap Partai Komunis hendak menggunakan kepemimpinannya terhadap perjuangan
kelas proletar dan sentralisasi kepemimpinan Komunisnya ini untuk mendominasi
proletariat revolusioner. Anggapan demikian adalah keliru besar. Demikian juga,
setiap persaingan maupun perebutan kekuasaan dalam partai tidaklah sesuai
dengan prinsip-prinsip sentralisme demokrasi yang diterapkan oleh Komunis
Internasional.
Dalam organisasi gerakan buruh yang lama dan yang tidak
revolusioner, telah muncul juga dualisme sebagaimana yang selama ini melekat
dalam, organisasi negara borjuis: yakni dualisme antara "birokrasi":
dengan "rakyat". Di bawah pengaruh lingkungan borjuasi yang bersifat
melemahkan, telah terjadi pemisahan fungsi‑fungsi;
demokrasi formal telah menggantikan partisipasi aktif rakyat pekerja. Sebagai
akibatnya, organisasi kemudian dibagi antara para fungsionaris yang
aktif dan massa yang pasif. Bahkan gerakan buruh yang revolusioner pun belum
sepenuhnya terbebaskan dari pengaruh lingkungan borjuasi, borok‑borok formalisme dan dualisme semacam ini.
Partai-Partai Komunis harus mampu mengatasi kontradiksi-kontradiksi
ini secara tuntas. Hal ini dilakukan dengan menjalankan kerja politik dan
organisasional secara terencana serta terus menerus melakukan perbaikan dan
perubahan.
7. Dalam menjalankan perubahan dari Partai massa Sosialis
menjadi Partai Komunis, partai jangan hanya melakukan pemindahan kekuasaan ke
Komite Sentral namun lalai dalam melancarkan perubahan‑perubahan
dalam seluruh tatanan organisasinya. Sentralisasi jangan hanya disepakati dalam
teori; ia harus diwujudkan dalam praktek. Dan ini hanya akan mungkin
dicapai jika seluruh anggota melihat sentralisasi ini secara positif dalam
rangka memperkuat kerja dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berjuang. Jika
tidak demikian, maka massa akan melihat sentralisasi ini sebagai birokratisasi partai,
dan akhirnya mereka akan menentang setiap upaya untuk memperkenalkan
sentralisasi, kepemimpinan dan disiplin yang kuat.
Anarkisme dan birokratisme adalah dua sisi dari mata uang
yang sama. Demokrasi formal dalam organisasi tidak dapat mengatasi kecenderungan
birokratik dan anarkistik dalam gerakan buruh, karena justru kedua
kecenderungan ini terlahir dari demokrasi semacam ini.
Setiap upaya untuk mencapai sentralisasi organisasi dan
kepemimpinan yang kuat tidak akan berhasil selama kita mempraktekkan demokrasi
formal. Kita harus mengembangkan dan menjaga jaringan, hubungan serta
kesatupaduan kerja, baik itu dalam partai sendiri, yaitu antara organ‑organ pimpinan dengan jajaran anggotanya, maupun antara partai dengan
massa proletar yang ada di luar partai.
III . TENTANG KEWAJIBAN KERJA KAUM KOMUNIS
8. Partai Komunis harus menjadi sekolah kerja bagi Marxisme
revolusioner. Hubungan yang organik antar organ partai dan antar anggota hanya
akan terbina melalui kerjasama sehari-hari dalam organisasi‑organisasi partai.
Selama ini, partai‑partai Komunis legal belum sepenuhnya berhasil menggalang seluruh
anggotanya dalam pekerjaan aktif sehari‑hari. Hal
ini merupakan hambatan yang sangat besar untuk memajukan dan mengembangkan
partai.
9. Tahap‑tahap awal perubahan dari partai buruh menjadi sebuah partai
Komunis seringkali tidak lebih dari sekedar pencantuman program Komunis saja:
yakni hanya menggantikan doktrin lamanya dengan Komunisme dan menggantikan
pengurus-pengurus partai yang anti-komunis dengan orang-orang Komunis. Namun
penerimaan terhadap program Komunis tak lebih dari sekedar menggambarkan
keinginan partai tersebut untuk menjadi partai Komunis. Jika partai gagal
menjalankan kerja Komunis dan jika massa anggotanya dibiarkan pasif, maka partai
tidak akan bisa memenuhi kewajibannya yang paling minimum sekalipun,
sebagaimana yang diamanatkan oleh program Komunis. Karena syarat yang paling utama menjalankan program adalah
partisifasi secara penuh seluruh anggota dalam pekerjaan sehari-hari partai.
Seni menjalankan
organisasi Komunis terletak pada kemampuannya untuk melibatkan segala hal dan
semua orang dalam perjuangan kelas proletar, melakukan pendistribusian partai
kerja partai secara efektif dikalangan seluruh anggota dan melalui anggota-anggota
ini, terus menerus menarik massa proletar seluas mungkin ke dalam gerakan
revolusioner. Artinya, partai harus selalu berada dalam posisi memimpin seluruh
gerakan. Posisi kepemimpinan ini tidak diperoleh partai melalui pemaksaan
kekuatan, namun melalui energinya yang
besar, kemampuannnya yang beragam, pengetahuannya yang luas, pengalamanannya
yang banyak dan fleksibilitasnya.
10. Sebuah partai
Komunis haruslah terdiri dari orang-orang yang aktif saja, dan ia akan menuntut
setiap jajaran anggota partai untuk mencurahkan segenap tenaga dan waktunya
untuk pekerjaan partai. Disamping memiliki komitmen terhadap gagasan-gagasan komunisme,
para anggota partai Komunis juga harus didaftarkan secara resmi, didahului
dengan masa pencalonan, kemudian menjadi anggota resmi, membayar iuran anggota,
berlangganan koran partai, dan sebagainya. Namun yang terpenting dari semua ini
adalah keterlibatannya secara aktif dalam pekerjaan sehari-hari partai.
11. Agar bisa menjalankan pekerjaan sehari‑hari, tiap‑tiap anggota partai harus bergabung ke
dalam group/kelompok kerja kecil seperti: sebuah komite, komisi, badan, group,
fraksi maupun sel. Hanya dengan cara inilah kerja‑kerja
partai dapat didistribusikan, diarahkan dan dijalankan secara tepat.
Tentu saja para anggota harus menghadiri
pertemuan-pertemuan, rapat‑rapat umum yang diadakan
organisasi-organisasi lokal mereka; dan sebuah partai Komunis yang legal
jangan sampai tidak menyelenggarakan pertemuan‑pertemuan
umum ini dan kemudian menggantinya dengan pertemuan‑pertemuan para perwakilan saja. Seluruh anggota partai berkewajiban
untuk menghadiri pertemuan-pertemuan umum secara reguler. Namun hal ini
tidaklah cukup. Persiapan-persiapan untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan
semacam ini haruslah terlebih dahulu dilakukan oleh group-group kecil atau oleh
kawan-kawan yang diserahi tugas melakukan perencanaan secara rinci bagi
penyiapan dan penyelenggaraan pertemuan. Group‑group kecil
ini secara efektif akan menggunakan dan mempersiapkan pertemuan‑pertemuan umum kaum buruh, demonstrasi‑demonstrasi
maupun aksi massa kelas buruh. Hanya group‑group kecil
seperti inilah yanq mampu mengkaji dan menjalankan sejumlah tugas lain
yang berhubungan dengan aktivitas‑aktivitas
semacam ini. Jika seluruh anggota tidak dibagi‑bagi ke
dalam sejumlah qroup kecil, kedalam kerja sehari-hari bagi partai, maka
semilitan apapun upaya yang dilakukan kelas buruh dalam memajukan
perjuangan kelas, tidak akan membuahkan apa-apa, dan ia akan gagal
mengkonsolidasikan seluruh tenaga proletariat revolusioner menjadi satu Partai
Komunis yang kuat.
12. Sel‑sel Komunis harus dibentuk untuk
menjalankan kerja sehari‑hari dalam berbagai lapangan
aktivitas partai, seperti: agitasi dari rumah ke rumah, penyelenggaraan sekolah‑sekolah partai, kelompok pembaca surat kabar/koran partai,
pendistribusian bahan bacaan, jasa pelayanan informasi, kerja‑kerja kurir dan sebagainya.
Sel‑sel Komunis merupakan unit‑unit dasar untuk menjalankan kerja sehari-hari Partai Komunis di
pabrik-pabrik, serikat-serikat buruh, detasemen-detasemen militer dan di semua
tempat dimana terdapat anggota maupun calon anggota partai, walaupun dalam
jumlah yang sedikit. Dimana di suatu tempat, seperti di pabrik, serikat
buruh dan sebagainya, terdapat anggota partai dalam jumlah besar, maka harus
segera dibentuk fraksi yang kerja‑kerjanya
diarahkan oleh sel Komunis.
Tujuan dari pembentukan sel‑sel Komunis
secara tersendiri adalah untuk merebut kepemimpinan di suatu tempat. Hal
ini bisa dijalankan baik melalui pembentukan fraksi yang beroposisi secara
meluas terhadap kepemimpinan yang ada atau melalui keterlibatan secara aktif
dalam fraksi‑fraksi yang‑sudah ada.
Permasalahan apakah sel Komunis harus menyatakan afiliasi
partainya secara terbuka atau tidak, semuanya tergantung pada situasinya. Harus
ada pengkajian terlebih dahulu mengenai keuntungan maupun kerugian dari
tindakan‑tindakan semacam ini.
13. Pengenalan secara umum tentang kewajiban kerja dalam
partai dan tentang group‑group kerja yang kecil ini merupakan tugas yang sangat sulit bagi
partai‑partai Komunis yang berkarakter massa. Hasilnya tidak bisa kita
peroleh dalam satu malam; untuk itu sangat diperlukan kesabaran,
pertimbangan yang matang dan energi yang besar.
Sejak awal, pengenalan langgam kerja organisasi ini harus
dilakukan sangat hati‑hati serta didahului dengan diskusi yang
mendalam. Tentu merupakan hal yang mudah saja bagi partai untuk sekedar
menempatkan para anggotanya ke dalam sel‑sel maupun
group‑group kecil supaya mereka mudah terlibat dalam pekerjaan sehari‑hari partai, sebagaimana yanq selama ini tercantum dalam skema formal
yang ada. Akan tetapi lebih baik tidak memulai pekerjaan dengan cara‑cara demikian, karena ini hanya akan memunculkan ketidakpuasan
dan kebingungan di kalangan anggota partai terhadap langgam kerja baru ini.
Adalah sangat penting bagi organ‑organ
pimpinan partai untuk mengadakan diskusi/konsultasi secara rinci dengan anggota-anggota partai. Diskusi harus
dilakukan sesama Komunis yang teguh hati, tulus serta sebagai organisator yang
cakap, yang memiliki pengetahuan mendalam terhadap situasi umum gerakan buruh
di berbagai pusat gerakan di seluruh negeri. Berdasarkan penemuan‑penemuan inilah organ pimpinan
partai kemudian menyusun prinsip‑prinsip
dasar bagi metode kerja yang baru. Selanjutnya, para instruktur, organisator
atau komisi pengorganisasian harus menyiapkan rencana kerja pada tingkat lokal,
memilih pimpinan-pimpinan group serta melancarkan kampanye tentag
langgam kerja yang baru ini. Setelah semua ini diselesaikan maka seluruh
organisasi, group-group kerja, sel‑sel dan
individu‑individu yang diberi tugas‑tuqas
secara kongkrit, jelas, disepakati,
diperlukan, partai harus memberikan peragaan bagaimana melaksanakan
tugas tersebut. Dalam hal ini, peragaan dan pengarahan harus difokuskan pada
kemungkinan munculnya kekeliruan yang harus dihindari dalam pelaksanaan
tugasnya.
14. Reorganisasi
harus dilakukan setahap demi setahap. Organisasi‑organisasi
lokal jangan sampai tergesa‑gesa
membentuk terlalu banyak sel dan group‑group kerja
baru sekaligus. Para anggota partai harus diberi kesempatan untuk belajar
terlebih dahulu dari pengalaman keberhasilan dalam pengorganisasian sel-sel
di pabrik‑pabrik besar dan di serikat‑serikat
buruh. Dan para anggota harus juga belajar dari pengalaman pembentukan
group-group kerja partai yang menangani informasi, komunikasi, agitasi dari
rumah ke rumah, gerakan perempuan, distribusi koran, mengurus
pengangguran atau semacamnya. Bentuk‑bentuk
organisasi yang lama jangan lah semena‑mena
dibubarkan jika kerangka organisasi yang baru belum terbangun.
Akan tetapi, kerja organisasional Komunis harus selalu
dilakukan dengan penuh keteguhan hati dalam meraih tujuan. Tugas ini berlaku
tidak saja bagi semua partai legal, namun juga bagi semua partai illegal.
Partai harus selalu mengembangkan kerja organisasional ini, hingga jaringan sel‑sel Komunis, fraksi-fraksi dan group‑group kerja
berhasil dibentuk di seluruh pusat perjuangan massa proletar, hingga
partai menjadi kuat dan jelas arah tujuan perjuangannya, hingga seluruh
anggotanya terlibat secara penuh dalam pekerjaan revolusioner sehari‑hari dan, untuk kemudian, menerima keterlibatannya ini sebagai suatu
kewajaran.
15. Organ-organ pimpinan partai jangan sampai lengah dalam
mengontrol kerja-kerja elementer organisasional ini dan ia harus selalu
memberikan arahannya secara konsisten. Hal ini menuntut upaya yang sungguh‑sungguh keras dari kawan‑kawan pimpinan
partai. Kepemimpinan dalam Partai Komunis tidak hanya bertanggung-jawab dalam
memastikan selesai atau tidaknya suatu pekerjaan, namun ia juga harus membantu
dan mengarahkan pekerjaan ini secara sistematis. Untuk itu, kawan‑kawan pimpinan harus membekali diri dengan dengan pemahaman
praktis terhadap kondisi khas yang melingkupi dan menjadi orientasinya. Mereka
juga harus mengawasi jika terjadi kekeliruan. Mereka harus memanfaatkan
pengalaman dan pengetahuan mereka untuk
memperbaiki metode kerja, tanpa melupakan tujuan-tujuan perjuangannya.
16. Kerja partai ini selain meliputi perjuangan praktis dan
teoritis secara langsung, juga meliputi kerja‑kerja
persiapan untuk melaksanakan kedua perjuangan tadi. Selama ini pengorganisasian
kerja partai dijalankan secara kurang memuaskan. Ada beberapa jenis
pekerjaan yang sebenarnya sangat penting namun tidak dilaksanakan secara
sungguh‑sungguh, misalnya adalah kerja-kerja partai legal dalam menangkal agen‑agen polisi rahasia negara. Masalah lainnya adalah tentang materi
training terhadap kawan‑kawan, pelaksanaannya sering dilakukan
secara sembarangan dan tidak serius sehingga sebagian besar anggota bahkan
tidak memahami program‑program partai atau resolusi‑resolusi yang dikeluarkan oleh Komunis Internasional. Seluruh
organisasi dan group‑group kerja partai harus mendidik para
anggotanya secara sistematik dan reguler, dengan demikian mereka bisa didorong
untuk menjalankan spesialisasi‑spesialisasi
yang lebih tinggi lagi.
17. Salah satu kewajiban organisasi Komunis adalah membuat
laporan. Hal ini berlaku bagi seluruh organisasi, organ dan para anggota.
Laporan‑laporan reguler harus dibuat sesuai dengan jadwalnya, sementara
laporan-laporan khusus juga dibuat bagi setiap tugas khusus yang telah
dijalankan atas instruksi partai. Adalah penting untuk membuat dan
menyusun laporan tersebut secara
sistematik sesuai dengan prosedur laporan dari tradisi gerakan Komunis.
18. Partai harus membuat laporan kegiatannya secara reguler
kepada organ pimpinan Komunis Internasional. Setiap organisasi partai harus
menyajikan laporannya kepada komite yang tepat berada di atasnya (sebagai
contoh: organisasi lokal harus membuat laporan bulanannya ke komite lokal
partai).
Tiap-tiap sel,
fraksi dan group kerja harus membuat laporan kepada organ partai yang
memimpinnya. Sementara itu, seluruh anggota juga harus membuat laporan tentang
kemajuan kerja mereka seminggu sekali kepada sel atau group kerjanya, dan
kepada organ partai yang telah memberinya tugas khusus.
Laporan harus
selalu dibuat begitu ada kesempatan. Laporan-laporan itu bisa disampaikan
secara lisan jika memang partai ataupun organ yang bersangkutan tidak khusus
memintanya secara tertulis. Laporan harus ringkas dan dan langsung ke pokok
masalah. Orang yang menerima laporan harus bertanggung jawab untuk mengamankan
informasi tersebut dan jangan sampai mempublikasikannya. Begitu dia menerima
laporan, dia harus segera menyampaikannya tanpa ditunda-tunda kepada organ
partai yang bersangkutan.
19. Tentu saja, laporan‑laporan partai
ini tidak hanya memuat aktivitas Si Pembuat laporan. Si Pelapor juga harus
menyampaikan seluruh hasil pengamatannya selama dia menjalankan pekerjaan
partai, terutama mengenai hal‑hal yang bersangkutan dengan perjuangan.
Yang dimaksudkan disini adalah hal-hal yang sekiranya akan bisa dipertimbanqkan untuk
mendorong perubahan-perubahan maupun untuk perbaikan-perbaikan kerja
selanjutnya. Para anggota harus menyampaikan usulan‑usulan
untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam dalam pelaksanaan kerja partai.
Sel-sel Komunis, fraksi-fraksi dan group-group kerja harus mendiskusikan
seluruh laporan yang mereka terima atau yang mereka sampaikan. Diskusi terhadap
isi laporan harus menjadi kebiasaan dalam kerja.
Sel-sel maupun
group-group kerja harus menugaskan setiap anggota maupun setiap group-groupnya
untuk secara teratur mempelajari dan melaporkan aktivitas-aktivitas organisasi
buruh yang didominasi elemen borjuis kecil dan terutama sekali, seluruh
organisasi partai-partai “sosialis”.
No comments:
Post a Comment