Leon Trotsky (Desember 1932)
Penerjemah: Ted Sprague (17 Desember
2011) dari “International Left Opposition, Its Tasks and Methods,” Leon
Trotsky, December 1932
Dokumen ini ditulis oleh Trotsky sebagai draf dokumen
pra-konferensi Oposisi Kiri Internasional yang diselenggarakan di Paris pada
tanggal 4-8 February, 1933.
Tugas dari konferensi
Oposisi Kiri (Bolshevik-Leninis) yang mendatang adalah mengadopsi sebuah
platform dan statut-statut organisasi yang jelas dan terformulasikan dengan
tepat, dan memilih badan kepemimpinannya. Kerja teori, politik, dan organisasi
yang telah dilakukan oleh Oposisi Kiri sebelumnya di berbagai negeri, terutama
dalam empat tahun belakangan ini, telah menyediakan premis-premis yang memadai
untuk menyelesaikan tugas ini.
Dokumen-dokumen
programatik dan politik utama dari Oposisi Kiri telah diterbitkan dalam tidak
kurang dari lima belas bahasa. Oposisi Kiri menerbitkan tiga puluh dua koran di
enam belas negara dan telah membentuk seksi-seksi baru di tujuh negara dalam
tiga tahun terakhir ini. Tetapi pencapaiannya yang paling penting dan paling
berharga adalah peningkatan level teori Oposisi Kiri Internasional, penguatan
ideologinya, dan ekspansi inisiatif revolusionernya.
Asal-usul Oposisi Kiri di Uni Soviet
Oposisi Kiri lahir pada
tahun 1923, sepuluh tahun yang lalu, di tanah Revolusi Oktober, di dalam partai
yang berkuasa di Negara buruh yang pertama. Tertundanya perkembangan revolusi
dunia membawa reaksi politik di tanah Revolusi Oktober. Konter-revolusi penuh berarti penggantian kekuasaan sebuah kelas
oleh kelas yang lain; reaksi mulai dan berkembang sementara masih di bawah kekuasaan kelas
revolusioner. Pengusung reaksi melawan Revolusi Oktober adalah kelas borjuis
kecil, terutama elemen-elemen kaum tani yang lebih berada. Birokrasi, yang erat
hubungannya dengan borjuis kecil, berdiri di muka sebagai jurubicara dari
reaksi ini. Didukung oleh tekanan massa borjuis kecil, birokrasi memperoleh
kemandirian dari kelas proletar. Setelah menggantikan program revolusi
internasional dengan reformisme nasional, kaum birokrasi menciptakan teori
‘sosialisme di satu negeri’ sebagai doktrinnya. Sayap kiri proletar jatuh
terpukul oleh kaum birokrasi yang beraliansi dengan borjuis kecil, yang
kebanyakan adalah kaum tani dan strata buruh terbelakang. Inilah dialektika
bagaimana Leninisme tersingkir dan digantikan dengan Stalinisme.
Setelah kekalahan
organisasional yang dialami oleh Oposisi Kiri, kebijakan partai menjadi
kebijakan manuver empirikal di antara kelas-kelas. Sementara ketergantungan
kaum birokrasi terhadap kelas proletar mengekspresikan dirinya di dalam
kenyataan bahwa walaupun kaum birokrasi telah menghantarkan serangkaian pukulan
mereka tidak berani atau belum mampu menumbangkan pencapaian-pencapaian utama
Revolusi Oktober: nasionalisasi tanah, nasionalisasi industri, monopoli
perdagangan luar negeri. Terlebih lagi – ketika birokrasi partai pada tahun
1928 merasa dirinya terancam oleh sekutu-sekutu borjuis kecilnya, terutama oleh
kaum kulak [kaum tani kaya], mereka membanting stir secara tajam ke kiri
karena mereka takut kehilangan dukungan dari kelar proletar. Hasil akhir dari
zigzag ini adalah tempo industrialisasi yang advonturis, kolektivisasi tanah
secara besar-besaran, dan penghapusan kulak secara administratif. Kekacauan
ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan yang buta ini membawa gerakan baru ke
kanan pada awal tahun ini.
Karena posisi istimewa
dan kebiasaan berpikir konservatifnya, kaum birokrasi Soviet punya banyak
kesamaan dengan kaum birokrasi reformis di negara-negara kapitalis. Mereka
cenderung lebih percaya pada Koumintang[1] “revolusioner”,
birokrasi “kiri” serikat-serikat buruh Inggris, “para sahabat Uni Soviet”[2] borjuis kecil, dan kaum
pasifis liberal dan radikal dibandingkan inisiatif revolusioner mandiri dari
kaum proletariat. Tetapi karena mereka harus mempertahankan posisi mereka di
dalam negara buruh, kekuatan birokrasi Soviet lagi dan lagi berbenturan dengan
kaum reformis kapitalis. Dengan cara ini, di bawah kondisi-kondisi sejarah yang
unik, sebuah faksi sentrisme birokratis memisahkan dirinya dari Bolshevisme proletarian, dan menghambat
epos perkembangan republik Soviet dan kelas buruh dunia.
Sentrisme birokratis
menandakan degenerasi terparah di dalam negara buruh. Tetapi bahkan dalam
kecacatan birokratisnya, Uni Soviet masih merupakan sebuah negara buruh. Untuk
merubah perjuangan melawan birokrasi sentris menjadi perjuangan melawan negara
Soviet adalah sama dengan menyamakan diri kita dengan klik Stalinis yang
menyatakan “negara adalah saya”.
Pembelaan tanpa-kondisi
terhadap Uni Soviet dari imperialisme dunia adalah sebuah tugas yang begitu
mendasar bagi setiap kaum buruh revolusioner, sehingga Oposisi Kiri tidak
mentolerir kebimbangan atau keraguan dalam masalah ini di antara
anggota-anggotanya. Seperti sebelumnya, Oposisi Kiri akan pecah secara tegas
dengan semua kelompok dan elemen yang berusaha mengambil posisi ‘netral’ antara
Uni Soviet dan kapitalis dunia (kelompok Monatte-Louzon di Prancis, dan
kelompok Urbahns di Jerman)[3].
Oposisi Kiri di Negara-negara Kapitalis
Internasional Ketiga
lahir dari akibat langsung pengalaman kaum buruh maju di epos peperangan
imperialis dan pemberontakan-pemberontakan setelah perang, terutama Revolusi
Oktober. Ini menentukan peran kepemimpinan Bolshevisme Rusia di Internasional
Ketiga dan juga seksi-seksi nasionalnya. Namun keliru kalau kita menganggap
perkembangan Komintern selama 10 tahun terakhir ini sebagai refleksi perjuangan
faksional di dalam Partai Komunis Rusia. Ada sebab-sebab yang mengakar di dalam
perkembangan gerakan buruh internasional itu sendiri yang mendorong seksi-seksi
Komintern yang masih muda ke birokrasi Stalinis.
Periode awal setelah
peperangan adalah tahun-tahun penuh harapan di mana-mana, terutama di Eropa,
bahwa kekuasaan borjuasi akan tumbang dalam waktu dekat. Tetapi sebelum krisis
internal Partai Komunis Rusia meledak, kebanyakan seksi-seksi Eropa telah
menderita kekalahan-kekalahan dan kekecewaan-kekecewaan besar pertama mereka.
Yang paling mengecewakan adalah kekalahan kaum proletar Jerman pada bulan
Oktober 1923. Sebuah orientasi politik yang baru menjadi suatu keharusan
internal bagi mayoritas partai-partai Komunis. Ketika birokrasi Soviet, dengan
mengeksploitasi kekecewaan kaum buruh Rusia akan tertundanya revolusi Eropa,
mengajukan teori sosialisme di satu negeri yang nasionalis reformis,
birokrasi-birokrasi muda di seksi-seksi lain merasa lega; perspektif baru ini
memberikan mereka sebuah jalan ke sosialisme yang tidak terikat pada proses
revolusi internasional. Dengan cara ini, reaksi di Soviet terjadi berbarengan
dengan reaksi di negara-negara kapitalis, dan ini menciptakan kondisi untuk
keberhasilan represi administratif terhadap Oposisi Kiri oleh birokrasi
sentris.
Tetapi ketika mereka
semakin bergerak ke kanan, partai-partai komunis resmi ini berbenturan dengan
Koumintang yang sebenarnya, dengan kaum birokrat sesungguhnya dari
serikat-serikat buruh dan Sosial Demokrasi, seperti halnya kaum Stalinis
berbenturan dengan kaum kulak. Zigzag baru ke kebijakan ultra-kiri lalu
menyusul dan ini membawa perpecahan di kubu mayoritas Komintern: lingkaran
penguasa dan sayap Oposisi Kanan.[4]
Di kamp komunisme,
selama tiga tahun terakhir ada tiga kelompok utama: sayap Marxis
(Bolshevik-Leninis); sayap sentris (Stalinis); dan akhirnya sayap kanan, atau
lebih tepatnya sayap sentris-kanan (Bandlerites)[5] yang menuju langsung ke
reformisme. Perkembangan politik di hampir semua negara tanpa pengecualian
telah mengkonfirmasikan kebenaran dari klasifikasi ini.
Adalah karakter dari
kaum sentris untuk bekerja sama dengan sayap kanan – yang merupakan sayap yang
prinsipnya paling mirip dengannya –, tetapi mereka tidak pernah bekerja sama
dengan sayap Bolshevik-Leninis untuk melawan sayap kanan. Sementara bagi sayap
kanan dalam skala internasional, seperti semua bentuk oportunisme, sayap ini
ditandai oleh perbedaan-perbedaan dan kontradiksi-kontradiksi tajam di antara
seksi-seksi nasionalnya, tetapi mereka tersatukan dalam kebencian mereka
terhadap sayap Bolshevik-Leninis.
Di Uni Soviet, di bawah
kondisi kediktaturan dan absennya partai-partai oposisi yang legal, Oposisi
Kanan secara tak terelakkan menjadi instrumen bagi kelas-kelas yang memusuhi
proletariat untuk menekan Soviet. Inilah bahaya utama dari Oposisi Kanan. Namun
para pemimpin Oposisi Kanan menyadari bahaya ini dan ini membuat mereka lumpuh
karena para pemimpin ini mempunyai ikatan dengan partai melalui masa lalu
mereka.
Di negara-negara
kapitalis, dimana semua macam reformisme yang ada di sebelah kanan
partai-partai Komunis dapat beroperasi dengan bebas, Oposisi Kanan tidak punya
medan aktivitas. Dimana Oposisi Kanan punya organisasi-organisasi massa, mereka
menyerahkan organisasi-organisasi ini, secara langsung atau tak langsung, ke
Sosial Demokrasi (Cekoslovakia, Swedia), dengan pengecualian elemen-elemen
revolusioner yang menemukan jalan mereka ke Bolshevik-Leninis (Cekoslovakia,
Polandia). Elemen-elemen Blandlerite yang tetap mandiri di sejumlah tempat
(Jerman, AS) berharap mereka akan dipanggil kembali dan dimaafkan cepat atau
lambat oleh birokrasi Stalinis; dengan perspektif ini mereka melakukan kampanye
fitnah terhadap Oposisi Kiri dengan semangat Stalinisme.
Prinsip-Prinsip Fundamental Oposisi Kiri
Oposisi Kiri
Internasional berdiri di atas pondasi empat kongres Komintern yang pertama. Ini
tidak berarti bahwa Oposisi Kiri Internasional mengikuti huruf demi huruf
setiap keputusannya, dimana banyak keputusan-keputusan ini yang punya karakter
kondisional dan telah terbukti keliru oleh jalannya peristiwa. Tetapi semua
prinsip-prinsip utamanya (sehubungan dengan imperialisme dan negara
borjuis;demokrasi dan reformisme; masalah-masalah pemberontakan; kediktaturan
proletariat, mengenai petani dan negara-negara terjajah; soviet; kerja di
serikat buruh; parlementerisme; kebijakan front persatuan) masih, bahkan sampai
hari ini, merupakan ekspresi tertinggi dari strategi proletarian di epos krisis
kapitalisme.
Oposisi Kiri menolak
keputusan-keputusan revisionis Kongres Dunia Kelima dan Keenam, dan menganggap
perlunya perubahan radikal di dalam program Komintern yang kemurnian emas
Marxisnya telah dibuat tak berharga oleh sentrisme.
Sesuai dengan semangat
keputusan-keputusan empat kongres Komintern yang pertama, dan untuk melanjutkan
keputusan-keputusan tersebut, Oposisi Kiri menyatakan prinsip-prinsip ini,
mengembangkan mereka secara teoritis, dan mempraktekkannya:
1) Kemandirian partai
proletarian, selalu dan di bawah
kondisi apapun; mengutuk kebijakan sehubungan dengan Koumintang pada tahun
1924-28; mengutuk kebijakan Komite Anglo-Rusia[6]; mengutuk teori partai dua-kelas (buruh
dan tani) Stalinis[7] dan seluruh praktek yang
berdasarkan teori ini; mengutuk kebijakan Kongres Amsterdam[8] dimana Partai Komunis
ditenggelamkan di lumpur pasifis.
2) Mengakui karakter
internasional revolusi proletariat, dan oleh karenanya karakter
permanen revolusi proletariat; menolak teori sosialisme di satu negeri dan kebijakan
Bolshevisme nasional di Jerman yang menyertainya (platform “pembebasan
nasional”).[9]
3) Mengakui negara Soviet
sebagai negara buruh kendati
degenerasi rejim birokratis yang semakin parah; kewajiban tanpa-kondisi dari
setiap buruh untuk membela negara Soviet dari serangan imperialisme dan juga
dari konter-revolusi internal.
4) Mengutuk kebijakan
ekonomi faksi Stalinis saat periode oportunisme ekonomi pada tahun 1923 sampai 1928 (dimana saat itu
kaum Stalinis menentang “super-industrialisasi” dan mendukung kaum kulak) dan
juga periode adventurisme ekonomi pada tahun 1928 sampai 1932 (percepatan tempo
industrialisasi yang berlebihan, 100 persen kolektivisasi, likuidasi kulak
sebagai kelas secara administratif); mengutuk legenda dari kaum birokrasi yang
kriminal bahwa “negara Soviet telah memasuki sosialisme”; mengakui perlunya
untuk kembali ke kebijakan-kebijakan ekonomi Leninisme yang realistis.
5) Mengakui perlunya
kerja Komunis yang sistematis di organisasi-organisasi massa proletariat,
terutama di serikat-serikat buruh reformis; mengutuk teori dan praktek
organisasi serikat-buruh Merah[10] di Jerman (RGO) dan
formasi-formasi serupa di negara-negara lain.
6) Menolak formula “kediktaturan demokratis
proletariat dan petani”
sebagai sebuah rejim yang berbeda dari kediktaturan proletariat yang memenangkan dukungan dari kaum tani dan
massa tertindas umumnya; menolak teori anti-Marxis “perkembangan” secara damai
dari kediktaturan demokratis ke kediktaturan sosialis.
7) Mengakui perlunya
mengembangkan kebijakan front persatuan di antara organisasi-organisasi massa kelas
buruh, serikat buruh maupun organisasi politik, termasuk Sosial Demokrasi
sebagai sebuah partai; mengutuk slogan “hanya dari bawah”[11] yang bersifat ultimatum,
yang pada prakteknya berarti menolak front persatuan dan, secara konsekuen,
menolak pembentukan soviet; mengutuk aplikasi oportunis dari kebijakan front
persatuan seperti di Komite Anglo-Rusia (sebuah blok dengan para pemimpin tanpa
massa dan melawan massa); mengutuk dua-kali-lipat kebijakan Komite Pusat Jerman
hari ini, yang mengkombinasikan slogan “hanya dari bawah” yang bersifat
ultimatum dan pakta parlementer yang oportunis dengan para pemimpin
Sosial Demokrasi.
9) Menolak teori sosial fasisme[12] dan seluruh praktek yang berkaitan dengan teori
ini, yang melayani fasisme di satu pihak dan Sosial Demokrasi di pihak yang
lain.
10) Membedakan tiga kelompok di dalam kamp komunisme: kelompok Marxis,
kelompok sentris, dan kelompok kanan; menolak aliansi politik dengan kelompok
kanan untuk melawan kelompok sentris; mendukung kelompok sentris melawan musuh
kelas; berjuang dengan teguh dan sistematis melawan sentrisme dan kebijakan
zig-zagnya.
11) Mengakui demokrasi
partai bukan hanya dalam
kata-kata tetapi juga dalam kenyataan; mengutuk rejim plebisit[13] Stalinis (pemerintahan
para perampas kekuasaan, melarang kebebasan berpikir dan kehendak partai,
sengaja memblok informasi untuk partai, dll.)
Prinsip-prinsip
fundamental yang dijabarkan di atas, yang merupakan strategi pokok penting kaum
proletariat di masa sekarang, membuat Oposisi Kiri berseberangan dan bermusuhan
dengan faksi Stalinis yang sekarang mendominasi Uni Soviet dan Komunis
Internasional. Menerima prinsip-prinsip ini, berdasarkan keputusan-keputusan
dari empat kongres pertama Komintern, adalah syarat utama untuk diterimanya
organisasi, kelompok, atau individu ke dalam Oposisi Kiri Internasional.
Faksi dan Bukan Partai
Oposisi Kiri
Internasional menganggap dirinya sebagai sebuah faksi dari Komintern dan
seksi-seksi nasionalnya sebagai faksi-faksi dari partai-partai Komunis
nasional. Ini berarti bahwa Oposisi Kiri tidak menganggap bahwa rejim
organisasional yang diciptakan oleh birokrasi Stalinis sebagai sesuatu yang
final. Sebaliknya, tujuan Oposisi Kiri adalah untuk merebut kembali panji
Bolshevisme dari tangan kaum birokrasi yang mencurinya dan mengembalikan
Komunis Internasional ke prinsip-prinsip Marx dan Lenin. Bahwa kebijakan
seperti ini adalah satu-satunya kebijakan yang tepat di bawah situasi sekarang
sudah terbukti oleh analisa teori dan pengalaman sejarah.
Walaupun kondisi-kondisi
unik dari perkembangan politik Rusia telah menyebabkan Bolshevisme pecah
sepenuhnya dengan Menshevisme sedini tahun 1912, Partai Bolshevik tetap berada
di dalam Internasional Kedua sampai akhir tahun 1914. Pelajaran dari peperangan
[Perang Dunia Pertama] diperlukan untuk mengedepankan masalah pembentukan
Internasional yang baru. Revolusi Oktober diperlukan untuk menyerukan
Internasional yang baru ini.
Bencana sejarah seperti
jatuhnya negara Soviet tentu akan menyapu Komunis Internasional juga.
Kemenangan fasisme di Jerman dan hancurnya proletariat Jerman juga tidak akan
membiarkan Komintern selamat dari konsekuensi kebijakan-kebijakannya yang
keliru. Tetapi siapa di kamp revolusi yang hari ini berani mengatakan bahwa jatuhnya
kekuasaan Soviet atau kemenangan fasisme di Jerman tidak dapat dihindari atau
dicegah? Bukan Oposisi Kiri. Sebaliknya, kebijakan-kebijakan Oposisi Kiri
ditujukan untuk membela Uni Soviet dari bahaya Thermidor[14], yang telah dibawa lebih dekat oleh
kelompok sentris, dan untuk membantu proletariat Jerman tidak hanya untuk
mengalahkan fasisme tetapi juga untuk merebut kekuasaan. Berdiri di atas pondasi
Revolusi Oktober dan Internasional Ketiga, Oposisi Kiri menolak gagasan
membentuk partai-partai Komunis tandingan.
Kaum birokrasi Stalinis
memikul semua tanggungjawab atas perpecahan komunisme. Kaum Bolshevik-Leninis
[Oposisi Kiri] siap, pada saat ini juga, untuk kembali ke Komintern dan
mematuhi disiplin keras dalam aksi, sementara pada saat yang sama atas dasar
demokrasi partai melakukan perjuangan tanpa kompromi melawan sentrisme
birokratik. Hari ini, di bawah kondisi perpecahan, kesetiaan kita pada Komunis
Internasional tidak dapat diekspresikan dengan pembatasan-diri secara
organisasional, menolak mengambil inisiatif politik secara mandiri dan menolak
melakukan kerja massa, tetapi kesetiaan ini harus diekspresikan oleh isi
kebijakan kita. Oposisi Kiri tidak mengadaptasi dirinya pada birokrasi
Stalinis. Oposisi Kiri tidak diam saja menyaksikan kesalahan-kesalahan dan
kejahatan-kejahatan mereka. Sebaliknya, Oposisi Kiri mengkritik mereka tanpa
kompromi. Tetapi tujuan dari kritik ini bukanlah untuk membentuk sebuah partai
tersendiri untuk menandingi partai-partai Komunis yang sudah ada, tetapi untuk
memenangkan nukleus proletarian dari partai-partai resmi itu dan dengan ini
membangun kembali partai tersebut di atas pondasi Marxisme.
Masalah ini diajukan
dengan lebih jelas dan tajam di Uni Soviet dibandingkan di tempat-tempat lain.
Kebijakan partai kedua di sana akan berarti kebijakan pemberontakan bersenjata dan sebuah
revolusi yang baru. Kebijakan faksi berarti reformasi internal partai dan negara buruh. Kendati semua
fitnah dari birokrasi Stalinis dan para pengagumnya, Oposisi Kiri tetap berdiri
di atas dasar reformasi.
Hubungan kita dengan
Komunis Internasional tersirat oleh nama faksi kita: Oposisi Kiri. Isi gagasan-gagasan dan metode-metode kita dikarakterkan
dengan cukup jelas oleh nama Bolshevik-Leninis. Setiap seksi harus menggunakan kedua nama ini.
Membersihkan Barisan Oposisi Kiri dan Komposisi Konferensi
Internasional
Oposisi Kiri hanya dapat
tumbuh dan menguatkan dirinya dengan membersihkan anggota-anggotanya dari
elemen-elemen aksidental dan asing.
Kebangkitan revolusioner
setelah perang [Perang Dunia Pertama] tidak hanya membangkitkan generasi
proletariat muda tetapi juga menghidupkan kembali berbagai kelompok sektarian
yang ingin keluar dari jalan anarkisme, sindikalisme, propagandisme murni,
dsbnya. Banyak dari mereka berharap menemukan arena bagi ide-ide mereka di
Komunis Internasional. Elemen-elemen bohemian borjuis kecil, yang terlempar
keluar dari gubuk-gubuk mereka oleh peperangan dan kebangkitan setelah
peperangan, juga beramai-ramai bergerak ke bawah panji komunisme. Sebagian dari
kelompok partisan berwarna-warni ini menyebar ke dalam gerakan komunis dan memasuki
aparatusnya, dan menjadi birokrasi yang paling baik. Mereka yang tidak puas
berhenti dari politik atau mencoba bergabung dengan Oposisi Kiri. Elemen-elemen
semacam ini siap menerima prinsip-prinsip kita hanya dalam kata-kata saja,
dengan syarat mereka tetap diperbolehkan menjadi borjuasi yang baik (Paz dkk.)
dan mereka tidak diwajibkan mengikuti disiplin ide dan aksi (Souvarine) atau
melepaskan prasangka sindikalis mereka atau prasangka-prasangka lainnya
(Rosmer).
Dalam membangun
barisannya di level nasional maupun internasional, Oposisi Kiri harus memulai
dengan berbagai kelompok yang ada. Tetapi semenjak awal, bagi kelompok inti
Oposisi Kiri Internasional jelas kalau kombinasi mekanis dari berbagai kelompok
ini yang menganggap diri mereka bagian dari Oposisi Kiri hanyalah diijinkan
sebagai titik permulaan saja. Dan di tahapan selanjutnya, berdasarkan kerja
pendidikan teori dan politik dan juga kritik internal, elemen-elemen ini harus
disaring. Pada kenyataannya, empat tahun terakhir ini telah dihabiskan oleh
Oposisi Kiri Internasional tidak hanya untuk mengklarifikasi dan memperdalam
pemahaman teori di tiap-tiap negara tetapi juga untuk menyingkirkan
elemen-elemem asing, sektarian, dan adventuris bohemian, yang tidak punya
prinsip, tidak punya kesetiaan pada perjuangan, tidak punya koneksi dengan
massa, tidak punya rasa tanggungjawab dan disiplin, dan oleh karenanya telah
cenderung mengejar karir (Landau, Mill, Graef, Well, dan berbagai macam elemen
yang serupa).
Prinsip demokrasi partai
tidaklah identikal dengan prinsip pintu terbuka. Oposisi Kiri tidak pernah
menuntut kaum Stalinis agar mereka merubah partai Komunis menjadi kumpulan
faksi-faksi, kelompok-kelompok, dan individu-individu. Kami menuduh kaum
birokrasi sentris telah menjalankan kebijakan yang sangat keliru yang pada
setiap langkah berkontradiksi dengan bunga-bunga proletariat dan mencoba
mencari jalan keluar dari kontradiksi-kontradiksi tersebut dengan mencekik
demokrasi partai. Antara kebijakan organisasi sentrisme birokratik dan “garis
umumnya” ada sebuah hubungan yang tak terpisahkan. Bertentangan dengan
Stalinisme, Oposisi Kiri menjunjung teori Marxisme dan pencapaian-pencapaian
strategis Leninisme di gerakan buruh dunia.
Terkait dengan
metode-metode yang bersifat prinsipil, Oposisi Internasional tidak pernah pecah
dengan kelompok atau individu manapun tanpa sebelumnya menghabiskan semua cara
pendekatan ideologis. Untuk alasan itulah, kerja memilah-milah kader yang telah
tercapai memiliki karakter organik dan permanen. Dengan memeriksa tiap-tiap
orang berdasarkan performa mereka, Oposisi Kiri harus membersihkan barisannya
dari elemen-elemen asing, karena hanya dengan demikianlah, seperti yang telah
ditunjukkan oleh pengalaman, Oposisi Kiri dapat meluaskan dan mendidik
kader-kader proletariannya. Konferensi Internasional hanya dapat menyandarkan
diri pada kerja yang telah dilakukan ini, dan memperdalam dan
mengkonsolidasikan hasil-hasil dari kerja ini.
Usulan untuk mengadakan
sebuah konferensi dengan semua kelompok yang menganggap dirinya bagian dari
Oposisi Kiri (kelompok Landau dan Rosemer, Mahnruf, Spartakos, Weisbord, dll.)
adalah usaha untuk memutar balik roda dan menunjukkan ketidakpahaman akan
kondisi dan hukum perkembangan organisasi revousioner dan metode penseleksian
dan pendidikan kader. Pra-konferensi ini tidak hanya menolak tetapi juga
mengutuk sikap seperti ini, yang bertentangan secara radikal dengan kebijakan
organisasional Marxisme.
Mengenai Demokrasi Partai
Seksi-seksi Oposisi
Kiri, yang lahir dari kelompok-kelompok propagada kecil, sedang dalam proses
transformasi menjadi organisasi-organisasi buruh. Transisi ini menaruh
demokrasi partai di urutan pertama. Hubungan-hubungan organisasional reguler
harus menggantikan metode organisasi dimana segelintir kamerad yang sangat
dekat dan saling memahami mengambil keputusan mereka dengan cara yang kasual.
Pondasi demokrasi partai
adalah informasi yang tepat waktu dan lengkap, yang tersedia untuk semua anggota
organisasi dan mencakup semua masalah-masalah penting dalam kehidupan dan
perjuangan partai. Disiplin hanya dapat dibangun berdasarkan asimilasi sadar
kebijakan-kebijakan organisasi oleh anggota-anggotanya dan kepercayaan pada
kepemimpinannya. Kepercayaan semacam ini hanya dapat diperoleh secara
perlahan-lahan, seiring perjuangan bersama dan hubungan timbal-balik. Disiplin
baja yang diperlukan tidak dapat diperoleh dengan komando buta. Organisasi
revolusioner tidak dapat tidak menghukum elemen-elemen yang tidak disiplin dan
mengganggu; tetapi hukuman disiplin ini hanya dapat digunakan sebagai jalan
terakhir, dan, terlebih lagi, dengan dukungan solid dari opini mayoritas
anggota.
Keberatan-keberatan
dalam menjalankan demokrasi, dengan alasan praktis bahwa ini hanya “buang-buang
waktu”, adalah oportunisme yang tidak mempertimbangkan jangka panjang.
Pendidikan dan konsolidasi organisasi adalah tugas yang paling penting. Setiap
usaha dan waktu harus digunakan untuk memenuhi tugas ini. Terlebih lagi,
demokrasi partai, sebagai satu-satunya jaminan terhadap konflik-konflik dan
perpecahan-perpecahan tidak-prinsipil, pada analisa terakhir mengurangi ongkosoverhead (tidak langsung) perkembangan partai. Hanya
dengan mengikuti metode-metode demokrasi secara terus-menerus dan sadar maka
kepemimpinan dapat mengambil langkah-langkah penting dalam kasus-kasus darurat
tanpa memprovokasi kekacauan atau ketidakpuasan.
Pra-konferensi ini
memutuskan agar Sekretariat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi partai dalam
isi dan juga bentuk, di dalam tiap-tiap seksi dan juga hubungan antara
Sekretariat dan seksi-seksi, terutama dalam persiapan konferensi internasional.
Oposisi Kiri di Italia (Hubungan dengan Kelompok Bordigist)
Kelompok yang dikenal
sebagai faksi kiri kaum Komunis Italia, yakni kelompok Prometeo atau Bordigist,
memiliki tradisi-tradisinya sendiri yang sangatlah berbeda dengan
tradisi-tradisi Bolshevik-Leninis. Kaum Bordigist, yang lahir dari perjuangan
melawan oportunisme dari Partai Sosialis Italia yang lama, mengambil sikap anti-parlementerisme
dan ultimatisme, dan terus menentang Komintern di periode awal empat kongres
dunia pertamanya. Pencampakan sikap anti-parlementerisme mereka, yang terjadi
segera setelah pecahnya perang, sama sekali tidak merubah esensi dari
kebijakan-kebijakan Bordigist. Mereka menolak berjuang demi slogan-slogan
demokratis di bawah kondisi apapun, dan mereka menolak kebijakan front
persatuan dengan Sosial Demokrasi – hari ini, di tahun 1933, setelah pengalaman
besar di semua negeri di dunia. Ini cukup menunjukkan karakter sektarian dari
kelompok Prometeo. Faksi Bordigist, walaupun mengklaim peran tendensi Marxis
independen, telah menunjukkan ketidakmampuannya untuk mempengaruhi perkembangan
Partai Komunis Italia. Di dalam Partai Komunis Italia, telah lahir sebuah
kelompok Marxis yang baru, Oposisi Italia Baru, yang sepenuhnya berdasarkan
ide-ide Oposisi Kiri. Ketidakmampuan kelompok Prometeo untuk menyebarkan
pengaruhnya ke negara-negara lain, walaupua mereka telah eksis selama sepuluh
tahun, juga menandakan karakter sektariannya. Dari sudut pandang Marxisme,
keterbatasan nasional dari Bordigisme adalah kelemahannya yang paling besar.
Oposisi Internasional,
dalam kasus ini seperti di dalam kasus-kasus lain, telah melakukan segalanya
untuk bersatu dengan kaum Bordigist. Peristiwa-peristiwa besar yang telah
terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini di Cina, Spanyol, dan Jerman, telah
menguji sepenuhnya perbedaan-perbedaan pendapat mengenai masalah slogan-slogan
demokratis dan kebijakan front persatuan. Setiap pukulan yang dihantarkan oleh
Oposisi Kiri terhadap kaum Stalinis juga dihantarkan ke kaum Bordigist. Tiga
tahun bekerja sama, berdebat dan melalui peristiwa-peristiwa, tidak membawa
mereka lebih dekat pada kita. Sekarang kita harus mengambil kesimpulan.
Dalam kerangka sebuah
partai massa, kita mungkin dapat berada di partai yang sama dengan kaum
Bordigist – di bawah kondisi disiplin dalam aksi. Tetapi di dalam kerangka
sebuah faksi, ini sama sekali tidak mungkin, terutama setelah semua pengalaman
yang telah kita lalui, untuk mendukung sebuah persatuan fiktif dengan sebuah
kelompok asing yang kaku secara ideologis dan terisolasi secara sektarian.
Kaum Bordigist sendiri
tidak pernah mengambil sikap loyal terhadap organisasi internasional kita.
Mereka memaksa semua anggota mereka untuk berpendapat dan memberikan suara
mereka di pertemuan-pertemuan Oposisi Internasional sesuai dengan suara
mayoritas faksi mereka, dan ini berarti kelompok Prometeo menaruh disiplin
nasional mereka lebih tinggi daripada disiplin Internasional. Oleh karenanya,
ini melanggar tidak hanya prinsip sentralisme demokratis tetapi juga
internasionalisme. Ini sendiri membuktikan bahwa kaum Bordigist tidak pernah
menjadi bagian organik dari Oposisi Kiri. Bila, kendati kenyataan ini, mereka masih
menganggap diri mereka bagian dari Oposisi Kiri Internasional, ini hanya untuk
menyamarkan karakter sektarian mereka. Kebijakan penyamaran bukanlah kebijakan
Marxisme.
Walaupun kami mengakui
kejujuran dan kesetiaan revolusioner dari banyak kaum Bordigist, Oposisi Kiri
percaya kalau saatnya sudah tiba untuk mengumumkan secara terbuka: kelompok
Prometeo bukanlah anggota Oposisi Kiri Internasional.
Satu-satunya seksi
Bolshevik-Leninis di Italia adalah Oposisi Italia Baru.
Oposisi Kiri di Austria
Kelompok Frey bergabung
dengan organisasi internasional kita, kemudian meninggalkannya, lalu mencoba
masuk kembali, tetapi mereka menolak memberikan informasi mengenai kondisi
internal mereka, dan lalu mengambil inisiatif memutuskan negosiasi-negosiasi
kita. Lewat tindakan-tindakannya ini, mereka telah menunjukkan bahwa
tugas-tugas dan tujuan-tujuan Oposisi Kiri adalah sesuatu yang asing bagi
mereka, dan mereka membutuhkan panji internasional Bolshevik-Leninis hanya
untuk menutup-nutupi ketidakmampuan mereka untuk tumbuh. Pra-konferensi ini
menyatakan secara terbuka bahwa Oposisi Kiri Internasional tidak
bertanggungjawab, secara langsung ataupun tidak langsung, atas kelompok Frey.
Sekretariat diminta
untuk mengambil langkah-langkah, dengan bantuan dari seksi Jerman, untuk
mengembangkan dan menguatkan seksi Oposisi Kiri di Austria.
Mengenai Seksi Oposisi Kiri di Spanyol
Revolusi Spanyol telah
menciptakan kondisi-kondisi objektif yang sangatlah menguntungkan untuk
perkembangan pesat komunisme. Tetapi kurangnya kader-kader yang terlatih
membuat Oposisi Kiri dan juga partai Komunis sangat kesulitan untuk menggunakan
peluang historis ini. Walaupun seksi Spanyol jumlah anggotanya melebihi
seksi-seksi lain (ini karena kebangkitan revolusioner di sana), konsolidasi
ideologis dan karakter kepemimpinannya sangat tidak memuaskan.
Untuk memahami mengapa,
kita harus mengenali kesalahan-kesalahan paling besar dari kader-kader pemimpin
Oposisi Spanyol:
Di Katalonia, yang kaum
proletariatnya memberikan ruang untuk pertumbuhan pengaruh Bolshevik Leninis
yang pesat, para pemimpin seksi Spanyol menghabis-habisi waktu; alih-alih
bekerja secara terbuka di bawah panji mereka sendiri walaupun masih kecil,
mereka bermain petak-umpet selama bulan-bulan revolusi yang paling kritis,
berdiplomasi dan lalu mengekor kaum nasionalis borjuis kecil, Maurin.
Di daerah-daerah yang
lain situasinya tidak lebih baik. Kaum Oposisi Kiri Spanyol, sementara
mengabaikan Partai Komunis Spanyol dan menggantikan pendidikan kader Marxis
dengan sentimentalisme revousioner, gagal membedakan diri mereka dari Oposisi
Kanan.
Para pemimpin Spanyol
membiarkan diri mereka terpengaruh oleh sisi-sisi buruk dari tradisi Revolusi
Spanyol; mereka memalingkan punggung mereka dari pengalaman internasional.
Walaupun mereka menyatakan solidaritas mereka dengan Oposisi Kiri, pada
kenyataannya mereka mendukung, secara langsung atau tidak langsung, semua
pembelot dan orang-orang yang tidak berprinsip (Landau, Rosmer, Mill, dll.)
Mengenai masalah faksi
atau partai independen, seksi Spanyol pada konferensi mereka yang terakhir
mengambil posisi yang ambigu, dengan menyatakan bahwa mereka mendukung
mengedepankan kandidat-kandidat mereka sendiri di pemilu. Keputusan ini, yang
bertentangan dengan kebijakan Oposisi Kiri dan sama sekali tidak dipersiapkan
untuk praktek, adalah keputusan yang tidak baik.
Bahkan para pemimpin
Oposisi Spanyol mempertimbangkan mengganti nama organisasi mereka. Dengan
mengambil nama “Komunis Kiri” – sebuah nama yang secara teori jelas-jelas
keliru – kamerad-kamerad Spanyol membuat diri mereka bersebrangan dengan
Oposisi Kiri Internasional dan pada saat yang sama mendekati nama yang diambil
oleh kelompok Leninbund, kelompok Rosmer, dll. Tak ada seorang pun kaum
revolusioner yang serius yang akan percaya kalau keputusan mengganti nama ini
adalah sebuah kebetulan, yang diambil tanpa alasan politik. Pada saat yang
sama, kaum Marxis tidak akan mendukung sebuah kebijakan yang tidak menyatakan
secara terbuka tujuannya. Kaum Marxis tidak menyembunyikan prinsipnya dengan
diplomasi dan manuver.
Dengan menuntut agar
konferensi internasional dibuka untuk semua kelompok yang menyatakan dirinya
pengikut Oposisi Kiri, termasuk mereka yang pecah dan juga mereka yang dipecat,
kelompok Oposisi Spanyol menunjukkan betapa terpisahnya mereka dari
perkembangan Oposisi Kiri Internasional, dan betapa kecilnya logika internal
yang telah mereka raih.
Mereka melempar tuduhan
bahwa seksi-seksi lain telah mengambil kebijakan-kebijakan organisasional yang
keliru, tanpa berusaha membenarkan tuduhan mereka. Sementara pada saat yang
sama kamerad-kamerad Spanyol menunjukkan kekeliruan metode mereka. Pertentangan
yang tiba-tiba meledak antara kedua kelompok di dalam Komite Pusat telah
membuat seksi Spanyol hampir pecah. Organisasi Oposisi Spanyol secara keseluruhan
benar-benar terkejut karena kedua kelompok ini sampai sekarang tidak mampu
memformulasikan dasar prinsip dari pertentangan mereka.
Di atas pondasi ideologi
mereka sekarang ini, seksi Spanyol tidak akan dapat berkembang lebih jauh.
Dibutuhkan sebuah usaha yang panjang dan sistematis untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang telah terjadi dan membentuk sebuah organisasi yang
teguh dalam prinsip dan terorganisir secara revolusioner. Untuk memenuhi ini,
pra-konferensi ini mengusulkan kebijakan-kebijakan berikut ini:
a. Semua dokumen-dokumen
internasional yang penting mengenai masalah-masalah yang diperdebatkan harus
diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol dan dikirim ke semua anggota seksi
Spanyol. Penyembunyian fakta harus dihentikan. Yang dimaksud di sini merujuk
terutama pada kasus Mill, dimana para pemimpin seksi Spanyol tidak hanya
mendukung seorang yang jelas-jelas tidak berprinsip, tetapi bahkan sekarang,
untuk membela kesalahan-kesalahan yang telah mereka buat, mereka menebarkan
tuduhan-tuduhan yang tidak pantas mengenai Oposisi Internasional.
b. Kedua kelompok yang
bertentangan di dalam Komite Pusat seksi Spanyol harus menolak perpecahan tak
berprinsip. Mereka harus memastikan diskusi berlangsung melalui jalur-jalur
normal dan semua anggota organisasi dapat berpartisipasi tanpa pengecualian.
c. Diskusi internal
harus dilaksanakan di sebuah buletin internal, dengan staf editorial yang
menjamin netralitas terhadap kedua kelompok yang bertentangan ini.
d. Semua prinsip-prinsip
Oposisi Kiri Internasional harus diagendakan. Simpati, antipati, dan
tuduhan-tuduhan pribadi tidak boleh menggantikan pengambilan posisi politik
yang jelas.
e. Diskusi menyeluruh
harus mempersiapka jalan untuk sebuah konferensi nasional yang baru.
Pra-konferensini ini
memutuskan agar Sekretariat Internasional mengikuti perkembangan internal seksi
Spanyol dengan seksama, untuk membantu mereka menjalankan kebijakan-kebijakan
tersebut di atas dan kebijakan-kebijakan lainnya yang sesuai dengan tugas-tugas
dan metode-metode Oposisi Kiri.
Mengenai Krisis Seksi Jerman
Pra-konferensi ini
menyatakan bahwa, kendati situasi yang benar-benar baik dan posisi awal yang
tepat, seksi Jerman belum menggunakan semua peluang yang terbuka baginya. Krisis
yang berhubungan dengan kapitulasi Well dan yang lainnya menunjukkan bahwa
kader-kader Oposisi Jerman membutuhkan perbaikan yang serius. Sementara
mayoritas anggota organisasi, setelah mendengar informasi mengenai krisis ini,
segera mengambil sikap yang tepat terhadap kliknya Well, yang terekspresikan
dalam kata “Keluar!”, kepemimpinan dan staf editorial seksi Jerman di pihak
yang lain menunjukkan keraguan dan kehilangan waktu, dan gagal menyediakan
informasi yang memadai kepada organisasi lokal mereka dan seksi-seksi di luar
Jerman. Dengan metode seperti ini dari pihak kepemimpinan, organisasi
revolusioner ini tidak akan dapat menang. Kaum Bolshevik-Leninis ditindas bukan
hanya oleh semua kekuatan orde lama, termasuk Sosial Demokrasi, tetapi juga
oleh birokrasi Stalinis. Oposisi Kiri dapat membuat jalan ke massa hanya dengan
semangat yang besar, dedikasi absolut terhadap ide-idenya, dan kesiapan untuk
mempertahankan panjinya sampai akhir. Mentolerir di dalam jajaran kepemimpinan
mereka-mereka yang ragu, pasif, letih, dan ingin menyerah adalah jelas-jelas
sebuah kejahatan yang besar. Di dalam kepemimpinan, kita harus memastikan
dominasi buruh-buruh revolusioner yang terikat dekat dengan massa dan dipenuhi
dengan kesadaran akan tugas besar yang telah diletakkan oleh sejarah di pundak
Oposisi Kiri. Konferensi Oposisi Jerman yang semakin dekat ini harus
dilaksanakan dengan cara pandang ini.
Catatan:
[1] Koumintang
adalah partai borjuis nasionalis Cina. Partai ini memerintah Cina dari tahun
1928 hingga 1949 dan kemudian memerintah Taiwan di bawah Chiang Kai-shek dan
penerusnya hingga abad ke-20. Pada awal tahun 1920an, Partai Komunis Tiongkok
bekerja sama dengan Koumintang dalam sebuah front untuk melawan feodalisme dan
imperialisme. Namun Komintern di bawah Stalin mengikat kaki dan tangan PKT
dalam aliansi ini, bahkan ketika sudah jelas bahwa Koumintang akan mengkhianati
PKT. Kebijakan front nasional Stalin ini akhirnya menyebabkan kekalahan
Revolusi Tiongkok pada tahun 1927 yang berujung pada pembantaian kaum komunis
Tiongkok dan memaksa PKT lari ke bawah tanah. Kekalahan telak ini menjadi awal
dari taktik gerilya Maois.
[2] Banyak
kaum intelektual dan artisan borjuis kecil di manca negara yang secara buta
membela Uni Soviet dan menebar puji sanjung pada birokrasi Stalinis, dan sama
sekali menghiraukan masalah-masalah pelik yang dihadapi oleh Uni Soviet yang
dapat meruntuhkannya. Trotsky menyebut orang-orang seperti itu “Para Sahabat
Uni Soviet”.
[3] Pierre
Monatte (1881-1960) dan Robert Louzon (1882-1976) adalah kaum sindikalis yang
sempat menjadi anggota Partai Komunis Prancis pada tahun 1920an. Mereka
kemudian meninggalkan partai tersebut dan membentuk Revolution
Proletarienne pada tahun 1924 dan Liga Sindikalis pada tahun 1926.
Trotsky berpolemik dengan mereka mengenai masalah serikat buruh.
[4] Oposisi
Kanan adalah faksi di Uni Soviet yang dipimpin oleh Bukharin, Rykov, dan
Tomsky. Pada awalnya, mereka beraliansi dengan faksi Stalin dalam melawan
Oposisi Kiri. Kebijakan utama mereka adalah kebijakan industrialisasi tempo
“kura-kura” dan kebijakan memperkaya kaum Kulak. Trotsky menentang ini dan
mengusulkan kebijakan industrialisasi cepat dengan rencana lima-tahun. Setelah
kegagalan ekonomi akibat kebijakan Oposisi Kanan, Stalin lalu banting stir dan
mengadopsi kebijakan industrialisasi dengan rencana lima-tahun, yakni kebijakan
Trotsky dan Oposisi Kiri pada awalnya. Namun kebijakan rencana lima tahun ini
dilakukan oleh faksi Stalin dengan cara yang birokratis dan administratif
sehingga pencapaiannya tidak semaksimal yang seharusnya bisa tercapai.
[5] Heinrich
Blander (1881-1967) adalah pemimpin dan pembentuk Partai Komunis Jerman. Dia
memimpin Partai Komunis Jerman saat pemberontakan 1921 dan 1923 yang menemui
kegagalan. Pada tahun 1928 dia dan ratusan pengikutnya dipecat dari partai dan
Komintern karena berseberangan dengan Stalin. Dia lalu membentuk Partai Komunis
Jerman Oposisi, yang lalu dikenal sebagai seksi Jerman dari Oposisi Kanan. Dia
bersekutu dengan Bukharin.
[6] Pada
bulan Mei 1925, sebuah blok dibentuk antara serikat-serikat buruh Soviet dan
Dewan Umum Kongress Serikat Buruh Inggris (TUC)
[7] Teori
partai dua-kelas buruh dan tani adalah teori yang diciptakan oleh Stalin untuk
membenarkan kebijakannya dalam mendukung Koumintang dan partai-partai borjuis
lainnya di Asia.
[8] Kongres
Amsterdam adalah sebuah Konferensi Anti-Perang di Amsterdam yang
diselenggarakan oleh kaum pasifis liberal pada tahun 1932, yang didukung oleh
Komintern dan Stalin. Leon Trotsky mengkritik konferensi pasifis liberal ini
karena mereka tidak membedakan antara perang imperialis dan perang
revolusioner, dan mengkritik Stalin yang semakin menjauhkan kaum buruh dari
metode perjuangan kelas dalam melawan perang imperialis.
[9] Kaum
Stalinis Jerman mengembangkan kebijakan “pembebasan nasional” untuk bersaing
dengan Nazi yang menggunakan sentimen-sentimen nasionalisme Jerman dalam
menentang perjanjian Versailles.
[10] Serikat
buruh Merah adalah serikat buruh yang dibentuk oleh kaum Stalinis sebagai
tandingan dari serikat buruh reformis. Kebijakan sektarian ini justru
memisahkan buruh komunis dari buruh reformis atau sosial demokrat.
[11] Kaum
Stalinis menyatakan bahwa mereka setuju dengan taktik front persatuan antara
organisasi komunis dengan organisasi reformis dengan kondisi ini harus
dilakukan “hanya dari bawah”, yakni bahwa front ini harus dibentuk hanya dengan
anggota-anggota bawahan dan tanpa menghiraukan para pemimpin reformis. Menurut
Trotsky, taktik ini bersifat sektarian dan tidak mempertimbangkan tingkat
kesadaran para buruh reformis.
[12] Teori
sosial fasisme adalah teori yang dikembangkan oleh kaum Stalinis pada tahun
1930an yang mengatakan bahwa sosial demokrasi adalah varian darri fasisme,
bahwa sosial demokrasi dan fasisme adalah kembar siam. Dengan teori ini, kaum
komunis Jerman menolak bekerja sama sama sekali dengan buruh-buruh reformis
atau sosial demokrat dalam perjuangan melawan Hitler. Ini akhirnya menyebabkan
kemenangan fasisme di Jerman. Setelah kesalahan ini, teori sosial fasisme
dicampakkan tanpa penjelasan mengapa dan lalu kaum Stalinis membanting stir
mengadopsi teori front popular yang oportunis.
[13] Rejim
plebisit adalah sebuah rejim dimana para pemilih hanya diberi dua pilihan tanpa
bisa mengajukan proposal untuk pilihan alternatif. Di dalam rejim ini, dua
pilihan tersebut sudah disetel oleh penguasa dan tidak ada diskusi atau debat
demokratis.
[14] Thermidor
adalah istilah yang digunakan Trotsky untuk kaum birokrasi Soviet yang telah
mengkhianati Revolusi Oktober. Secara lebih umum, Thermidor menandai epos
dimana rakyat mulai letih dan elemen-elemen yang lebih konservatif dan
birokratis mengambil alih kendali revolusi. Istilah ini diambil dari
konter-revolusi yang terjadi menyusul Revolusi Prancis 1789. Pada tanggal 27
Juli 1794 (Thermidor ke-9), pemerintahan Jacobin yang revolusioner digulingkan
oleh elemen-elemen yang lebih konservatif, dan ini berakhir dengan perebutan
kekuasaan oleh Napoleon Bonaparte pada tanggal 19 November 1799. Napoleon
menproklamirkan dirinya sebagai Kaisar seumur hidup dan mengubur hampir semua
pencapaian Revolusi Prancis.
sumber:http://www.marxists.org/indonesia/archive/trotsky/1932-TugasOposisi.htm
sumber:http://www.marxists.org/indonesia/archive/trotsky/1932-TugasOposisi.htm
No comments:
Post a Comment