Friday, May 3, 2013

05.Oposisi Kiri Internasional, Tugas-Tugas dan Metode-Metodenya


Leon Trotsky (Desember 1932)


Penerjemah: Ted Sprague (17 Desember 2011) dari “International Left Opposition, Its Tasks and Methods,” Leon Trotsky, December 1932
Dokumen ini ditulis oleh Trotsky sebagai draf dokumen pra-konferensi Oposisi Kiri Internasional yang diselenggarakan di Paris pada tanggal 4-8 February, 1933.


Tugas dari konferensi Oposisi Kiri (Bolshevik-Leninis) yang mendatang adalah mengadopsi sebuah platform dan statut-statut organisasi yang jelas dan terformulasikan dengan tepat, dan memilih badan kepemimpinannya. Kerja teori, politik, dan organisasi yang telah dilakukan oleh Oposisi Kiri sebelumnya di berbagai negeri, terutama dalam empat tahun belakangan ini, telah menyediakan premis-premis yang memadai untuk menyelesaikan tugas ini.
Dokumen-dokumen programatik dan politik utama dari Oposisi Kiri telah diterbitkan dalam tidak kurang dari lima belas bahasa. Oposisi Kiri menerbitkan tiga puluh dua koran di enam belas negara dan telah membentuk seksi-seksi baru di tujuh negara dalam tiga tahun terakhir ini. Tetapi pencapaiannya yang paling penting dan paling berharga adalah peningkatan level teori Oposisi Kiri Internasional, penguatan ideologinya, dan ekspansi inisiatif revolusionernya.
Asal-usul Oposisi Kiri di Uni Soviet
Oposisi Kiri lahir pada tahun 1923, sepuluh tahun yang lalu, di tanah Revolusi Oktober, di dalam partai yang berkuasa di Negara buruh yang pertama. Tertundanya perkembangan revolusi dunia membawa reaksi politik di tanah Revolusi Oktober. Konter-revolusi penuh berarti penggantian kekuasaan sebuah kelas oleh kelas yang lain; reaksi mulai dan berkembang sementara masih di bawah kekuasaan kelas revolusioner. Pengusung reaksi melawan Revolusi Oktober adalah kelas borjuis kecil, terutama elemen-elemen kaum tani yang lebih berada. Birokrasi, yang erat hubungannya dengan borjuis kecil, berdiri di muka sebagai jurubicara dari reaksi ini. Didukung oleh tekanan massa borjuis kecil, birokrasi memperoleh kemandirian dari kelas proletar. Setelah menggantikan program revolusi internasional dengan reformisme nasional, kaum birokrasi menciptakan teori ‘sosialisme di satu negeri’ sebagai doktrinnya. Sayap kiri proletar jatuh terpukul oleh kaum birokrasi yang beraliansi dengan borjuis kecil, yang kebanyakan adalah kaum tani dan strata buruh terbelakang. Inilah dialektika bagaimana Leninisme tersingkir dan digantikan dengan Stalinisme.
Setelah kekalahan organisasional yang dialami oleh Oposisi Kiri, kebijakan partai menjadi kebijakan manuver empirikal di antara kelas-kelas. Sementara ketergantungan kaum birokrasi terhadap kelas proletar mengekspresikan dirinya di dalam kenyataan bahwa walaupun kaum birokrasi telah menghantarkan serangkaian pukulan mereka tidak berani atau belum mampu menumbangkan pencapaian-pencapaian utama Revolusi Oktober: nasionalisasi tanah, nasionalisasi industri, monopoli perdagangan luar negeri. Terlebih lagi – ketika birokrasi partai pada tahun 1928 merasa dirinya terancam oleh sekutu-sekutu borjuis kecilnya, terutama oleh kaum kulak [kaum tani kaya], mereka  membanting stir secara tajam ke kiri karena mereka takut kehilangan dukungan dari kelar proletar. Hasil akhir dari zigzag ini adalah tempo industrialisasi yang advonturis, kolektivisasi tanah secara besar-besaran, dan penghapusan kulak secara administratif. Kekacauan ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan yang buta ini membawa gerakan baru ke kanan pada awal tahun ini.
Karena posisi istimewa dan kebiasaan berpikir konservatifnya, kaum birokrasi Soviet punya banyak kesamaan dengan kaum birokrasi reformis di negara-negara kapitalis. Mereka cenderung lebih percaya pada Koumintang[1] “revolusioner”, birokrasi “kiri” serikat-serikat buruh Inggris, “para sahabat Uni Soviet”[2] borjuis kecil, dan kaum pasifis liberal dan radikal dibandingkan inisiatif revolusioner mandiri dari kaum proletariat. Tetapi karena mereka harus mempertahankan posisi mereka di dalam negara buruh, kekuatan birokrasi Soviet lagi dan lagi berbenturan dengan kaum reformis kapitalis. Dengan cara ini, di bawah kondisi-kondisi sejarah yang unik, sebuah faksi sentrisme birokratis memisahkan dirinya dari Bolshevisme proletarian, dan menghambat epos perkembangan republik Soviet dan kelas buruh dunia.
Sentrisme birokratis menandakan degenerasi terparah di dalam negara buruh. Tetapi bahkan dalam kecacatan birokratisnya, Uni Soviet masih merupakan sebuah negara buruh. Untuk merubah perjuangan melawan birokrasi sentris menjadi perjuangan melawan negara Soviet adalah sama dengan menyamakan diri kita dengan klik Stalinis yang menyatakan “negara adalah saya”.
Pembelaan tanpa-kondisi terhadap Uni Soviet dari imperialisme dunia adalah sebuah tugas yang begitu mendasar bagi setiap kaum buruh revolusioner, sehingga Oposisi Kiri tidak mentolerir kebimbangan atau keraguan dalam masalah ini di antara anggota-anggotanya. Seperti sebelumnya, Oposisi Kiri akan pecah secara tegas dengan semua kelompok dan elemen yang berusaha mengambil posisi ‘netral’ antara Uni Soviet dan kapitalis dunia (kelompok Monatte-Louzon di Prancis, dan kelompok Urbahns di Jerman)[3].
Oposisi Kiri di Negara-negara Kapitalis
Internasional Ketiga lahir dari akibat langsung pengalaman kaum buruh maju di epos peperangan imperialis dan pemberontakan-pemberontakan setelah perang, terutama Revolusi Oktober. Ini menentukan peran kepemimpinan Bolshevisme Rusia di Internasional Ketiga dan juga seksi-seksi nasionalnya. Namun keliru kalau kita menganggap perkembangan Komintern selama 10 tahun terakhir ini sebagai refleksi perjuangan faksional di dalam Partai Komunis Rusia. Ada sebab-sebab yang mengakar di dalam perkembangan gerakan buruh internasional itu sendiri yang mendorong seksi-seksi Komintern yang masih muda ke birokrasi Stalinis.
Periode awal setelah peperangan adalah tahun-tahun penuh harapan di mana-mana, terutama di Eropa, bahwa kekuasaan borjuasi akan tumbang dalam waktu dekat. Tetapi sebelum krisis internal Partai Komunis Rusia meledak, kebanyakan seksi-seksi Eropa telah menderita kekalahan-kekalahan dan kekecewaan-kekecewaan besar pertama mereka. Yang paling mengecewakan adalah kekalahan kaum proletar Jerman pada bulan Oktober 1923. Sebuah orientasi politik yang baru menjadi suatu keharusan internal bagi mayoritas partai-partai Komunis. Ketika birokrasi Soviet, dengan mengeksploitasi kekecewaan kaum buruh Rusia akan tertundanya revolusi Eropa, mengajukan teori sosialisme di satu negeri yang nasionalis reformis, birokrasi-birokrasi muda di seksi-seksi lain merasa lega; perspektif baru ini memberikan mereka sebuah jalan ke sosialisme yang tidak terikat pada proses revolusi internasional. Dengan cara ini, reaksi di Soviet terjadi berbarengan dengan reaksi di negara-negara kapitalis, dan ini menciptakan kondisi untuk keberhasilan represi administratif terhadap Oposisi Kiri oleh birokrasi sentris.
Tetapi ketika mereka semakin bergerak ke kanan, partai-partai komunis resmi ini berbenturan dengan Koumintang yang sebenarnya, dengan kaum birokrat sesungguhnya dari serikat-serikat buruh dan Sosial Demokrasi, seperti halnya kaum Stalinis berbenturan dengan kaum kulak. Zigzag baru ke kebijakan ultra-kiri lalu menyusul dan ini membawa perpecahan di kubu mayoritas Komintern: lingkaran penguasa dan sayap Oposisi Kanan.[4]
Di kamp komunisme, selama tiga tahun terakhir ada tiga kelompok utama: sayap Marxis (Bolshevik-Leninis); sayap sentris (Stalinis); dan akhirnya sayap kanan, atau lebih tepatnya sayap sentris-kanan (Bandlerites)[5] yang menuju langsung ke reformisme. Perkembangan politik di hampir semua negara tanpa pengecualian telah mengkonfirmasikan kebenaran dari klasifikasi ini.
Adalah karakter dari kaum sentris untuk bekerja sama dengan sayap kanan – yang merupakan sayap yang prinsipnya paling mirip dengannya –, tetapi mereka tidak pernah bekerja sama dengan sayap Bolshevik-Leninis untuk melawan sayap kanan. Sementara bagi sayap kanan dalam skala internasional, seperti semua bentuk oportunisme, sayap ini ditandai oleh perbedaan-perbedaan dan kontradiksi-kontradiksi tajam di antara seksi-seksi nasionalnya, tetapi mereka tersatukan dalam kebencian mereka terhadap sayap Bolshevik-Leninis.
Di Uni Soviet, di bawah kondisi kediktaturan dan absennya partai-partai oposisi yang legal, Oposisi Kanan secara tak terelakkan menjadi instrumen bagi kelas-kelas yang memusuhi proletariat untuk menekan Soviet. Inilah bahaya utama dari Oposisi Kanan. Namun para pemimpin Oposisi Kanan menyadari bahaya ini dan ini membuat mereka lumpuh karena para pemimpin ini mempunyai ikatan dengan partai melalui masa lalu mereka.
Di negara-negara kapitalis, dimana semua macam reformisme yang ada di sebelah kanan partai-partai Komunis dapat beroperasi dengan bebas, Oposisi Kanan tidak punya medan aktivitas. Dimana Oposisi Kanan punya organisasi-organisasi massa, mereka menyerahkan organisasi-organisasi ini, secara langsung atau tak langsung, ke Sosial Demokrasi (Cekoslovakia, Swedia), dengan pengecualian elemen-elemen revolusioner yang menemukan jalan mereka ke Bolshevik-Leninis (Cekoslovakia, Polandia). Elemen-elemen Blandlerite yang tetap mandiri di sejumlah tempat (Jerman, AS) berharap mereka akan dipanggil kembali dan dimaafkan cepat atau lambat oleh birokrasi Stalinis; dengan perspektif ini mereka melakukan kampanye fitnah terhadap Oposisi Kiri dengan semangat Stalinisme.
Prinsip-Prinsip Fundamental Oposisi Kiri
Oposisi Kiri Internasional berdiri di atas pondasi empat kongres Komintern yang pertama. Ini tidak berarti bahwa Oposisi Kiri Internasional mengikuti huruf demi huruf setiap keputusannya, dimana banyak keputusan-keputusan ini yang punya karakter kondisional dan telah terbukti keliru oleh jalannya peristiwa. Tetapi semua prinsip-prinsip utamanya (sehubungan dengan imperialisme dan negara borjuis;demokrasi dan reformisme; masalah-masalah pemberontakan; kediktaturan proletariat, mengenai petani dan negara-negara terjajah; soviet; kerja di serikat buruh; parlementerisme; kebijakan front persatuan) masih, bahkan sampai hari ini, merupakan ekspresi tertinggi dari strategi proletarian di epos krisis kapitalisme.
Oposisi Kiri menolak keputusan-keputusan revisionis Kongres Dunia Kelima dan Keenam, dan menganggap perlunya perubahan radikal di dalam program Komintern yang kemurnian emas Marxisnya telah dibuat tak berharga oleh sentrisme.
Sesuai dengan semangat keputusan-keputusan empat kongres Komintern yang pertama, dan untuk melanjutkan keputusan-keputusan tersebut, Oposisi Kiri menyatakan prinsip-prinsip ini, mengembangkan mereka secara teoritis, dan mempraktekkannya:
1) Kemandirian partai proletarian, selalu dan di bawah kondisi apapun; mengutuk kebijakan sehubungan dengan Koumintang pada tahun 1924-28; mengutuk kebijakan Komite Anglo-Rusia[6]; mengutuk teori partai dua-kelas (buruh dan tani) Stalinis[7] dan seluruh praktek yang berdasarkan teori ini; mengutuk kebijakan Kongres Amsterdam[8] dimana Partai Komunis ditenggelamkan di lumpur pasifis.
2) Mengakui karakter internasional revolusi proletariat, dan oleh karenanya karakter permanen revolusi proletariat; menolak teori sosialisme di satu negeri dan kebijakan Bolshevisme nasional di Jerman yang menyertainya (platform “pembebasan nasional”).[9]
3) Mengakui negara Soviet sebagai negara buruh kendati degenerasi rejim birokratis yang semakin parah; kewajiban tanpa-kondisi dari setiap buruh untuk membela negara Soviet dari serangan imperialisme dan juga dari konter-revolusi internal.
4) Mengutuk kebijakan ekonomi faksi Stalinis saat periode oportunisme ekonomi pada tahun 1923 sampai 1928 (dimana saat itu kaum Stalinis menentang “super-industrialisasi” dan mendukung kaum kulak) dan juga periode adventurisme ekonomi pada tahun 1928 sampai 1932 (percepatan tempo industrialisasi yang berlebihan, 100 persen kolektivisasi, likuidasi kulak sebagai kelas secara administratif); mengutuk legenda dari kaum birokrasi yang kriminal bahwa “negara Soviet telah memasuki sosialisme”; mengakui perlunya untuk kembali ke kebijakan-kebijakan ekonomi Leninisme yang realistis.
5) Mengakui perlunya kerja Komunis yang sistematis di organisasi-organisasi massa proletariat, terutama di serikat-serikat buruh reformis; mengutuk teori dan praktek organisasi serikat-buruh Merah[10] di Jerman (RGO) dan formasi-formasi serupa di negara-negara lain.
6) Menolak formula “kediktaturan demokratis proletariat dan petani” sebagai sebuah rejim yang berbeda dari kediktaturan proletariat yang memenangkan dukungan dari kaum tani dan massa tertindas umumnya; menolak teori anti-Marxis “perkembangan” secara damai dari kediktaturan demokratis ke kediktaturan sosialis.
7) Mengakui perlunya mengembangkan kebijakan front persatuan di antara organisasi-organisasi massa kelas buruh, serikat buruh maupun organisasi politik, termasuk Sosial Demokrasi sebagai sebuah partai; mengutuk slogan “hanya dari bawah”[11] yang bersifat ultimatum, yang pada prakteknya berarti menolak front persatuan dan, secara konsekuen, menolak pembentukan soviet; mengutuk aplikasi oportunis dari kebijakan front persatuan seperti di Komite Anglo-Rusia (sebuah blok dengan para pemimpin tanpa massa dan melawan massa); mengutuk dua-kali-lipat kebijakan Komite Pusat Jerman hari ini, yang mengkombinasikan slogan “hanya dari bawah” yang bersifat ultimatum dan pakta parlementer yang oportunis dengan para  pemimpin Sosial Demokrasi.
9) Menolak teori sosial fasisme[12] dan seluruh praktek yang berkaitan dengan teori ini, yang melayani fasisme di satu pihak dan Sosial Demokrasi di pihak yang lain.
10) Membedakan tiga kelompok di dalam kamp komunisme: kelompok Marxis, kelompok sentris, dan kelompok kanan; menolak aliansi politik dengan kelompok kanan untuk melawan kelompok sentris; mendukung kelompok sentris melawan musuh kelas; berjuang dengan teguh dan sistematis melawan sentrisme dan kebijakan zig-zagnya.
11) Mengakui demokrasi partai bukan hanya dalam kata-kata tetapi juga dalam kenyataan; mengutuk rejim plebisit[13] Stalinis (pemerintahan para perampas kekuasaan, melarang kebebasan berpikir dan kehendak partai, sengaja memblok informasi untuk partai, dll.)
Prinsip-prinsip fundamental yang dijabarkan di atas, yang merupakan strategi pokok penting kaum proletariat di masa sekarang, membuat Oposisi Kiri berseberangan dan bermusuhan dengan faksi Stalinis yang sekarang mendominasi Uni Soviet dan Komunis Internasional. Menerima prinsip-prinsip ini, berdasarkan keputusan-keputusan dari empat kongres pertama Komintern, adalah syarat utama untuk diterimanya organisasi, kelompok, atau individu ke dalam Oposisi Kiri Internasional.
Faksi dan Bukan Partai
Oposisi Kiri Internasional menganggap dirinya sebagai sebuah faksi dari Komintern dan seksi-seksi nasionalnya sebagai faksi-faksi dari partai-partai Komunis nasional. Ini berarti bahwa Oposisi Kiri tidak menganggap bahwa rejim organisasional yang diciptakan oleh birokrasi Stalinis sebagai sesuatu yang final. Sebaliknya, tujuan Oposisi Kiri adalah untuk merebut kembali panji Bolshevisme dari tangan kaum birokrasi yang mencurinya dan mengembalikan Komunis Internasional ke prinsip-prinsip Marx dan Lenin. Bahwa kebijakan seperti ini adalah satu-satunya kebijakan yang tepat di bawah situasi sekarang sudah terbukti oleh analisa teori dan pengalaman sejarah.
Walaupun kondisi-kondisi unik dari perkembangan politik Rusia telah menyebabkan Bolshevisme pecah sepenuhnya dengan Menshevisme sedini tahun 1912, Partai Bolshevik tetap berada di dalam Internasional Kedua sampai akhir tahun 1914. Pelajaran dari peperangan [Perang Dunia Pertama] diperlukan untuk mengedepankan masalah pembentukan Internasional yang baru. Revolusi Oktober diperlukan untuk menyerukan Internasional yang baru ini.
Bencana sejarah seperti jatuhnya negara Soviet tentu akan menyapu Komunis Internasional juga. Kemenangan fasisme di Jerman dan hancurnya proletariat Jerman juga tidak akan membiarkan Komintern selamat dari konsekuensi kebijakan-kebijakannya yang keliru. Tetapi siapa di kamp revolusi yang hari ini berani mengatakan bahwa jatuhnya kekuasaan Soviet atau kemenangan fasisme di Jerman tidak dapat dihindari atau dicegah? Bukan Oposisi Kiri. Sebaliknya, kebijakan-kebijakan Oposisi Kiri ditujukan untuk membela Uni Soviet dari bahaya Thermidor[14], yang telah dibawa lebih dekat oleh kelompok sentris, dan untuk membantu proletariat Jerman tidak hanya untuk mengalahkan fasisme tetapi juga untuk merebut kekuasaan. Berdiri di atas pondasi Revolusi Oktober dan Internasional Ketiga, Oposisi Kiri menolak gagasan membentuk partai-partai Komunis tandingan.
Kaum birokrasi Stalinis memikul semua tanggungjawab atas perpecahan komunisme. Kaum Bolshevik-Leninis [Oposisi Kiri] siap, pada saat ini juga, untuk kembali ke Komintern dan mematuhi disiplin keras dalam aksi, sementara pada saat yang sama atas dasar demokrasi partai melakukan perjuangan tanpa kompromi melawan sentrisme birokratik. Hari ini, di bawah kondisi perpecahan, kesetiaan kita pada Komunis Internasional tidak dapat diekspresikan dengan pembatasan-diri secara organisasional, menolak mengambil inisiatif politik secara mandiri dan menolak melakukan kerja massa, tetapi kesetiaan ini harus diekspresikan oleh isi kebijakan kita. Oposisi Kiri tidak mengadaptasi dirinya pada birokrasi Stalinis. Oposisi Kiri tidak diam saja menyaksikan kesalahan-kesalahan dan kejahatan-kejahatan mereka. Sebaliknya, Oposisi Kiri mengkritik mereka tanpa kompromi. Tetapi tujuan dari kritik ini bukanlah untuk membentuk sebuah partai tersendiri untuk menandingi partai-partai Komunis yang sudah ada, tetapi untuk memenangkan nukleus proletarian dari partai-partai resmi itu dan dengan ini membangun kembali partai tersebut di atas pondasi Marxisme.
Masalah ini diajukan dengan lebih jelas dan tajam di Uni Soviet dibandingkan di tempat-tempat lain. Kebijakan partai kedua di sana akan berarti kebijakan pemberontakan bersenjata dan sebuah revolusi yang baru. Kebijakan faksi berarti reformasi internal partai dan negara buruh. Kendati semua fitnah dari birokrasi Stalinis dan para pengagumnya, Oposisi Kiri tetap berdiri di atas dasar reformasi.
Hubungan kita dengan Komunis Internasional tersirat oleh nama faksi kita: Oposisi Kiri. Isi gagasan-gagasan dan metode-metode kita dikarakterkan dengan cukup jelas oleh nama Bolshevik-Leninis. Setiap seksi harus menggunakan kedua nama ini.
Membersihkan Barisan Oposisi Kiri dan Komposisi Konferensi Internasional
Oposisi Kiri hanya dapat tumbuh dan menguatkan dirinya dengan membersihkan anggota-anggotanya dari elemen-elemen aksidental dan asing.
Kebangkitan revolusioner setelah perang [Perang Dunia Pertama] tidak hanya membangkitkan generasi proletariat muda tetapi juga menghidupkan kembali berbagai kelompok sektarian yang ingin keluar dari jalan anarkisme, sindikalisme, propagandisme murni, dsbnya. Banyak dari mereka berharap menemukan arena bagi ide-ide mereka di Komunis Internasional. Elemen-elemen bohemian borjuis kecil, yang terlempar keluar dari gubuk-gubuk mereka oleh peperangan dan kebangkitan setelah peperangan, juga beramai-ramai bergerak ke bawah panji komunisme. Sebagian dari kelompok partisan berwarna-warni ini menyebar ke dalam gerakan komunis dan memasuki aparatusnya, dan menjadi birokrasi yang paling baik. Mereka yang tidak puas berhenti dari politik atau mencoba bergabung dengan Oposisi Kiri. Elemen-elemen semacam ini siap menerima prinsip-prinsip kita hanya dalam kata-kata saja, dengan syarat mereka tetap diperbolehkan menjadi borjuasi yang baik (Paz dkk.) dan mereka tidak diwajibkan mengikuti disiplin ide dan aksi (Souvarine) atau melepaskan prasangka sindikalis mereka atau prasangka-prasangka lainnya (Rosmer).
Dalam membangun barisannya di level nasional maupun internasional, Oposisi Kiri harus memulai dengan berbagai kelompok yang ada. Tetapi semenjak awal, bagi kelompok inti Oposisi Kiri Internasional jelas kalau kombinasi mekanis dari berbagai kelompok ini yang menganggap diri mereka bagian dari Oposisi Kiri hanyalah diijinkan sebagai titik permulaan saja. Dan di tahapan selanjutnya, berdasarkan kerja pendidikan teori dan politik dan juga kritik internal, elemen-elemen ini harus disaring. Pada kenyataannya, empat tahun terakhir ini telah dihabiskan oleh Oposisi Kiri Internasional tidak hanya untuk mengklarifikasi dan memperdalam pemahaman teori di tiap-tiap negara tetapi juga untuk menyingkirkan elemen-elemem asing, sektarian, dan adventuris bohemian, yang tidak punya prinsip, tidak punya kesetiaan pada perjuangan, tidak punya koneksi dengan massa, tidak punya rasa tanggungjawab dan disiplin, dan oleh karenanya telah cenderung mengejar karir (Landau, Mill, Graef, Well, dan berbagai macam elemen yang serupa).
Prinsip demokrasi partai tidaklah identikal dengan prinsip pintu terbuka. Oposisi Kiri tidak pernah menuntut kaum Stalinis agar mereka merubah partai Komunis menjadi kumpulan faksi-faksi, kelompok-kelompok, dan individu-individu. Kami menuduh kaum birokrasi sentris telah menjalankan kebijakan yang sangat keliru yang pada setiap langkah berkontradiksi dengan bunga-bunga proletariat dan mencoba mencari jalan keluar dari kontradiksi-kontradiksi tersebut dengan mencekik demokrasi partai. Antara kebijakan organisasi sentrisme birokratik dan “garis umumnya” ada sebuah hubungan yang tak terpisahkan. Bertentangan dengan Stalinisme, Oposisi Kiri menjunjung teori Marxisme dan pencapaian-pencapaian strategis Leninisme di gerakan buruh dunia.
Terkait dengan metode-metode yang bersifat prinsipil, Oposisi Internasional tidak pernah pecah dengan kelompok atau individu manapun tanpa sebelumnya menghabiskan semua cara pendekatan ideologis. Untuk alasan itulah, kerja memilah-milah kader yang telah tercapai memiliki karakter organik dan permanen. Dengan memeriksa tiap-tiap orang berdasarkan performa mereka, Oposisi Kiri harus membersihkan barisannya dari elemen-elemen asing, karena hanya dengan demikianlah, seperti yang telah ditunjukkan oleh pengalaman, Oposisi Kiri dapat meluaskan dan mendidik kader-kader proletariannya. Konferensi Internasional hanya dapat menyandarkan diri pada kerja yang telah dilakukan ini, dan memperdalam dan mengkonsolidasikan hasil-hasil dari kerja ini.
Usulan untuk mengadakan sebuah konferensi dengan semua kelompok yang menganggap dirinya bagian dari Oposisi Kiri (kelompok Landau dan Rosemer, Mahnruf, Spartakos, Weisbord, dll.) adalah usaha untuk memutar balik roda dan menunjukkan ketidakpahaman akan kondisi dan hukum perkembangan organisasi revousioner dan metode penseleksian dan pendidikan kader. Pra-konferensi ini tidak hanya menolak tetapi juga mengutuk sikap seperti ini, yang bertentangan secara radikal dengan kebijakan organisasional Marxisme.
Mengenai Demokrasi Partai
Seksi-seksi Oposisi Kiri, yang lahir dari kelompok-kelompok propagada kecil, sedang dalam proses transformasi menjadi organisasi-organisasi buruh. Transisi ini menaruh demokrasi partai di urutan pertama. Hubungan-hubungan organisasional reguler harus menggantikan metode organisasi dimana segelintir kamerad yang sangat dekat dan saling memahami mengambil keputusan mereka dengan cara yang kasual.
Pondasi demokrasi partai adalah informasi yang tepat waktu dan lengkap, yang tersedia untuk semua anggota organisasi dan mencakup semua masalah-masalah penting dalam kehidupan dan perjuangan partai. Disiplin hanya dapat dibangun berdasarkan asimilasi sadar kebijakan-kebijakan organisasi oleh anggota-anggotanya dan kepercayaan pada kepemimpinannya. Kepercayaan semacam ini hanya dapat diperoleh secara perlahan-lahan, seiring perjuangan bersama dan hubungan timbal-balik. Disiplin baja yang diperlukan tidak dapat diperoleh dengan komando buta. Organisasi revolusioner tidak dapat tidak menghukum elemen-elemen yang tidak disiplin dan mengganggu; tetapi hukuman disiplin ini hanya dapat digunakan sebagai jalan terakhir, dan, terlebih lagi, dengan dukungan solid dari opini mayoritas anggota.
Keberatan-keberatan dalam menjalankan demokrasi, dengan alasan praktis bahwa ini hanya “buang-buang waktu”, adalah oportunisme yang tidak mempertimbangkan jangka panjang. Pendidikan dan konsolidasi organisasi adalah tugas yang paling penting. Setiap usaha dan waktu harus digunakan untuk memenuhi tugas ini. Terlebih lagi, demokrasi partai, sebagai satu-satunya jaminan terhadap konflik-konflik dan perpecahan-perpecahan tidak-prinsipil, pada analisa terakhir mengurangi ongkosoverhead (tidak langsung) perkembangan partai. Hanya dengan mengikuti metode-metode demokrasi secara terus-menerus dan sadar maka kepemimpinan dapat mengambil langkah-langkah penting dalam kasus-kasus darurat tanpa memprovokasi kekacauan atau ketidakpuasan.
Pra-konferensi ini memutuskan agar Sekretariat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi partai dalam isi dan juga bentuk, di dalam tiap-tiap seksi dan juga hubungan antara Sekretariat dan seksi-seksi, terutama dalam persiapan konferensi internasional.
Oposisi Kiri di Italia (Hubungan dengan Kelompok Bordigist)
Kelompok yang dikenal sebagai faksi kiri kaum Komunis Italia, yakni kelompok Prometeo atau Bordigist, memiliki tradisi-tradisinya sendiri yang sangatlah berbeda dengan tradisi-tradisi Bolshevik-Leninis. Kaum Bordigist, yang lahir dari perjuangan melawan oportunisme dari Partai Sosialis Italia yang lama, mengambil sikap anti-parlementerisme dan ultimatisme, dan terus menentang Komintern di periode awal empat kongres dunia pertamanya. Pencampakan sikap anti-parlementerisme mereka, yang terjadi segera setelah pecahnya perang, sama sekali tidak merubah esensi dari kebijakan-kebijakan Bordigist. Mereka menolak berjuang demi slogan-slogan demokratis di bawah kondisi apapun, dan mereka menolak kebijakan front persatuan dengan Sosial Demokrasi – hari ini, di tahun 1933, setelah pengalaman besar di semua negeri di dunia. Ini cukup menunjukkan karakter sektarian dari kelompok Prometeo. Faksi Bordigist, walaupun mengklaim peran tendensi Marxis independen, telah menunjukkan ketidakmampuannya untuk mempengaruhi perkembangan Partai Komunis Italia. Di dalam Partai Komunis Italia, telah lahir sebuah kelompok Marxis yang baru, Oposisi Italia Baru, yang sepenuhnya berdasarkan ide-ide Oposisi Kiri. Ketidakmampuan kelompok Prometeo untuk menyebarkan pengaruhnya ke negara-negara lain, walaupua mereka telah eksis selama sepuluh tahun, juga menandakan karakter sektariannya. Dari sudut pandang Marxisme, keterbatasan nasional dari Bordigisme adalah kelemahannya yang paling besar.
Oposisi Internasional, dalam kasus ini seperti di dalam kasus-kasus lain, telah melakukan segalanya untuk bersatu dengan kaum Bordigist. Peristiwa-peristiwa besar yang telah terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini di Cina, Spanyol, dan Jerman, telah menguji sepenuhnya perbedaan-perbedaan pendapat mengenai masalah slogan-slogan demokratis dan kebijakan front persatuan. Setiap pukulan yang dihantarkan oleh Oposisi Kiri terhadap kaum Stalinis juga dihantarkan ke kaum Bordigist. Tiga tahun bekerja sama, berdebat dan melalui peristiwa-peristiwa, tidak membawa mereka lebih dekat pada kita. Sekarang kita harus mengambil kesimpulan.
Dalam kerangka sebuah partai massa, kita mungkin dapat berada di partai yang sama dengan kaum Bordigist – di bawah kondisi disiplin dalam aksi. Tetapi di dalam kerangka sebuah faksi, ini sama sekali tidak mungkin, terutama setelah semua pengalaman yang telah kita lalui, untuk mendukung sebuah persatuan fiktif dengan sebuah kelompok asing yang kaku secara ideologis dan terisolasi secara sektarian.
Kaum Bordigist sendiri tidak pernah mengambil sikap loyal terhadap organisasi internasional kita. Mereka memaksa semua anggota mereka untuk berpendapat dan memberikan suara mereka di pertemuan-pertemuan Oposisi Internasional sesuai dengan suara mayoritas faksi mereka, dan ini berarti kelompok Prometeo menaruh disiplin nasional mereka lebih tinggi daripada disiplin Internasional. Oleh karenanya, ini melanggar tidak hanya prinsip sentralisme demokratis tetapi juga internasionalisme. Ini sendiri membuktikan bahwa kaum Bordigist tidak pernah menjadi bagian organik dari Oposisi Kiri. Bila, kendati kenyataan ini, mereka masih menganggap diri mereka bagian dari Oposisi Kiri Internasional, ini hanya untuk menyamarkan karakter sektarian mereka. Kebijakan penyamaran bukanlah kebijakan Marxisme.
Walaupun kami mengakui kejujuran dan kesetiaan revolusioner dari banyak kaum Bordigist, Oposisi Kiri percaya kalau saatnya sudah tiba untuk mengumumkan secara terbuka: kelompok Prometeo bukanlah anggota Oposisi Kiri Internasional.
Satu-satunya seksi Bolshevik-Leninis di Italia adalah Oposisi Italia Baru.
Oposisi Kiri di Austria
Kelompok Frey bergabung dengan organisasi internasional kita, kemudian meninggalkannya, lalu mencoba masuk kembali, tetapi mereka menolak memberikan informasi mengenai kondisi internal mereka, dan lalu mengambil inisiatif memutuskan negosiasi-negosiasi kita. Lewat tindakan-tindakannya ini, mereka telah menunjukkan bahwa tugas-tugas dan tujuan-tujuan Oposisi Kiri adalah sesuatu yang asing bagi mereka, dan mereka membutuhkan panji internasional Bolshevik-Leninis hanya untuk menutup-nutupi ketidakmampuan mereka untuk tumbuh. Pra-konferensi ini menyatakan secara terbuka bahwa Oposisi Kiri Internasional tidak bertanggungjawab, secara langsung ataupun tidak langsung, atas kelompok Frey.
Sekretariat diminta untuk mengambil langkah-langkah, dengan bantuan dari seksi Jerman, untuk mengembangkan dan menguatkan seksi Oposisi Kiri di Austria.
Mengenai Seksi Oposisi Kiri di Spanyol
Revolusi Spanyol telah menciptakan kondisi-kondisi objektif yang sangatlah menguntungkan untuk perkembangan pesat komunisme. Tetapi kurangnya kader-kader yang terlatih membuat Oposisi Kiri dan juga partai Komunis sangat kesulitan untuk menggunakan peluang historis ini. Walaupun seksi Spanyol jumlah anggotanya melebihi seksi-seksi lain (ini karena kebangkitan revolusioner di sana), konsolidasi ideologis dan karakter kepemimpinannya sangat tidak memuaskan.
Untuk memahami mengapa, kita harus mengenali kesalahan-kesalahan paling besar dari kader-kader pemimpin Oposisi Spanyol:
Di Katalonia, yang kaum proletariatnya memberikan ruang untuk pertumbuhan pengaruh Bolshevik Leninis yang pesat, para pemimpin seksi Spanyol menghabis-habisi waktu; alih-alih bekerja secara terbuka di bawah panji mereka sendiri walaupun masih kecil, mereka bermain petak-umpet selama bulan-bulan revolusi yang paling kritis, berdiplomasi dan lalu mengekor kaum nasionalis borjuis kecil, Maurin.
Di daerah-daerah yang lain situasinya tidak lebih baik. Kaum Oposisi Kiri Spanyol, sementara mengabaikan Partai Komunis Spanyol dan menggantikan pendidikan kader Marxis dengan sentimentalisme revousioner, gagal membedakan diri mereka dari Oposisi Kanan.
Para pemimpin Spanyol membiarkan diri mereka terpengaruh oleh sisi-sisi buruk dari tradisi Revolusi Spanyol; mereka memalingkan punggung mereka dari pengalaman internasional. Walaupun mereka menyatakan solidaritas mereka dengan Oposisi Kiri, pada kenyataannya mereka mendukung, secara langsung atau tidak langsung, semua pembelot dan orang-orang yang tidak berprinsip (Landau, Rosmer, Mill, dll.)
Mengenai masalah faksi atau partai independen, seksi Spanyol pada konferensi mereka yang terakhir mengambil posisi yang ambigu, dengan menyatakan bahwa mereka mendukung mengedepankan kandidat-kandidat mereka sendiri di pemilu. Keputusan ini, yang bertentangan dengan kebijakan Oposisi Kiri dan sama sekali tidak dipersiapkan untuk praktek, adalah keputusan yang tidak baik.
Bahkan para pemimpin Oposisi Spanyol mempertimbangkan mengganti nama organisasi mereka. Dengan mengambil nama “Komunis Kiri” – sebuah nama yang secara teori jelas-jelas keliru – kamerad-kamerad Spanyol membuat diri mereka bersebrangan dengan Oposisi Kiri Internasional dan pada saat yang sama mendekati nama yang diambil oleh kelompok Leninbund, kelompok Rosmer, dll. Tak ada seorang pun kaum revolusioner yang serius yang akan percaya kalau keputusan mengganti nama ini adalah sebuah kebetulan, yang diambil tanpa alasan politik. Pada saat yang sama, kaum Marxis tidak akan mendukung sebuah kebijakan yang tidak menyatakan secara terbuka tujuannya. Kaum Marxis tidak menyembunyikan prinsipnya dengan diplomasi dan manuver.
Dengan menuntut agar konferensi internasional dibuka untuk semua kelompok yang menyatakan dirinya pengikut Oposisi Kiri, termasuk mereka yang pecah dan juga mereka yang dipecat, kelompok Oposisi Spanyol menunjukkan betapa terpisahnya mereka dari perkembangan Oposisi Kiri Internasional, dan betapa kecilnya logika internal yang telah mereka raih.
Mereka melempar tuduhan bahwa seksi-seksi lain telah mengambil kebijakan-kebijakan organisasional yang keliru, tanpa berusaha membenarkan tuduhan mereka. Sementara pada saat yang sama kamerad-kamerad Spanyol menunjukkan kekeliruan metode mereka. Pertentangan yang tiba-tiba meledak antara kedua kelompok di dalam Komite Pusat telah membuat seksi Spanyol hampir pecah. Organisasi Oposisi Spanyol secara keseluruhan benar-benar terkejut karena kedua kelompok ini sampai sekarang tidak mampu memformulasikan dasar prinsip dari pertentangan mereka.
Di atas pondasi ideologi mereka sekarang ini, seksi Spanyol tidak akan dapat berkembang lebih jauh. Dibutuhkan sebuah usaha yang panjang dan sistematis untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah terjadi dan membentuk sebuah organisasi yang teguh dalam prinsip dan terorganisir secara revolusioner. Untuk memenuhi ini, pra-konferensi ini mengusulkan kebijakan-kebijakan berikut ini:
a. Semua dokumen-dokumen internasional yang penting mengenai masalah-masalah yang diperdebatkan harus diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol dan dikirim ke semua anggota seksi Spanyol. Penyembunyian fakta harus dihentikan. Yang dimaksud di sini merujuk terutama pada kasus Mill, dimana para pemimpin seksi Spanyol tidak hanya mendukung seorang yang jelas-jelas tidak berprinsip, tetapi bahkan sekarang, untuk membela kesalahan-kesalahan yang telah mereka buat, mereka menebarkan tuduhan-tuduhan yang tidak pantas mengenai Oposisi Internasional.
b. Kedua kelompok yang bertentangan di dalam Komite Pusat seksi Spanyol harus menolak perpecahan tak berprinsip. Mereka harus memastikan diskusi berlangsung melalui jalur-jalur normal dan semua anggota organisasi dapat berpartisipasi tanpa pengecualian.
c. Diskusi internal harus dilaksanakan di sebuah buletin internal, dengan staf editorial yang menjamin netralitas terhadap kedua kelompok yang bertentangan ini.
d. Semua prinsip-prinsip Oposisi Kiri Internasional harus diagendakan. Simpati, antipati, dan tuduhan-tuduhan pribadi tidak boleh menggantikan pengambilan posisi politik yang jelas.
e. Diskusi menyeluruh harus mempersiapka jalan untuk sebuah konferensi nasional yang baru.
Pra-konferensini ini memutuskan agar Sekretariat Internasional mengikuti perkembangan internal seksi Spanyol dengan seksama, untuk membantu mereka menjalankan kebijakan-kebijakan tersebut di atas dan kebijakan-kebijakan lainnya yang sesuai dengan tugas-tugas dan metode-metode Oposisi Kiri.
Mengenai Krisis Seksi Jerman
Pra-konferensi ini menyatakan bahwa, kendati situasi yang benar-benar baik dan posisi awal yang tepat, seksi Jerman belum menggunakan semua peluang yang terbuka baginya. Krisis yang berhubungan dengan kapitulasi Well dan yang lainnya menunjukkan bahwa kader-kader Oposisi Jerman membutuhkan perbaikan yang serius. Sementara mayoritas anggota organisasi, setelah mendengar informasi mengenai krisis ini, segera mengambil sikap yang tepat terhadap kliknya Well, yang terekspresikan dalam kata “Keluar!”, kepemimpinan dan staf editorial seksi Jerman di pihak yang lain menunjukkan keraguan dan kehilangan waktu, dan gagal menyediakan informasi yang memadai kepada organisasi lokal mereka dan seksi-seksi di luar Jerman. Dengan metode seperti ini dari pihak kepemimpinan, organisasi revolusioner ini tidak akan dapat menang. Kaum Bolshevik-Leninis ditindas bukan hanya oleh semua kekuatan orde lama, termasuk Sosial Demokrasi, tetapi juga oleh birokrasi Stalinis. Oposisi Kiri dapat membuat jalan ke massa hanya dengan semangat yang besar, dedikasi absolut terhadap ide-idenya, dan kesiapan untuk mempertahankan panjinya sampai akhir. Mentolerir di dalam jajaran kepemimpinan mereka-mereka yang ragu, pasif, letih, dan ingin menyerah adalah jelas-jelas sebuah kejahatan yang besar. Di dalam kepemimpinan, kita harus memastikan dominasi buruh-buruh revolusioner yang terikat dekat dengan massa dan dipenuhi dengan kesadaran akan tugas besar yang telah diletakkan oleh sejarah di pundak Oposisi Kiri. Konferensi Oposisi Jerman yang semakin dekat ini harus dilaksanakan dengan cara pandang ini.


Catatan:
[1] Koumintang adalah partai borjuis nasionalis Cina. Partai ini memerintah Cina dari tahun 1928 hingga 1949 dan kemudian memerintah Taiwan di bawah Chiang Kai-shek dan penerusnya hingga abad ke-20. Pada awal tahun 1920an, Partai Komunis Tiongkok bekerja sama dengan Koumintang dalam sebuah front untuk melawan feodalisme dan imperialisme. Namun Komintern di bawah Stalin mengikat kaki dan tangan PKT dalam aliansi ini, bahkan ketika sudah jelas bahwa Koumintang akan mengkhianati PKT. Kebijakan front nasional Stalin ini akhirnya menyebabkan kekalahan Revolusi Tiongkok pada tahun 1927 yang berujung pada pembantaian kaum komunis Tiongkok dan memaksa PKT lari ke bawah tanah. Kekalahan telak ini menjadi awal dari taktik gerilya Maois.
[2] Banyak kaum intelektual dan artisan borjuis kecil di manca negara yang secara buta membela Uni Soviet dan menebar puji sanjung pada birokrasi Stalinis, dan sama sekali menghiraukan masalah-masalah pelik yang dihadapi oleh Uni Soviet yang dapat meruntuhkannya. Trotsky menyebut orang-orang seperti itu “Para Sahabat Uni Soviet”.
[3] Pierre Monatte (1881-1960) dan Robert Louzon (1882-1976) adalah kaum sindikalis yang sempat menjadi anggota Partai Komunis Prancis pada tahun 1920an. Mereka kemudian meninggalkan partai tersebut dan membentuk Revolution Proletarienne pada tahun 1924 dan Liga Sindikalis pada tahun 1926. Trotsky berpolemik dengan mereka mengenai masalah serikat buruh.
[4] Oposisi Kanan adalah faksi di Uni Soviet yang dipimpin oleh Bukharin, Rykov, dan Tomsky. Pada awalnya, mereka beraliansi dengan faksi Stalin dalam melawan Oposisi Kiri. Kebijakan utama mereka adalah kebijakan industrialisasi tempo “kura-kura” dan kebijakan memperkaya kaum Kulak. Trotsky menentang ini dan mengusulkan kebijakan industrialisasi cepat dengan rencana lima-tahun. Setelah kegagalan ekonomi akibat kebijakan Oposisi Kanan, Stalin lalu banting stir dan mengadopsi kebijakan industrialisasi dengan rencana lima-tahun, yakni kebijakan Trotsky dan Oposisi Kiri pada awalnya. Namun kebijakan rencana lima tahun ini dilakukan oleh faksi Stalin dengan cara yang birokratis dan administratif sehingga pencapaiannya tidak semaksimal yang seharusnya bisa tercapai.
[5] Heinrich Blander (1881-1967) adalah pemimpin dan pembentuk Partai Komunis Jerman. Dia memimpin Partai Komunis Jerman saat pemberontakan 1921 dan 1923 yang menemui kegagalan. Pada tahun 1928 dia dan ratusan pengikutnya dipecat dari partai dan Komintern karena berseberangan dengan Stalin. Dia lalu membentuk Partai Komunis Jerman Oposisi, yang lalu dikenal sebagai seksi Jerman dari Oposisi Kanan. Dia bersekutu dengan Bukharin.
[6] Pada bulan Mei 1925, sebuah blok dibentuk antara serikat-serikat buruh Soviet dan Dewan Umum Kongress Serikat Buruh Inggris (TUC)
[7] Teori partai dua-kelas buruh dan tani adalah teori yang diciptakan oleh Stalin untuk membenarkan kebijakannya dalam mendukung Koumintang dan partai-partai borjuis lainnya di Asia.
[8] Kongres Amsterdam adalah sebuah Konferensi Anti-Perang di Amsterdam yang diselenggarakan oleh kaum pasifis liberal pada tahun 1932, yang didukung oleh Komintern dan Stalin. Leon Trotsky mengkritik konferensi pasifis liberal ini karena mereka tidak membedakan antara perang imperialis dan perang revolusioner, dan mengkritik Stalin yang semakin menjauhkan kaum buruh dari metode perjuangan kelas dalam melawan perang imperialis.
[9] Kaum Stalinis Jerman mengembangkan kebijakan “pembebasan nasional” untuk bersaing dengan Nazi yang menggunakan sentimen-sentimen nasionalisme Jerman dalam menentang perjanjian Versailles.
[10] Serikat buruh Merah adalah serikat buruh yang dibentuk oleh kaum Stalinis sebagai tandingan dari serikat buruh reformis. Kebijakan sektarian ini justru memisahkan buruh komunis dari buruh reformis atau sosial demokrat.
[11] Kaum Stalinis menyatakan bahwa mereka setuju dengan taktik front persatuan antara organisasi komunis dengan organisasi reformis dengan kondisi ini harus dilakukan “hanya dari bawah”, yakni bahwa front ini harus dibentuk hanya dengan anggota-anggota bawahan dan tanpa menghiraukan para pemimpin reformis. Menurut Trotsky, taktik ini bersifat sektarian dan tidak mempertimbangkan tingkat kesadaran para buruh reformis.
[12] Teori sosial fasisme adalah teori yang dikembangkan oleh kaum Stalinis pada tahun 1930an yang mengatakan bahwa sosial demokrasi adalah varian darri fasisme, bahwa sosial demokrasi dan fasisme adalah kembar siam. Dengan teori ini, kaum komunis Jerman menolak bekerja sama sama sekali dengan buruh-buruh reformis atau sosial demokrat dalam perjuangan melawan Hitler. Ini akhirnya menyebabkan kemenangan fasisme di Jerman. Setelah kesalahan ini, teori sosial fasisme dicampakkan tanpa penjelasan mengapa dan lalu kaum Stalinis membanting stir mengadopsi teori front popular yang oportunis.
[13] Rejim plebisit adalah sebuah rejim dimana para pemilih hanya diberi dua pilihan tanpa bisa mengajukan proposal untuk pilihan alternatif. Di dalam rejim ini, dua pilihan tersebut sudah disetel oleh penguasa dan tidak ada diskusi atau debat demokratis.
[14] Thermidor adalah istilah yang digunakan Trotsky untuk kaum birokrasi Soviet yang telah mengkhianati Revolusi Oktober. Secara lebih umum, Thermidor menandai epos dimana rakyat mulai letih dan elemen-elemen yang lebih konservatif dan birokratis mengambil alih kendali revolusi. Istilah ini diambil dari konter-revolusi yang terjadi menyusul Revolusi Prancis 1789. Pada tanggal 27 Juli 1794 (Thermidor ke-9), pemerintahan Jacobin yang revolusioner digulingkan oleh elemen-elemen yang lebih konservatif, dan ini berakhir dengan perebutan kekuasaan oleh Napoleon Bonaparte pada tanggal 19 November 1799. Napoleon menproklamirkan dirinya sebagai Kaisar seumur hidup dan mengubur hampir semua pencapaian Revolusi Prancis.
sumber:http://www.marxists.org/indonesia/archive/trotsky/1932-TugasOposisi.htm

No comments:

Post a Comment