Organisasi Birokrasi ( bureaucratic organization),adalah
sebuah pendekatan sistematis yang dikembangkan di Eropa yang memandang
organisasi sebagai suatu keseluruhan sebuah subbidang dalam prespektif
klasik. Max Weber (1864-1920), seorang ahli teori dari jerman,
memperkenalkan hamper semua konsep dari organisasi birokrasi.
Selama akhir tahun 1800-an, banyak organisasi eropa
dikelolah dengan dasar “personal”, seperti usaha keluarga. Para karyawan
cenderung setia pada seorang individu dari pada terhadap organisasi atau misinya.
Konsekuensi disfungsional dari prraktik manajemen ini adalah sumber-sumber daya
lebih digunakan untuk mewujudkan keinginan individu dari pada tujuan
organisasi. Dampaknya, para karyawan memiliki organisasi dan lebih menggunakan
sumber-sumber daya untuk keuntungan mereka sendiri daripada melayani para
pelanggan. Weber memimpikan organisasi yang akan dikelolah atas dasar yang
rasional dan tidak bersifat pribadi. Bentuk organisas ini disebut Birokrasi.
Enam karakteristik dari birokrasi seperti yang dispesifikasikan
oleh Weber
Elemen-elemen Birokrasi menurut Weber
- Tenaga kerja dibagi dengan definisi yang jelas menurut wewenang dan tanggung jawab yang dilegitimasi sebagai tugas-tugas resmi
- Posisi-posisi organisasi menurut sebuah hirarki wewenang, dan setiap posisi berada dibawah wewenang posisi yang lebih tinggi
- Semua personel diseleksi dan dipromosikan berdasarkan kualifikasi teknis, yang dimulai berdasarkan pelatihan dan pengalaman
- Tindakana-tindakan dan keputusan administrative dicatat secara tertulis, pencatanan memberikan ingatan dan kelangsungan hidup organisasi sejalan dengan waktu
- Manajemen terpisah dari kepemilikan organisasi
- Para manajer tergantung pada peraturan dan prosedur yang akan memastikan perilaku yang dapat dipercaya dan dapat diramalkan. Peraturan-peraturan tidak bersifat pribadi dan berlaku untuk semua karyawan
Weber percaya bahwa sebuah organisasi yang
didasarkan atas wewenang rasional akan lebih efisien dan dapat beradaptasi
dengan perubahan, karena kelangsungan lebih berhubungan dengan struktur dan
posisi formal dari pada sesorang tertentu, yang mungkin akan pergi atau mati.
Bagi Weber, rasionalitas dalam organisasi berarti seleksi
karyawan dan promosi didasarkan pada kemampuan, dan bukan “ siapa yang
Anda kenal “. Organsisasi bergantung pada peraturan dan catatan-catatan
tertulis untuk kelangsungan hidupnya. Manajer tergantung bukan pada
kepribadiannya untuk memberikan perintah dengan sukses, namun pada kekuasaan
legal yang ditanam dalam posisi manajerial.
Konsep Tentang Birokrasi
Ciri-ciri pokok dari struktur birokrasi menurut Weber adalah
sbb:
- “Kegiatan sehari-hari yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi didistribusikan melalui cara yang telah ditentukan, dan dianggap sebagai tugas-tugas resmi.” Pembagian tugas secara tegas memungkinkan untuk mempekerjakan hanya ahli-ahli dengan kekhususan tertentu pada jabatan-jabatan tertentu dan membuat mereka bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas masing-masing secara efektif.
- “pengorganisasian kantor mengikuti prinsip hirarkis; yaitu bahwa unit yang lebih rendah dalam sebuah kantor berada dibawah pengawasan dan pembinaan unti yang lebih tinggi.” Setiap pejabat yang berada dalam hierarkhi administrasi ini dipercayai oleh atasan-atasannya untuk bertanggung jawab atas semua keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bawahannya maupun dirinya sendiri.
- Pelaksanaan tugas diatur oleh suatu “system peraturan-peraturan abstrak yang konsisten…[dan] mencakup juga penetapan aturan-aturan ini didalam kasus-kasus tertentu.” Sistem pedoman-pedoman ini dirancang untuk menjamin adanya keseragaman dalam pelaksanaan setiap tugas (terlepas dari berapapun banyaknya pegawai yang terlibat didalamnya) dan untuk mengorganisasikan tugas-tugas yang beraneka ragam.
- “seorang pejabat yang ideal melaksanakan tugas-tugasnya…[dengan] semangat ‘sine ira et studio’(formal dan tidak bersifat pribadi), tanpa perasaan-perasaan dendam atau napsu dan oleh karena itu tanpa perasaan kasih saying atau antusiasme.” Agar pedoman-pedoman yang rasional bias mempengaruhi jalannya pelaksanaan tugas tanpa dicampuri hal-hal yang bersifat pendirian pribadi, maka didalam organisasi (terutama dalam menghadapi klien-klien) seseorang harus menampilkan pendekatan yang tidak mempunyai ikatan.
- Pekerjaan dalam suatu organisasi birokratis didasarkan pada kualifikasi teknis dan dilindungi dari kemungkinan pemecatan oleh sepihak. “pekerjaan dalam suatu organisasi birokratis mencakup dari suatu jenjang karir serta terdapat suatu ‘sistem kenaikan pangkat’ yang didasarkan atas senioritas atau prestasi maupun gabungan antara keduanya.”
- “Pengamalan, secara universal cenderung mengungkapkan bahwa tipe organisasi administrative yang murni berciri birokratis…dilihat dari sudut pandang yang semata-mata bersifat teknis, mampu mencapai tingkat efisiensi yang tinggi.”
Kritik-Kritik yang Terlontar Mempersoalkan Birokrasi Weber
- Tipe ideal yang imaginer tidak membantu kita memahami struktur-struktur birokrasi dalam bentuknya yang konkret. Dimaksudkan sebagai pedoman bagi penelitian empiris, jadi bukan sebagai substitusinya. Dengan cara menunjukkan cirri-ciri birokrasi dalam bentuknya yang asli, peneliti diarahkan pada aspek-aspek birokrasi yang harus ia selidiki dalam rangka menentukan jangkauan luas dari birokratisasinya. Birokrasi tipe ideal seperti yang diungkapkan oleh Weber bukan semata-mata merupakan suatu kerangka konseptual. Selain itu juga tidak hanya mencakup definisi dari konsep-konsep tetapi juga generalisasi-generalisasi yang implisit mengenai pola-pola hubungan diantara mereka, dan secara khusus hipotesis bahwa beranekaragam ciri khas birokratis meningkatkan efisiensi administratif.
- Keputusan Weber untuk hanya membahas organisasi formal birokrasi yang benar-benar murni membuktikan bahwa hal yang menyimpang dari persyaratan-persyaratan formal ini adalah idiosyncratic, dan bukan hal yang menjadii perhatia dari mahasiswa yang mendalami organisasi.
- Hubungan-hubungan informal dan praktek-praktek tidak resmi berkembang diantara para anggota birokrasi dan mempunyai suatu bentuk yang terorganisasi tanpa mendapat sanksi secara resmi. “Organisasi informal adalah penting bagi terlaksananya tugas-tugas organisasi formal.”
- Pendekatan Weber juga menunjukkan bahwa suatu penyimpangan dari struktur formal akan berpengaruh terhadap efisiensi administrasi. Oleh karena yang dianggap tipe idealnya biasanya adalah organisasi yang efiasiennya sempurna, maka semua hal yang berlainan dengan organisasi itu dapat saja mengganggu efisiensi. Namun, ada sejumlah bukti yang menunjukkan hal yang sebaliknya; hubungan sosial dan praktek-praktek yang tidak resmi seringkali sangat berarti bagi efisiensi pekerjaan.
Max Weber tidak menciptakan birokrasi, melainkan menciptakan
konsepsi. Konsepsi yang Max Weber ciptakan itu untuk menjawab kecenderungan
sifat manusia dalam hidup bermasyarakat. Manusia mempunyai kecenderungan
mengumpul sesamanya. Jika telah terjadi kumpulan orang-orang itu, pasti mereka
berusaha menciptakan kerja. Kumpulan orang yang bermasyarakat tadi yang
berusaha untuk mencapai tujuan tertentu dinamakan organisasi. Kalau kumpulan
mereka tidak tidak diatur kerja mereka bisa acak-acakan, semrawut, kacau, tidak
rasional dan tidak efisien. Prinsip itu dirancang secara umum untuk
masyarakat luas.
Kramel berpendapat bahwa model yang dikemukakan weber suatu ideal
tipe. Suatu ideal tipe merupakan konstruksi metodologi yang berusaha untuk
mengkonsepsialisasikan bentuk yang murni atau ideal dari gejala-gejala yang
ingin digeneralisasikan. Walaupun seseorang mampu memahami berbagai macam sifat
yang dapat menjelaskan berbagai gambaran ideal dari suatu gejala semisal
birokrasi ini, ia tidak akan mampu menjumpai semua sifat-sifat tersebut dalam
bentuk aslinya, muncul pada setiap susunan birokrasi tertentu yang
dipelajarinya. Ideal tipe bukan suatu subjek yang dibuktikan kebenarannya atau
ketidakbenarannya oleh pembuktian empiris. Ia harus menciptakan suatu patokan
yang dapat diterapkan pada kasus-kasus tertentu. Oleh karena itu, susunan
birokrasi weber yang asli tidak akan terjadi di dalam dunia kenyataan. Akan
tetapi, pengelompokan sifat-sifat yang dikemukakan oleh Weber merupakan
kontribusinya yang hippotetis terhadap efektivitas dan rasionalitas organisasi.
Pendapat yang dikemukakan Kramel bertentangan dengan pendapat Weber. Karena
Weber mengemukakan bahwa konsepsinya bisa diterapkan disembarang masyarakat dan
sembarang organisasi serta tidak mengenal bentuk organisasi yang khusus atau spesifik
pada masyarakat tertentu. Setiap organisasi fungsinya diatur sebagai berikut :
- Harus ada prinsip kepastian dan hal-hal kedinasan harus diatur berdasarkan hukum.
- Ditterapkannya sistim Tata Jenjang dalam kedinasan. Prinsip ini mengandung makna bahwa ada tatanan di tingkat atas, ada pula tatanan tingkat bawah. Yang ada di tingkat atas berwenang mengawasi dan mengendalikan tingkat di bawahnya.
- Manajemen yang modern haruslah didasarkan pada dokumen-dokumen yang tertulis, yang aslinya tersimpan tahan lama dan dalam bentuk yang kuat. Oleh karena itu harus satuan organisasi dan pegawai yang bertugas itu.
- Spesialisasi dalam manajemen atau organisasi harus didukung oleh keahlian yang terlatih.
- Hubungan kerja diantara orang-orang dalam organisasi didasarkan atas prinsip impersonal.
Daftar Pustaka:
Peter M. Blau, Marshall W. Meyer. Birokrasi dalam
Masyarakat Modern. Edisi ke-2. Jakarta; Universitas Indonesia Press, 1987.
Soekanto, Soerjono. Konsep-Konsep Dasar dalam
Sosiologi. Edisi ke-1. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 1985.
Thoha, Miftah. Perspektif Perilaku Birokorasi :
Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta : Rajawali Press,
1987.
No comments:
Post a Comment