Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin
ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok
dalam suatu organisasi serta
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi).[1] Perilaku organisasi juga
dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah
bidang telaah akademik khusus yang mempelajariorganisasi, dengan memanfaatkan metode-metode
dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait
dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.
Daftar isi
|
[sunting]Tinjauan umum
Studi organisasi adalah
telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu
sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang
ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model
dari faktor-faktor ini.
Seperti halnya dengan semua
ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan,
dan menjelaskan.
Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian
terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang
berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri)
kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa.
Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan
penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan
kerja.
[sunting]Sejarah
Meskipun studi ini
menelusuri akarnya kepada Max Weber dan
para pakar yang sebelumnya, studi organisasi biasanya dianggap baru dimulai
sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen
ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang
mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa
rasionalisasi terhadap organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi tentang
gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai
sistem kompensasi pun dilakukan.
Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi
bergeser kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi
memengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang didorong oleh penemuan
tentang Dampak
Hawthorne. Gerakan hubungan antar manusia ini lebih
terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan
individu di dalam organisasi.
Para pakar terkemuka pada
tahap awal ini mencakup:
Perang Dunia II menghasilkan pergeseran
lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan logistik besar-besaran dan penelitian
operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem
dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi.
Pada tahun 1960-an dan
1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh psikologi sosial dan tekanan dalam studi
akademiknya dipusatkan pada penelitian
kuantitatif.
Sejak tahun 1980-an,
penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi bagian
yang penting dari studi ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi
makin diterima, dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologi dan sosiologi.
[sunting]Keadaan bidang studi ini sekarang
Perilaku organisasi saat
ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada
umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas
yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat
berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti Peter Drucker dan Peter
Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis.
Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang
dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama
secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikritik sebagai
suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis
(lihat Studi Manajemen Kritis)
[sunting]Tantangan Bisnis yang akan datang
1. Masalah: Meningkatnya
produktivitas tenaga kerja. Tantangan bisnis ke depan adalah bagaimana
menciptakan keunggulan bersaing dan mempertahankan kesinambungan bisnis
sehingga tuntutan peningkatan produktivitas kerja menjadi suatu keharusan.
Upaya peningkatan produktivitas kerja diantaranya melalui perubahan perilaku.
2. Peningkatan keahlian tenaga
kerja. Keahlian dinyatakan dalam 3 bentuk: keahlian berkonsep, keahlian teknis
dan keahlian teknologi.
3. Menurunnya tingkat
kesetiaan karyawan
4. Respon atas era globalisasi
(hilangnya batas waktu dan ruang), yakni globalisasi ekonomi dan globalisasi
perusahaan.
5. Budaya keanekaragaman
tenaga kerja.
6. Munculnya peniru temporer,
yakni terdapat pergantian karena adanya persaingan sehingga daur hidup produk
semakin singkat. Untuk itu produk yang jenuh membutuhkan inovasi-inovasi, salah
satunya dengan cara menaikkan tingkat ketrampilan.
7. Peningkatan kualitas
pelayanan, produk, dan layanan purna jual.
8. Tuntutan dalam beretika
bisnis.
No comments:
Post a Comment