Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Inisiasi adalah
sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan
(menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek.Proyek adalah
sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya
dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali
juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang
spesifik dan unik,[1] dan
pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang
mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan
sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi)[2],
dimana Operasi-Produksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan
aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin semi permanen untuk
menghasilkan produk atau layanan (jasa/servis).
Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua sistem ini sering berbeda, dengan
kemampuan teknis dan keputusan manajemen strategis yang spesifik.
Tantangan utama
sebuah proyek adalah
mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan menyadari adanya
batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. [3] Pada
umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran pekerjaan.
Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau
"tiga batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan
martabat individu dalam menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian
berkembang dengan ditambahkan dengan batasan keempat yaitu faktor keselamatan.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengoptimasikan dan pengalokasian semua sumber daya dan
mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditentukan.
Sejarah
Tidak ditemukan
sumber yang pasti mengenai bagaimana sejarah manajemen proyek yang sebenarnya.
Namun, bukti terhadap diimplementasikannya ilmu manajemen proyek sudah ada
sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya piramid
raksasa di kota Mesir. Piramida yang secara umum merupakan sebuah bangunan
yang berfungsi sebagai makam raja-raja dan juga sebagai sarana tempat
peribadahan, merupakan bukti yang paling menakjubkan dari penerapan ilmu
manajemen proyek pada masa lalu. Pembangunan piramid yang tidak dilakukan
sembarangan membuktikan bahwa desain dari setiap sudut bangunan diperhitungkan
dengan sangat teliti. Hampir setiap piramid dibangun dengan memperhitungkan
jarak piramid dengan matahari, karena matahari merupakan elemen terpenting bagi
kehidupan masyarakat kuno. Pembangunan piramid ini tidak mungkin dapat
terlaksana jika tidak ada orang yang melakukan perencanaan, pengorganisasian
dan menggerakkan para pekerja serta melakukan pengontrolan dalam
pembangunannya. Dan sejarah pun mencatat bahwa bangsa Indonesia juga mempunyai
catatan gemilang dalam Manajemen Proyek, salah satunya adalah Borobudur yang
dibangun pada kurun waktu antara 760 dan 830 AD pada masa puncak kejayaan
wangsa Syailendra di Jawa Tengah.
Sebagai sebuah
dispilin keilmuan, Manajemen Proyek dikembangkan dari beberapa bidang aplikasi
termasuk didalamnya konstruksi sipil, teknik rekayasa, dan juga aktivitas di
bidang HANKAM (pertahanan-keamanan)[5].
Manajemen Proyek telah diterapkan dari awal perabadan manusia. Di antaranya
misalnya Vitruvius (1 abad SM), Christopher Wren (1632-1723), Thomas Telford
(1757-1834) dan Isambard Kingdom Brunel (1806-1859).[6]
Kemudian baru pada
tahun 1900 an Manajemen Proyek dengan proses sistematiknya diterapkan pada
proyek rekayasa yang kompleks. Dua tokoh yang fenomenal dari manajemen proyek.
Adalah Henry Gantt, disebut ayah dari teknik perencanaan dan kontrol [7],
yang terkenal dengan penggunaan tentang Gantt chart sebagai alat manajemen
proyek;. dan kemudian Henri Fayol untuk ciptaan-Nya dari 5 fungsi manajemen
yang membentuk dasar dari tubuh pengetahuan yang terkait dengan proyek dan
manajemen program [8].
Gantt dan Fayol, keduanya adalah mahasiswa Frederick Winslow Taylor untuk
memperdalam teori manajemen ilmiah. Karyanya adalah pelopor alat manajemen
proyek modern termasuk rincian struktur kerja (WBS - Work Breakdown Structure)
dan alokasi sumber daya.
Tahun 1950 menandai
awal era Manajemen Proyek modern datang bersama-sama dengan bidang Rekayasa
Teknis (Enjinering) sebagai satu kesatuan. Manajemen proyek menjadi dikenal
sebagai suatu disiplin ilmu yang berbeda yang timbul dari disiplin ilmu
manajemen dengan model rekayasa Di Amerika Serikat [9].
Sebelum tahun 1950-an secara garis besar, proyek dikelola dengan menggunakan
Grafik Gantt, sebagai suatu alat dan teknik informal. Pada saat itu, dua model
penjadwalan proyek dengan model matematis sedang dikembangkan. Yang pertama
adalah Metode Jalur Kritis (CPM - Critical Path Method) yang dikembangkan pada
suatu proyek sebagai usaha patungan antara DuPont Corporation dan Remington
Rand Corporation untuk mengelola proyek-proyek pemeliharaan tanaman. Dan yang
kedua adalah "Evaluasi Program dan Tinjauan Teknik" (atau PERT -
Program Evaluation and Review Technique), dikembangkan oleh Booz Allen Hamilton
sebagai bagian dari Angkatan Laut Amerika Serikat (dalam hubungannya dengan
Lockheed Corporation) dalam pengembangan Program rudal kapal selam Polaris;
Perhitungan teknik matematis ini kemudian cepat menyebar ke
perusahaan-perusahaan swasta untuk diterapkan. Dalam waktu yang sama, model
penjadwalan-proyek juga sedang dikembangkan, teknik menghitung biaya proyek,
manajemen biaya, dan ekonomi teknik terus berkembang, dengan kepeloporannya
oleh Hans Lang dan lain-lain.
Pada tahun 1956,
American Association of Cost Engineers (AACE), yang sekarang disebut AACE
Internasional; Asosiasi Internasional untuk ahli Teknik Biaya yang pada awalnya
dibentuk oleh praktisi manajemen proyek dan spesialisasi terkait dengan
perencanaan dan penjadwalan, perkiraan biaya , dan pengenadalian jadwal proyek
(Pengendali Proyek - Project Control). AACE terus bekerja sebagai perintis dan
pada tahun 2006 pertama kali merilis proses yang terintegrasi untuk manajemen
portofolio, program dan proyek (Total Cost Management Framework). AACE
meneawarkan beberapa sertifikasi seperti CCE, PSP dan lain sebagainya.
Pada tahun 1967,
International Project Management Association (IPMA) didirikan di Eropa, sebagai
sebuah federasi dari beberapa asosiasi manajemen proyek nasional. IPMA
memelihara struktur federal hari ini dan sekarang termasuk asosiasi anggota
pada setiap benua kecuali Antartika. IPMA menawarkan Sertifikasi Tingkat Empat
program yang berdasarkan Baseline IPMA Kompetensi (ICB). ICB ini mencakup
kompetensi teknis, kompetensi kontekstual, dan kompetensi perilaku.
Pada tahun 1969,
Project Management Institute (PMI) dibentuk di Amerika Serikat.PMI menerbitkan buku Panduan
yang sering disebut dengan PMBOK Guide (Project Management Body of
Knowledge Guide), yang menggambarkan praktek manajemen proyek yang
umum untuk "hampir semua proyek dan hampir semua waktu". PMI juga
menawarkan beberapa sertifikasi seperti PMP, CAMP dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri
Manajemen Proyek berkembang pada era tahun 1970-1990 an diawali dengan semakin
banyaknya berkembang proyek-proyek infrastruktur yang banyak memerlukan
profesional di bidang Manajemen Proyek. Salah satunya yang berdiri pertama kali
adalah Project Management Institut Chapter Jakarta (yan sekarang disebut PMI -
Indonesia). PMI Indonesia didirikan pada tahun 1996 dan merupakan organisasi yang
didedikasikan untuk meningkatkan, konsolidasi dan penyaluran manajemen proyek
Indonesia dan bekerja untuk pengembangan pengetahuan dan keahlian untuk
kepentingan semua stakeholder. Organisasi ini adalah salah satu cabang dari
Project Management Institute (PMI), sebuah organisasi, nirlaba profesional di
seluruh dunia terkemuka.
Dan pada tanggal 16
Juli 1999 didirikanlah Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) yang
merupakan asosiasi dari para Ahli Manajemen Proyek Indonesia dan didirikan di
Jakarta, sebagai salah satu asosiasi profesi anggota LPKJ. Lembaga IAMPI ini
juga menawarakan sertifikasi yang betaraf nasional di Indonesia.
Dan terakhir adalah
lembaga ITAPPI (Ikatan Tenaga Ahli Pengendali Proyek Indonesia) yang didirikan
pada tahun 2008 dan merupakan organisasi profesional dengan bidang pengendali
proyek (Project Control). lain hal nya dengan yanglain ketika itu,,,,
Proses
Pendekatan mengenai
tahapan proyek secara umum adalah mengidentifikasi urutan langkah yang harus
diselesaikan. Dalam "pendekatan tradisional" ini, lima komponen
perkembangan proyek dapat dibedakan (empat tahap ditambah kontrol) dan ditambah
lagi tahapan penyelesaian proyek, yang dapat juga dapat disebut "Siklus
Kehidupan Proyek" (Project Life Cycle). Secara umum, siklus hidup proyek
merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah
proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek disepakati untuk
dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat lima tahap kegiatan
utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu :
- inisiasi;
- perencanaan dan desain;
- pelaksanaan dan konstruksi;
- pemantauan dan sistem pengendalian;
- penyelesaian.
Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek
merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk
dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan
diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga
didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah
solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi
terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah
ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat
dibentuk.
Tahap Perencanaan dan Desain
Ketika ruang lingkup
proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai
memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun
secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek
berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat
dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance
plan, communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare
review.
Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek dan/atau Konstruksi) Dengan definisi proyek yang jelas dan
terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau
pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara
fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project
plan akan dieksekusi.
Tahap Pemantaun dan sistem Pengendalian
Sementara kegiatan
pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna
memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan
akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables
project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan
supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua
stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan.
Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post
implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat
setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai
pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan dating. Organisasi Proyek
Tahapan ini merupakan tahapan sebuah proyek sebelum kemudian ditutup
(penyelesaian). Namun tidak semua proyek akan melalui setiap tahap, artinya
proyek dapat dihentikan sebelum mereka mencapai penyelesaian. Beberapa proyek
tidak mengikuti perencanaan terstruktur dan / atau proses pemantauan. Beberapa
proyek akan melalui langkah 2, 3 dan 4 beberapa kali.
Banyak industri menggunakan variasi pada tahap-tahapan proyek ini. Sebagai contoh, ketika bekerja pada sebuah perencanaan desain dan konstruksi, proyek biasanya akan melalui tahapan dengan nama yang berbeda-beda seperti pada tahapan Perencanaan dengan nama: Pra-Perencanaan, Desain Konseptual, Desain Skema, Pengembangan Desain, Gambar Konstruksi (atau Dokumen Kontrak), dan/atau Administrasi Konstruksi.
Banyak industri menggunakan variasi pada tahap-tahapan proyek ini. Sebagai contoh, ketika bekerja pada sebuah perencanaan desain dan konstruksi, proyek biasanya akan melalui tahapan dengan nama yang berbeda-beda seperti pada tahapan Perencanaan dengan nama: Pra-Perencanaan, Desain Konseptual, Desain Skema, Pengembangan Desain, Gambar Konstruksi (atau Dokumen Kontrak), dan/atau Administrasi Konstruksi.
Topik yang lain
Manajemen Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi
adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya hanya dilakukan satu kali. Pada
umumnya proyek konstruksi memiliki jangka waktu yang pendek. Didalam rangkaian
kegiatan proyek kontstruksi tersebut, biasanya terdapat suatu proses yang
berfungsi untuk mengolah sumber daya proyek sehingga dapat menjadi suatu hasil
kegiatan yang menghasilkan sebuah bangunan. Adapun proses yang terjadi dalam
rangkaian kegiatan tersebut tentunya akan melibatkan pihak-pihak yang terkait
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan terlibatnya banyak pihak
dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini dapat menyebabkan potensi
terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa proyek konstruksi sebenarnya mengandung konflik yang cukup tinggi juga.
Manajemen Konstruksi
pada umumnya akan meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen
material serta manjemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manajemen
konstruksi, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih
ditekankan. Hal ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20%
dari rencana kerja proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya
pengendalian biaya dan waktu proyek. Adapun fungsi dari manajemen konstruksi
yaitu :
- Sebagai Quality Control sehingga dapat
menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
- Mengantisipasi terjadinya perubahan
kondisi di lapangan yang tidak pasti serta mengatasi kendala terjadinya
keterbatasan waktu pelaksanaan
- Memantau prestasi dan kemajuan proyek
yang telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian,
mingguan dan bulanan
- Hasil evaluasi dapat dijadikan
tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi
di lapangan
- Fungsi manajerial dari manajemen
merupakan sebuah sistem informasi yang baik yang dapat digunakan untuk
menganalisis performa dilapangan
Manajemen Waktu Proyek
Manajemen waktu
proyek merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer
proyek. Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer proyek untuk memantau dan
mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan sebuah proyek. Dengan
menerapkan manajemen waktu proyek, seorang manajer proyek dapat mengontrol
jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim proyek untuk membangun deliverables
proyek sehingga memperbesar kemungkinan sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Terdapat beberapa proses yang perlu
dilakukankan seorang manajer proyek dalam mengendalikan waktu proyek
yaitu : 1. Mendefinisikan aktivitas proyek. Merupakan sebuah proses untuk
mendefinisikan setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
2. Urutan aktivitas proyek. Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mendokumentasikan hubungan antara tiap-tiap aktivitas proyek. 3. Estimasi
aktivitas sumber daya proyek. Estimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan
untuk melakukan estimasi terhadap penggunaan sumber daya proyek. 4. Estimasi
durasi kegiatan proyek. Proses ini diperlukan untuk menentukan berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek. 5. Membuat jadwal proyek.
Setelah seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya proyek terdefinisi dengan
jelas, maka seorang manager proyek akan membuat jadwal proyek. Jadwal proyek
ini nantinya dapat digunakan untu menggambarkan secara rinci mengenai seluruh
aktivitas proyek dari awal pengerjaan proyek hingga proyek diselesaikan. 6.
Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyek. Saat kegiatan proyek mulai
berjalan, maka pengendalian dan pengontrolan jadwal proyek perlu dilakukan. Hal
ini diperlukan untuk memastikan apakah kegiatan proyek berjalan sesuai dengan
yang telah direncanakan atau tidak. Setiap proses di atas setidaknya terjadi
sekali dalam setiap proyek dan dalam satu atau lebih tahapan proyek.
FWDNJK9QE2EJ
Manajemen Ruang Lingkup Proyek
Salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek handal adalah kemampuan dalam
melakukan manajemen ruang lingkup proyek. Dalam hal ini, seorang manajer proyek
harus mampu memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan dalam proyek
adalah aktivitas yang berhubungan dengan proyek dan aktivitas tersebut telah
memenuhi kebutuhan proyek. Dengan kata lain, manajemen ruang lingkup proyek
memiliki fungsi untuk mendefinisikan serta mengendalikan aktivitas-aktivitas
apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja yang tidak boleh
dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek. Terdapat beberapa proses yang perlu
dilakukan seorang manajer proyek dalam melakukan manajemen ruang lingkup
proyek, yaitu : 1.Perencanaan ruang lingkup proyek. Pada tahap ini,
manajer proyek akan mendokumentasikan bagaimana ruang lingkup proyek akan
didefinisikan, diverifikasi, dikontrol dan menentukan bagaimana WBS akan dibuat
serta merencanakan bagaimana mengendalikan perubahan akan ruang lingkup proyek.
2. Mendefinisikan ruang lingkup proyek. Pada tahap ini, ruang lingkup proyek
akan didefinisikan secara terperinci sebagai landasan untuk pengambilan
keputusan proyek dimasa depan. 3. Membuat Work Breakdown Structure. WBS
merupakan pembagian deliverables proyek berdasarkan kelompok kerja. WBS
dibutuhkan karena pada umumnya dalam sebuah proyek biasanya melibatkan banyak
orang dan deliverables, sehingga sangat penting untuk mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan
tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci lagi. 4. Melakukan
verifikasi ruang lingkup proyek. Tahap ini merupakan tahap dimana final project
scope statement diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi. 5. Melakukan
kontrol terhadap ruang lingkup proyek. Dalam pelaksanaan proyek, tidak jarang
ruang lingkup proyek mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukannya kontrol
terhadap perubahan ruang lingkup proyek. Perubahan yang tidak terkendali, akan
mengakibatkan meluasnya ruang lingkup proyek.
Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Manajer Proyek
Seorang manager
proyek merupakan seorang professional dalam bidang manajemen proyek. Manajer
proyek memiliki tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan dan
penutupan sebuah proyek yang biasanya berkaitan dengan bidang industri
kontruksi, arsitektur, telekomunikasi dan informasi teknologi. Untuk
menghasilkan kinerja yang baik, sebuah proyek harus dimanage dengan baik oleh
manajer proyek yang berkualitas baik serta memiliki kompetensi yang
disyaratkan. Lalu apa saja kompetensi yang dimaksud? Seorang manajer proyek
yang baik harus memiliki kompetensi yang mencakup unsur ilmu pengetahuan
(knowledge), kemampuan (skill) dan sikap (attitude). Ketiga unsur ini merupakan
salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan proyek. Sebuah proyek
akan dinyatakan berhasil apabila proyek dapat diselesaikan sesuai dengan waktu,
ruang lingkup dan biaya yang telah direncanakan. Manajer proyek merupakan
individu yang paling menentukan keberhasilan / kegalan proyek. Karena dalam hal
ini manajer proyek adalah orang yang memegang peranan penting dalam
mengintegrasikan, mengkoordinasikan semua sumber daya yang dimiliki dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas kenberhasilan dalam pencapaian sasaran proyek.
Untuk menjadi manajer proyek yang baik, terdapat 9 ilmu yang harus dikuasai.
Adapun ke sembilan ilmu yang dimaksud antara lain :
- Manajemen Ruang Lingkup;
- Manajemen Waktu;
- Manajemen Biaya;
- Manajemen Kualitas;
- Manajemen Sumber Daya Manusia;
- Manajemen Pengadaan;
- Manajemen Komunikasi;
- Manajemen Resiko;
- Manajemen Integrasi.
Seorang manajer
proyek yang baik juga harus mempersiapkan dan melengkapi kemampuan diri sendiri
yang bisa diperoleh melalui kursus manajemen proyek. Adapun panduan referensi
standart internasional yang kerap dipergunakan dalam bidang manajemen proyek
adalam PMBOK (Project Management Body Of Knowledge). Setelah seorang manajer
proyek dirasa cukup menguasai bidang pekerjaan yang sedang dijalani, maka
disarankan untuk dapat mengambil sertifikasi manajemen proyek. Mereka yang
berhasil mendapatkan sertifikasi ini akan memperoleh gelar PMP (Project
Management Professional) dibelakang namanya sebagai bukti dimilikinya kemampuan
terkait.
Tipe Organisasi didalam Proyek
Proyek merupakan
suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan
terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri
atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam
mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk
mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas
yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang
efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Secara umum,
terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa digunakan dalam menyelesaikan
suatu proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang dimaksud antara lain :
1. Organisasi Proyek
Fungsional
Dalam organisasi
proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi yang
terdapat dalam suatu organisasi. Organisasi ini biasanya digunakan ketika suatu
bagian fungsional memiliki kepentingan yang lebih dominan dalam penyelesaian
suatu proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi tersebut akan diberikan
wewenang untuk mengkoordinir proyek. Adapun beberapa kelebihan yang terdapat
dalam organisasi proyek ini antara lain proyek dapat diselesaikan dengan
struktur dasar fungsional organisasi induk, memiliki fleksibilitas maksimum
dalam penggunaan staf, adanya pembauran berbagai jenis keahlian bagi tiap-tiap
fungsi serta peningkatan terhadap profesionalisme pada sebuah divisi
fungsional. Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam organisasi proyek
fungsional antara lain proyek biasanya kurang fokus, terdapat kemungkinan
terjadinya kesulitan integrasi antar tiap-tiap fungsi, biasanya membutuhkan
waktu yang lebih lama serta motivasi orang-orang yang terdapat dalam organisasi
menjadi lemah.
2. Organisasi Proyek
Tim Khusus
Dalam organisasi
proyek tim khusus, organisasi akan membentuk tim yang bersifat independen. Tim
ini bisa direkrut dari dalam dan luar organisasi yang akan bekerja sebagai
suatu unit yang terpisah dari organisasi induk. Seorang manajer proyek full
time akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk memimpin tenaga-tenaga ahli
yang terdapat dalam tim. Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam
organisasi proyek tim khusus yakni tim akan terbentuk dengan bagian-bagian yang
lengkap dan memiliki susunan komando tunggal sehingga tim proyek memiliki
wewenang penuh atas sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran proyek, sangat
dimungkinkan ditanggapinya perubahan serta dapat diambil sebuah keputusan
dengan tepat dan cepat karena keputusan tersebut dibuat oleh tim dan tidak
menunda hierarki, status tim yang mandiri akan menumbuhkan identitas dan
komitmen anggotanya untuk menyelesaikan proyek dengan baik, jalur komunikasi
dan arus kegiatan menjadi lebih singkat, mempermudah koordinasi maupun
integrasi personel serta orientasi tim akan lebih kuat kepada kepentingan
penyelesaian proyek. Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemukan dalam
organisasi proyek ini adalah biaya proyek menjadi besar karena kurang efisien
dalam membagi dan memecahkan masalah dalam penggunaan sumber daya, terdapat
kecendrungan terjadinya perpecahan antara tim proyek dengan organisasi induk
serta proses transisi anggota tim proyek untuk kembali ke fungsi semula jika
proyek telah selesai akan terasa sulit karena telah meninggalkan departemen
fungsionalnya dalam waktu yang lama.
3. Organisasi Proyek
Matriks
Organisasi proyek
matriks merupakan suatu organisasi proyek yang melekat pada divisi fungsional
suatu organisasi induk. Pada dasarnya organisasi ini merupakan penggabungan
kelebihan yang terdapat dalam organisasi fungsional dan organisasi proyek
khusus. Beberapa kelebihan yang terdapat dalam bentuk organisasi ini yaitu
manajer proyek bertanggung jawab penuh kepada proyek, permasalahan yang terjadi
dapat segera ditindaklanjuti, lebih efisien karena menggunakan sumber daya
maupun tenaga ahli yang dimiliki pada beberapa proyek sekaligus serta para
personel dapat kembali ke organisasi induk semula apabila proyek telah selesai.
Adapun beberapa kekurangan yang terdapat dalam bentuk organisasi proyek ini
antara lain manajer proyek tidak dapat mengambil keputusan mengenai pelaksanaan
pekerjaan dan kebutuhan personel karena keputusan tersebut merupakan wewenang
dari pada departemen lain, terdapat tingkat ketergantungan yang tinggi antara
proyek dan organisasi lain pendukung proyek serta terdapat dua jalur pelaporan bagi
personel proyek karena personel proyek berada dibahwah komando pimpinan proyek
dan departemen fungsional. 4. Organisasi Proyek Virtual Organisasi proyek
virtual adalah suatu bentuk organisasi proyek yang merupakan aliansi dari
beberapa organisasi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk tertentu.
Struktur kolaborasi ini terdiri dari beberapa organisasi lain yang saling
bekerjasama dan berada disekelilin perusahaan inti. Adapun beberapa kelebihan
yang terdapat dalam susunan organisasi proyek virtual ini antara lain terjadi
pengurangan biaya yang signifikan, cepat beradaptasi dengan pesatnya
perkembangan teknologi serta adanya peningkatan terhadap fleksibilitas usaha.
Sedangkan beberapa kekurangan yang terdapat dalam organisasi ini yakni proses
koordinasi keprofesionalan dari berbagai organisasi yang berbeda dapat menjadi
hambatan, terdapat potensi terjadinya kehilangan kontrol pada proyek serta
terdapat potensi terjadinya konflik interpersonal.
Jenis-jenis Proyek
Proyek merupakan
aktivitas yang bersifat temporer. Dalam pengerjaannya, selalu ada batasan
(time, scope dan budget) yang mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan proyek.
Perubahan terhadap salah satu faktor akan mempengaruhi faktor yang lain.
Seluruh aktivitas yang terdapat pada proyek merupakan sebuah mata rantai yang
dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai
benar-benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaannya semula. Dalam
kehidupan sehari-hari, dapat kita lihat berbagai jenis kegiatan proyek. Jenis-jenis
kegiatan proyek tersebut secara garis besar terkait dengan pengkajian aspek
ekonomi, keuangan, permasalahan lingkungan, desain engineering, marketing,
manufaktur, dan lain-lain. Namun, pada kenyataannya, kita tidak dapat
membagi-bagi proyek pada satu jenis tertentu saja, kerena pada umumnya kegiatan
proyek merupakan kombinasi dari beberapa jenis kegiatan sekaligus. Akan tetapi,
jika ditinjau dari aktivitas yang paling dominan yang dilakukan pada sebuah
proyek, maka kita dapat mengkategorikan proyek sebagai berikut :
1. Proyek Engineering
Kontruksi Dalam kegiatannya, aktivitas yang paling dominan yang dilakukan dalam
proyek ini adalah pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan
konstruksi.
2. Proyek engineering
Manufacture Secara garis besar, kegitan proyek ini meliputi seluruh kegitan
yang bersifat untuk menghasilkan produk baru.
3. Proyek Pelayanan
Manajemen Dalam pengerjaannya, aktivitas utama dalam proyek ini adalah
merancang system informasi manajemen, merancang program efisiensi dan
penghematan, diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan, memberikan
bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibag, merancang strategi untuk
mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat-obat terlarang dan lain-lain.
4. Proyek Penelitian
dan Pengembangan. Adapun aktivitas utama yang dilakukan dalam pelaksanaan
proyek ini meliputi melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk
tertentu.
5. Proyek Kapital
Secara umum, kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya digunakan oleh
sebuah badan usaha atau pemerintah, misalnya pembebasan tanah, penyiapan lahan
dan pembelian material. Berdasarkan penjelasan di atas dapat juga ditarik suatu
kesimpulan yaitu bahwa dalam suatu jenis proyek yang memiliki beberapa
aktivitas sekaligus, maka pembagiannya merupakan kombinasi. Proyek pembuatan
sumur minyak dan gas, jika ditinjau dari segi pembangunannya dapat
dikategorikan sebagai proyek engineering konstruksi. Namun, dari seluruh
tahapan dan biaya yang dibutuhkan pada pelaksanaannya dapat dikategorikan sebagai
proyek capital. 6. Yang kami butuhkan ada 7 tapi yang ada kok 5
Referensi
- ^ *The Definitive Guide to
Project Management. Nokes, Sebastian. 2nd Ed.n. London (Financial
Times / Prentice Hall): 2007. ISBN
978 0 273 71097 4
- ^ Paul C. Dinsmore et al (2005) The
right projects done right! John Wiley and Sons, 2005. ISBN
0-7879-7113-8. p.35 and further.
- ^ Lewis R. Ireland (2006) Project
Management. McGraw-Hill Professional, 2006. ISBN
0-07-147160-X. p.110.
- ^ "Definition of
project management". Diakses pada 24 Juli 2007.
- ^ David I. Cleland, Roland Gareis
(2006). Global project management handbook. "Chapter 1:
"The evolution of project management". McGraw-Hill
Professional, 2006. ISBN
0-07-146045-4
- ^ Dennis Lock (2007) Project
management (9e ed.) Gower Publishing, Ltd., 2007. ISBN
0-566-08772-3
- ^ Martin Stevens (2002). Project
Management Pathways. Association for Project Management. APM
Publishing Limited, 2002 ISBN
1-903494-01-X p.xxii
- ^ Morgen Witzel (2003). Fifty
key figures in management. Routledge, 2003. ISBN
0-415-36977-0. p. 96-101.
- ^ David I. Cleland, Roland Gareis
(2006). Global project management handbook. McGraw-Hill
Professional, 2006. ISBN
0-07-146045-4. p.1-4 states: "It was in the 1950s when
project management was formally recognized as a distinct contribution
arising from the management discipline."
No comments:
Post a Comment