Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah ‘proses payung’ di
mana produk diciptakan
dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply
chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang
rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan
rekan bisnisnya untuk
mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota,
2000, h197)
Tujuan yang hendak
dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang
dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001, h5). Rantai suplai yang terintegrasi
akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai
tersebut.
Pengertian
Manajemen Rantai
Suplai adalah koordinasi dari bahan, informasi dan arus keuangan antara
perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti
seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke
konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai.
- Arus material melibatkan arus produk fisik dari
pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik
dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
- Arus informasi meliputi ramalan
permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini
berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah.
- Arus keuangan meliputi informasi kartu
kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan kepemilikandan
pengiriman. (Kalakota, 2000, h198)
Menurut Turban,
Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:
- Rantai
Suplai Hulu/Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas
dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat
manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada
pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para
penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material
(contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di
dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
- Manajemen
Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
Bagian dari internal
supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang
digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaranorganisasi itu.
Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai
suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan
pengendalian persediaan.
- Segmen
Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment
Downstream (arah
muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk
kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan
pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.
Permasalahan
Manajemen Suplai Rantai
Manajemen suplai
rantai harus memasukan problem dibawah:
- Distribusi Konfigurasi Jaringan:
Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi ( distribution
centre/D.C.), gudang dan pelanggan.
- Strategi Distribusi:
Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang,
strategi menarik atau mendorong, logistik orang
ke tiga.
- Informasi: Sistem terintregasi dan
proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga, termasuk
permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
- Manajemen Inventaris: Kuantitas dan
lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang
jadi.
- Aliran dana: Mengatur syarat
pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas di dalam
rantai suplai.
Eksekusi rantai
suplai ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material, informasi dan dana di
antara rantai suplai tersebut. Alurnya sendiri dua arah.
Aktivitas/Fungsi
Manajemen rantai
suplai ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur
pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang
jadi keluar organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus
dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka harus mengurangi
kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini
meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam
memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari
logistik harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner rantai suplai menuju ke
pembuatan konsep rantai suplai. Tujuan dari manajemen rantai suplai ialah
meningkatkan ke[percayaan dan kolaborasi di antara rekanan rantai suplai, dan
meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan
inventori.
Secara garis besar,
fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan
kapasitas, dan pengembangan rantai suplai.[1]
beberapa model telah
diajukan untuk memahami aktivitas yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan
material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah model manajemen
rantai suplai yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai Suplai. Model
lain ialah SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF).
Aktivitas suplai rantai bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan
operasional.
Strategis
- Optimalisasi jaringan strategis,
termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat distribusi dan fasilitas
- Rekanan strategis dengan
pemasok suplai, distributor, dan pelanggan, membuat jalur komunikasi untuk
informasi amat penting dan peningkatan operasional seperti cross docking,
pengapalan langsung dan logistik orang ketiga
- Rancangan produk yang
terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa diintregasikan secara
optimal ke rantai suplai,manajemen muatan
- Keputusan dimana membuat dan apa yang
dibuat atau beli
- Menghubungkan strategi organisasional
secara keseluruhan dengan strategi pasokan/suplai
Taktis
- Kontrak pengadaan dan keputusan
pengeluaran lainnya
- Pengambilan Keputusan produksi,
termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari inventori
- Pengambilan keputusan inventaris,
termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi proses perencanaan.
- Strategi transportasi, termasuk
frekuensi, rute, dan pengontrakan
- Benchmarking atau
pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan kompetitor dan
implementasi dari cara terbaik diseluruh
perusahaan
- Gaji berdasarkan pencapaian
Operasional
- Produksi harian dan perencanaan
distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai
- Perencanaan produksi untuk setiap
fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke menit)
- Perencanaan permintaan dan prediksi,
mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua konsumen dan membagi
prediksi dengan semua pemasok
- Perencanaan pengadaan, termasuk
inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam kolaborasi
dengan semua pemasok
- Operasi inbound, termasuk transportasi dari
pemasok dan inventaris yang diterima
- Operasi produksi, termasuk konsumsi
material dan aliran barang jadi (finished goods)
- Operasi outbound, termasuk
semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan
- Pemastian perintah, penghitungan ke
semua hal yang berhubungan dengan rantai suplai, termasuk semua pemasok,
fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain
Strukturisasi dan Tiering
Jika dilihat lebih
dekat pada apa yang terjadi dalam kenyataannya, istilah rantai suplai mewakili
sebuah serial sederhana dari hubungan antara komoditas dasar
dan produk akhir. Produk akhir membutuhkan material tambahan kedalam proses
manufaktur.
[sunting]Arus Material
dan Informasi
Tujuan dalam rantai
suplai ialah memastikan material terus mengalir dari sumber ke konsumen akhir.
Bagian-bagian (parts) yang bergerak di dalam rantai suplai haruslah
berjalan secepat mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukan
inventori di satu lokal, arus ini haruslah diatur
sedemikian rupa agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang
teratur. Istilah yang sering digunakan ialah synchronous. (Knill,
1992)
“
|
tujuannya selalu
berlanjut, arus synchronous. Berlanjut artinya tidak ada
interupsi, tidak ada bola yang jatuh, tidak ada akumulasi yang tidak
diperlukan. Dan synchronous berarti semuanya berjalan seperti balet.
Bagian-bagian dan komponen-komponen dikirim tepat waktu, dalam sekuensi yang
seharusnya, sama persis sampai titik yang mereka butuhkan.
|
”
|
Terkadang sangat
susah untuk melihat sifat arus "akhir ke akhir" dalam rantai suplai
yang ada. Efek negatif dari kesulitan ini termasuk penumpukan inventori dan respon tidak
keruan pada permintaan konsumen akhir. Jadi, strategi manajemen membutuhkan
peninjauan yang holistik pada hubungan suplai.
Teknologi informasi memungkinkan pembagian
cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh
rantai suplai ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan,
diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya ialha
mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang akuarasinya
sudah meningkatdapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan
konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan
kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai suplai akan
meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.[3]
Referensi
- Operation Management, John Naylor
- Logistic and Supply Chain, Harrison
No comments:
Post a Comment