Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari PSSI)
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
|
|
Didirikan
|
|
Bergabung dengan FIFA
|
|
Bergabung dengan AFC
|
|
Presiden
|
|
Situs web resmi
|
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, disingkat PSSI,
adalah organisasi induk
yang bertugas mengatur kegiatan olahragasepak bola di Indonesia.
PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan nama awal Persatuan Sepak Raga Seluruh
Indonesia. Ketua umum pertamanya adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo.
PSSI bergabung dengan FIFA pada
tahun 1952,
kemudian dengan AFC pada
tahun 1954.
PSSI menggelar kompetisi Liga
Indonesiasetiap tahunnya, dan sejak tahun 2005, diadakan pula Piala
Indonesia. Ketua Umum PSSI sejak 9 Juli 2011 adalah Djohar Arifin Husin.
Sejarah
Sejarah perkumpulan sepak bola di Indonesia
Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau
sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan
dilaksanakan sore hari. Sebenarnya selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk
Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua
jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo.
Alhasil sepak bola paling disukai karena tidak memerlukan tempat khusus dan
pribumi boleh memainkannya.
Lapangan Singa (Lapangan
Banteng) menjadi saksi di mana orang Belanda sering menggelar pertandingan
panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa lomba). Khusus
untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding.
Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari
bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer,
tapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-bond serupa.
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)
yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch
Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering
mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak
ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong
un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama
wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
Pada 1928 dibentuk Voetbalbond
Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang
dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta
(Persidja)
pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola
Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat
itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi
sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond
(NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie
(NIVU) pada tahun 1936milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB)
punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI)
milik orang Indonesia.[1]
Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G
Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China
dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar
sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia
Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie)
atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI
(Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April
1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang
lama tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya
kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan
bendera NIVU yang diakui FIFA.
Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk Tai
Iku Koi bentukan pemerintahan militer Jepang. Di masa ini, Taiso,
sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan,
olahraga permainan kembali semarak.
Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga
Nasional) diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang
olahraga yang dipertandingkan. Sejalan dengan olahraga permainan, khususnya
sepak bola, yang makin populer di masyarakat, maka kebutuhan akan berbagai
kelengkapan olahraga pun meningkat. Pada tahun 1960-1970-an, pemuda Jakarta
mengenal toko olahraga Siong Fu yang khusus menjual sepatu bola. Produk dari
toko sepatu di Pasar Senen ini jadi andalan sebelum sepatu impor menyerbu
Indonesia. Selain Pasar Senen, toko olahraga di Pasar Baru juga menyediakan
peralatan sepakbola.
Pengaruh Belanda dalam dunia sepak bola di Indonesia adalah
adanya istilah henbal, trekbal (bola kembali), kopbal (sundul bola), losbal
(lepas bola), dan tendangan 12 pas. Istilah beken itu kemudian memudar manakala
demam bola Inggris dimulai sehingga istilah-istilah tersebut berganti dengan
istilah persepakbolaan Inggris. Sementara itu, hingga 1950 masih terdapat
pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van
den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur
pada tahun 1960-an[2].
Sejarah PSSI
PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan
nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang
lahir pada masa penjajahanBelanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik
untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut
saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca
proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas
bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun
tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih
nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang
ikut bergabung.
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan
pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927dan kembali ke tanah air pada
tahun 1928.
Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan
bangunan Belanda, Sizten
en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta.
Di sana beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang
duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi,
didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, beliau kemudian memutuskan
untuk mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang
pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola,
beliau menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah
disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada
tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah
Pemuda). Soeratinmelihat sepak bola sebagai
wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana
untuk menentang Belanda.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan
dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta,
dan Bandung.
Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari
sergapan Polisi Belanda (PID).
Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di
Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische
Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya
dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional.
Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta,
dan Solo yang
dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A.
Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno).
Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak
pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi
Muda Magelang.
Logo lama PSSI.
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah
wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - Bandoengsche
Indonesische Voetbal Bond(Gatot), PSM - Persatuan sepak bola
Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir
Notopratomo), VVB - Vortenlandsche Voetbal BondSolo (Soekarno),
MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische
Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB -Soerabajasche
Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut,
diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari PersatoeanSepak
Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam
kongres PSSI di Solo pada
tahun 1930 menjadi Persatuan
sepak bola Seluruh Indonesiasekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya.
Kontroversi
PSSI pada masa kepemimpinan Nurdin
Halid memiliki beberapa hal yang dianggap kontroversi, antara lain
mudahnya Nurdin Halid memberikan ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin
Halid sebagai Ketua Umum meski dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada
masa pemilihan Ketua Umum tahun 2010, dan reaksi penolakan atas
diselenggarakannya Liga Primer Indonesia.
Kasus korupsi Nurdin Halid
Pada 13 Agustus 2007, Ketua Umum Nurdin Halid divonis dua
tahun penjara akibat tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng.[3] Berdasarkan
standar statuta FIFA,
seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi
sepakbola nasional.[4][5] Karena
alasan tersebut, Nurdin didesak untuk mundur dari berbagai pihak[6][7][8]; Jusuf Kalla (Wakil
Presiden RI saat itu)[9], Ketua KONI[10], dan
bahkan FIFA[9][11][5] menekan
Nurdin untuk mundur. FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI
jika tidak diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum.[12] Akan
tetapi Nurdin bersikeras untuk tidak mundur dari jabatannya sebagai ketua PSSI,
dan tetap menjalankan kepemimpinan PSSI dari balik jeruji penjara.[9][10][13][14] Agar
tidak melanggar statuta PSSI, statuta mengenai ketua umum yang sebelumnya
berbunyi "harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal" (bahasa
Inggris: “They..., must
not have been previously found guilty of a criminal offense....")
diubah dengan menghapuskan kata "pernah" (bahasa
Inggris: "have been
previously") sehingga artinya menjadi "harus tidak sedang
dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal" (bahasa
Inggris: "... must
not found guilty of a criminal offense...").[15][16] Setelah
masa tahanannya selesai, Nurdin kembali menjabat sebagai ketua PSSI.[14][17]
Reaksi atas Liga Primer Indonesia
Pada Oktober 2010, Liga Primer Indonesia yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dideklarasikan di Semarang oleh
Konsorsium dan 17 perwakilan klub.[18] Kompetisi
ini tidak direstui oleh PSSI dan dianggap ilegal.[19] Meski
PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI melawan hukum,[19] organisasi
ini tidak pernah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak merestui LPI, kecuali
menyebut LPI sebagai "kompetisi ecek-ecek",[20] "tarkam",[21] dan
"banci."[22] LPI
akhirnya mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri Pemuda dan
Olahraga Andi Mallarangeng.[23]
Klub anggota yang keluar dari kompetisi PSSI dan mengikuti
Liga Primer Indonesia dikenakan sanksi degradasi[24] dan
tidak diundang dalam Munas PSSI.[25] Padahal
klub-klub tersebut hanya mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia dan bukan
dari keanggotaan PSSI, sehingga masih memiliki hak suara dalam kongres.[26] Selain
itu, menurut Statuta PSSI, penghapusan keanggotaan klub dari PSSI tidak dapat
ditentukan hanya oleh petinggi PSSI, harus melalui kongres dan disetujui
minimal 3/4 anggota yang hadir.[26][27]
Kisruh dan pembentukan komite normalisasi
Kisruh di PSSI semakin menjadi-jadi semenjak munculnya LPI.
Ketua Umum Nurdin Halid melarang segala aktivitas yang dilakukan oleh LPI. Pada
Kongres PSSI tanggal 26 Maret2011 di Pekanbaru, Riau, masalah
kekisruhan di tubuh PSSI seperti disengaja disembunyikan dari publik dengan
cara mengadakan kongres secara tertutup. Kongres tersebut pada akhirnya tidak
berhasil diselenggarakan karena terjadi kekisruhan mengenai hak suara.[28]
Pada 1 April 2011, Komite Darurat FIFA memutuskan untuk
membentuk Komite Normalisasi yang akan mengambil alih kepemimpinan PSSI dari
komite eksekutif di bawah pimpinan Nurdin Halid.[29] Komite
Darurat FIFA menganggap bahwa kepemimpinan PSSI saat ini tidak dapat
mengendalikan sepak bola di Indonesia, terbukti dengan kegagalannya
mengendalikan LPI dan menyelenggarakan kongres. FIFA juga menyatakan bahwa 4
orang calon Ketua Umum PSSI yaitu Nurdin
Halid, Nirwan Bakrie, Arifin
Panigoro, dan George Toisutta tidak dapat mencalonkan diri
sebagai ketua umum sesuai dengan keputusan Komite Banding PSSI tanggal 28 Februari 2011. Selanjutnya, FIFA
mengangkat Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi
PSSI.
Setelah melalui serangkaian kegagalan, termasuk kembali
gagalnya penyelengaraan Kongres tanggal 20 Mei 2011 di Jakarta, akhirnya
dalam Kongres Luar Biasa tanggal 9 Juli 2011 di Solo, Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua
Umum PSSI periode 2011-2015.
Pemecatan Alfred Riedl
Pemecatan dan penunggakan gaji Alfred
Riedl menimbulakan hal yang kontroversial karena pihak PSSI mengaku
bahwa Alfred Riedl dikontrak oleh Nirwan Bakrie dan bukan oleh PSSI akan tetapi
Alfred Riedl membantah hal tersebut dan membawa persoalan ini ke FIFA dan kasus ini
belum terselesaikan.[30]
Kisruh Indonesian Premier League
Setelah berganti kepengurusan Ketua umum PSSI dari Nurdin
Halid ke Djohar Arifin Husin dimulai era kompetisi baru.Dalam pembentukan IPL
banyak masalah yang terjadi karena aturan-aturan yang ditetapkan oleh PSSI.Pembentukan IPL
mendapat tekanan dari 12 klub sepak bola atau kelompok 14 karena kompetisi
berjumlah 24 klub dan 6 klub diantaranya langsung menjadi klub IPL. Namun, PSSI
meyakinkan bahwa untuk memenuhi standard kompetisi profesional AFC, klasemen
musim sebelumnya (musim 2010/2011) dihapuskan. Sebagai gantinya, yang dilihat
adalah poin tertinggi dalam verifikasi tentang profesionalisme klub Indonesia.
Akan tetapi dengan adanya IPL indonesia terhindar dari sangsi AFC. [31]
Kepengurusan
Ketua umum
Saat ini, masa jabatan Ketua Umum PSSI adalah 4 tahun.
Berikut adalah daftar Ketua Umum PSSI:
No
|
Nama
|
Awal jabatan
|
Akhir jabatan
|
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
|||
5
|
|||
6
|
|||
6
|
|||
7
|
|||
8
|
|||
9
|
|||
10
|
|||
11
|
|||
12
|
|||
13
|
|||
*
|
|||
14
|
Petahana (Masa habis 2015)
|
Wakil ketua umum
Komite eksekutif
- Bob Hippy
- Erwin
Dwi Budiawan - (Dipecat dari EXCO)
- La Nyala M. Mattalitti - (Dipecat
dari EXCO)
- Mawardy
Nurdin
- Robertho
Rouw - (Dipecat dari EXCO)
- Sihar
Sitorus
- Tony
Apriliani - (Dipecat dari EXCO)
- Tuty
Dau
- Widodo
Santoso
Keterangan: keempat pejabat tersebut mengundurkan diri dari
jabatannya dan membentuk KPSI pada
tanggal 5 Desember 2011.
Sekretariat jenderal
Saat ini, posisi sekretaris jenderal diisi oleh Saleh Ismail
Mukadar dan Tri Goestoro. Tri Goestoro mengundurkan diri (3/9/2012) dan diganti
oleh Halim Mahfudz.
Wakil Sekretariat jenderal
Saat ini, posisi wakil sekretaris jenderal diisi oleh
Hadiyandra dan Tondo Widodo.
Bendahara Sekretariat jenderal
Saat ini, posisi Bendahara Sekretariat jenderal dijabat oleh
Zulkifli Nurdin Tanjung.
Wakil Bendahara Sekretariat jenderal
Saat ini, posisi Wakil Bendahara Sekretariat jenderal
dijabat oleh Husni Hasibuan.
Referensi
- ^ Mimpi
Manis Piala Dunia 1938, Kompasiana.com
- ^ 'Voetbal'
di Batavia, Kompas.com
- ^ "Nurdin
Halid Divonis Dua Tahun Penjara ", (Antara), 14 September
2007. Diakses pada 9 Desember 2010.
- ^ "Article
32. Composition". Standard Statutes. FIFA.
hlm. 29. Diakses pada 9 Desember 2010. "The members of the
Executive Committee shall be no older than … [age to be completed by the
Association] and no younger than … [age to be completed by the
Association]. They shall have already been active in football, must not
have been previously found guilty of a criminal offence and have
residency within the territory of X."
- ^ a b "PSSI
Harus Harus Hindari Munaslub ", (Okezone), 2 November 2007.
- ^ "Praktisi Olahraga:
Nurdin Halid Harus Mundur Dari PSSI ", (Kapanlagi.com),
19 September 2007.
- ^ "Nurdin
Harus Segera Dicopot ", (Kompas), 26 Maret 2008.
- ^ "Pengda
PSSI DKI Setuju Desak Nurdin Mundur ", (Goal.com),
8 Mei 2008.
- ^ a b c "Nurdin Halid Menolak
Mundur dari PSSI ", (Antara), 2 November
2007.
- ^ a b "Ketua
KONI: PSSI Harus Pilih Ketua Baru ", (Tempo),
2 November 2007.
- ^ "Menegpora
Minta KONI Desak FIFA Soal Status Ketua Umum PSSI ",
(Okezone), 1 November 2007.
- ^ "FIFA
Ancam Jatuhkan Sanksi Kepada PSSI ", (Tempo), 2 November
2007.
- ^ "Nurdin
Halid Menolak Mundur dari PSSI ", (Tempo), 2 November 2007.
- ^ a b "Lindungi
Indonesia dari Godaan Nurdin yang Terkutuk ", (Tribun News), 5 Desember
2010.
- ^ "Soal
Statuta FIFA, Nurdin Punya Kartu Truf ", (Okezone), 31
Maret 2010.
- ^ "Inilah
Rapor Merah Nurdin Halid ", (Goal.com), 7 Maret 2010.
- ^ "Nurdin
Langsung Aktif sebagai Ketua PSSI ", (Okezone), 27 November
2008.
- ^ "Sebanyak
17 Klub Ikuti Deklarasi Liga Primer Indonesia". republika.co.id.
Diakses pada 20 Januari 2011.
- ^ a b "Kompetisi
Di Luar Regulasi PSSI : Ilegal! ", (PSSI), 3 Januari
2011. Diakses pada 7 Januari 2011.
- ^ "PSSI
Sebut LPI Kompetisi Ecek-Ecek ", (Tempointeraktif), 24 Oktober 2010. Diakses pada
7 Januari 2011.
- ^ "PSSI:
"LPI Sama dengan Tarkam" ", (Yahoo! Indonesia),
1 Oktober 2010. Diakses pada 7 Januari 2011.
- ^ "Nugraha:
LPI Kompetisi Banci! ", (Kompas), 30 Desember 2010. Diakses
pada 7 Januari 2011.
- ^ Andreas
Nugroho. "Pemerintah
izinkan Liga Primer ", (BBC Indonesia),
6 Januari 2011. Diakses pada 7 Januari 2011.
- ^ "Ikut
LPI, Tiga Klub Superliga Didegradasi ", (Goal.com), 30
Desember 2010. Diakses pada 7 Januari 2011.
- ^ "Tempointeraktif.Com
- Tiga Klub LPI Tak Diundang ke Kongres PSSI".tempointeraktif.com.
Diakses pada 20 Januari 2011.
- ^ a b "PSM
Tetap Ke Kongres PSSI - Goal.com". goal.com. Diakses
pada 20 Januari 2011.
- ^ "KOMPAS
bola - Bojonegoro, Persema, PSM, dan BOPI". bola.kompas.com.
Diakses pada 20 Januari 2011. ""Dalam Statuta PSSI, Pasal 17
mengenai pemecatan disebutkan: 1. Kongres dapat memecat anggota jika: a.
Anggota tidak memenuhi kewajiban keuangannya kepada PSSI; b. Anggota
secara serius telah melanggar Pedoman Dasar, peraturan-peraturan,
instruksi atau keputusan-keputusan FIFA, AFC, dan PSSI. 2. Pemecatan menjadi
sah apabila kongres dihadiri oleh suara terbanyak mutlak (50 % + 1)
dari anggota yang mempunyai hak suara dan 3/4 (tiga per empat) dari yang
hadir menyetujui pemecatan tersebut. ""
- ^ Kongres
PSSI Pekanbaru Kembali Ricuh
- ^ Normalisation
Committee in Indonesia, FIFA.com, 4 April 2011. Diakses pada 12 April
2011.
- ^ http://bola.vivanews.com/news/read/256112-rapor-merah-100-hari-pssi-era-djohar-arifin
- ^ http://bola.vivanews.com/news/read/256112-rapor-merah-100-hari-pssi-era-djohar-arifin
- ^ Meylan
Fredy Ismawan. "Farid
Rahman Dampingi Djohar Arifin Husin ", (detikSport),
9 Juli 2011. Diakses pada 9 Juli 2011.
- ^ Meylan
Fredy Ismawan. "Sembilan
Anggota Exco PSSI Sudah Terpilih ", (detikSport),
9 Juli 2011. Diakses pada 9 Juli 2011.
- ^ Irvan
Beka. "Daftar
Anggota Komite Eksekutif Terpilih ", (VIVAnews),
9 Juli 2011. Diakses pada 9 Juli 2011.
No comments:
Post a Comment